Diamini Akademisi, Salam I Like Lumajang Masuk Kampus di Surabaya

Penulis : lumajangsatu.com -
Diamini Akademisi, Salam I Like Lumajang Masuk Kampus di Surabaya

Lumajang(lumajangsatu.com) - Salam "L" I Like Lumajang yang merupakan salah satu bentuk alat promosi mengenalkan potensi di kaki Gunung Semeru. Ternyata diamini oleh, Dr. Aprilliani, M.Si Seorang Akademisi S2 Universitas Dr. Soetomo Surabaya, karena akan menjadi identitas sendiri bagi Lumajang kedepannya.

"Sangat bangus sekali karena Salam I Like Lumajang bisa menjadi sarana promosi daerah," ujar Pria yang juga aktif mengajar di sejumlah Universitas di Jawa Timur itu.

Menurut dia, Lumajang dinilai mampu menciptakan sebuah simbol baru dalam mengenalkan daerahnya. Pesan yang disampaikan sangat beda dengan daerah lainya.

"Biasanya I Love Apa itu, Lumajang malah I Like," terangnya.

Ketua Forum Komunikasi Wartawan Lumajang (FKWL) Achmad Arifulin Nuha mengakaui salah satu cara mengenalkan Lumajang dengan jargon "L" adalah kekuatan utama sebagai rasa memiliki daerahnya. APalagi Lumajang kaya akan potensi wisata, budaya, ekonomi dan kultur yang kuat antara Jawa dan Madura.

"Salam I Like Lumajang akan menjadi identiras masyarakatnya," ungkap pria yang kini menempuh S2 di Unitomo Surabaya.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).