Kesan dan Pesan

AKBP Adewira : Bertugas di Lumajang Merupakan Sebuah Anugrah

Penulis : lumajangsatu.com -
AKBP Adewira : Bertugas di Lumajang Merupakan Sebuah Anugrah
AKBP Adewira Negara bersama keluarga.

 

Lumajang- Menjelang akhir masa jabatan AKBP Adewira Siregar SIK M,Si diakui bahwasannya bertugas di Lumajang merupakan sebuah anugerah untuk dirinya secara pribadi maupun sebagai anggota Polri. Jabatan sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lumajang merupakan tanggung jawab yang cukup berat karena dirinya harus mampu mengoptimalkan semua sumber daya Polres.

 Tanggung jawab yang dimaksud merupakan tanggung jawab terhadap personel, sarana prasarana serta
anggaran dengan berbagai metode kerja kepolisian agar mampu dalam memelihara keamanan ketetiban masyarakat (Harkamtibmas). Serta, melindungi, mengayomi, melayani, dan penegakan hukum ( Gakkum) yang profesional di wilayah Lumajang.

Memulai tugas di Lumajang dia bersandar pada sebuah teori kriminologi yang dikenal sebagai teori crime triangle yang dipopulerkan oleh Cohen dan Felson (1979) Menurut
keduanya, tindakan kriminal sesungguhnya adalah bagian dari rutinitas masyarakat. Bedanya, tindak kriminal hanya akan terjadi jika seseorang atau sekelompok orang berada pada tiga kondisi berikut (yang kemudian disebut segi tiga kriminal): orang yang termotivasi untuk melakukan kejahatan (motivated offender), target/sasaran yang sesuai (suitable targets) dan kurangnya pengawasan/perlindungan dari pihak berwajib (lack of guardians), karena Lumajang terkenal sebagai wilayah yang sering terjadi kejahatan dengan kekerasan dan pencurian hewan.

Tiga kondisi diatas harus menjadi perhatian utama, penguatan Reaksi Cepat seluruh fungsi Opsnal Polres disertai dengan partisipasi masyarakat untuk mendukung penegakan hukum yang profesional akan mampu mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif di Lumajang

"Berbagai program telah saya luncurkan selama menjabat sebagai Kapolres, namun semua belum
maksimal karena terbatas nya waktu dan pandemi Corona yang melanda," ujar perwira kelahiran Sumatera Utara itu.

Berharap Lumajang menjadi wilayah yang aman dan sejahtera di kemudian hari. Karena sejarah pernah membuktikan bahwa, Kerajaan Lamajang Timur pada dahulu kala pernah menjadi pusat ekonomi dan budaya pada zaman nya namun hilang tak berbekas akibat penghancuran dari dalam negeri sendiri.

"Ini harus menjadi perhatian khusus apabila ingin membangun Lumajang ke depannya lebih baik," pungkas AKBP Adewira mengakhiri obrolannya. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.