PSIL Derita Kekalahan Perdana di Linus dari JU 1-2

Penulis : lumajangsatu.com -
PSIL Derita Kekalahan Perdana di Linus dari  JU 1-2

Lumajang(lumajangsatu.com) - PSIL Lumajang menelan kekalahan perdana dari Jember United (JU) di Lapangan sepak Bola Secaba, Rabu(08/03). Anak asuh Achmad Fatoni kalah 1-2 dari anak-anak JU.

Babak pertama, JU mampu membobol gawang PSIL sebanyak 2 gol. Sementara, PSIL dibabak kedua baru membalas sebiji gol melalui titik putih pinalti.

Manajer PSIL, H.Thoriq mengaku anak-anak PSIL mudah kepancing emosi, sehingga tidak fokus dalam pertandingan. Padahal, dalam segi permainan memiliki keunggulan yang luar biasa.

"Eman-eman, sekali," terangnya.

The Bless Mania mengaku Tim PSIL dibabak kedua sebenarnya memiliki banyak peluang, tetapi penyelesaian yang kurang baik. "Ada banyak peluang dibabak kedua, selain emosi pemain yang meledak-ledak juga mempengaruhi tim," jelas Andhika, The Bless Mania.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.