Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Bang Poer Diwadhuli Konflik Agraria Olah Kades di Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Bang Poer Diwadhuli Konflik Agraria Olah Kades di Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Usai melakukan sosilaisai tentang pentingnya sensus ekonomi di pendopo, H. Muhammad Nur Purnamasidi menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan. Yang menarik, konstituennya adalah puluhan kepala desa dari Lumajang dan Jember.

"Ini adalah sosialisasi empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhenika Tunggal Ika dan NKRI," ujar pria yang akrab dipanggil Bang Poer itu, Sabtu (16/04/2016).

Bang Poer sengaja mengumpukan para kepala desa yang wilayahnya ada konflik dengan perhutani. Sebagai anggota Komisi XI DPR RI, yang membidangi agraria, politisi Golkar itu ingin tahu kondisi sesungguhnya di masyarakat Lumajang-Jember.

"Kepala desa ini adalah wakil dari rakyatnya, tentaunya mereka tahu kondisi pasati tentang konflik agraria, dan kami siap untuk mengawalanya," paparnya.

Semenatara itu, Sukidi kepala desa Wonocempokoayu Kecamatan Senduro mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Bang Poer selaku wakil rakyak Lumajang di DPR RI. Sukidi berharap konflik agraria anatar masyarakat dan perhutani bisa segera tuntas dengan hadirnya Bang Poer yang siap untuk mengawal aspirasi warga Lumajang.

"Semoga Bang Poer bisa mengakhiri konfil agaria antara masyarakat dan perhutani, selama ini kita sudah sering melalukan upaya, namun selalu gagal," paparnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Berasal dari Pesantren

Santri Pilar Peradaban Masa Depan

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban umat manusia, munculnya setiap generasi yang berani memperjuangkan nilai-nilai luhur selalu menjadi tonggak perubahan besar. Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan ini, santri sebagai pewaris warisan spiritual dan intelektual Islam, memiliki misi besar: untuk membangun peradaban baru yang lebih mulia, lebih cemerlang, dan lebih berkah. Sebagai generasi yang ditempa dalam lingkungan pendidikan Islam yang penuh kedalaman, santri tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, tetapi juga dengan tekad untuk mengarungi lautan perubahan zaman dengan bijaksana.