Dihadiri 19 Kabupaten/Kota

Kejurprov Bridge Jatim di Lumajang Meriah

Penulis : lumajangsatu.com -
Kejurprov Bridge Jatim di Lumajang Meriah
Peserta dari 19 Kabupaten/Kota se-Jatim mengikuti Kejurprov GABSI Jatim di Lumajang

Lumajang - Pengurus Provinsi (Pengprov) Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Jawa Timur menggelar Kejuaran Provinsi (Kejurprov) di Lumajang. Ratusan tim dari 19 Kabupaten/Kota se-Jatim ikut dalam kejuaraan yang digelar di gedung BKD Lumajang.

"Alhamdulillah, pesertanya sangat antusias," ujar Raf Radiant Agung Sekretaris GABSI Jatim, Minggu (28/11/2021).

Antusias tinggi karena hampir 2 tahun belum pernah kejuaraan Bridge secara offline, semuanya digelar secara online. Kejurprov GABSI di Lumajang merupakan kegiatan offline kedua setelah kegiatan piala pahlawan di Surabaya.

"Hampi 2 tahun tidak ada pertandingan tatap muka ya, sehingga saat bisa digelar offline, maka pesertanya sangat banyak," jelasnya.

Budi Kamulyan, Wakil Ketua KONI Kabupaten Lumajang meyatakan Kejurprov GABSI adalah miniatur Poprov Jatim ke-VII. Dimana, Lumajang menjadi salah satu tuan rumah dan ditempati pertandingan Bridge.

"Ini adalah miniatur Porprov Jatim ke-VII 2022, Lumajang jadi tuan rumah," jelasnya.

Panitia lokal juga belajar dari Kejurprov, agar bisa memberikan pelayanan terbaik bagi peserta. Nantinya, akan ada evaluasi ketika saat Porprov Jatim semuanya bisa berjalan maksimal dan minim keluahan.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).