Masyarakat Panen Raya Buah Cipok Kenitu Khas Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Masyarakat Panen Raya Buah Cipok Kenitu Khas Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tidak hanya kaya akan buah pisang, kota Lumajang jawa timur juga memiliki buah khas kenitu atau apel madu yang saat ini mulai memasuki musim panen raya, bahkan diwilayah klakah juga ada pasar tumpah khusus kenitu, Kamis (29/09/2016).

"Iya mulai musim panen raya mas, makanya saya jual buah kenitu saya disini," ungkap poniman, salah satu petani kenitu di kedungjajang Lumajang.

Sementara harganya pun bervariasi, biasanya per keranjang ukuran 25 senti meter dipatok antara Rp.35.000 sampai 45.000 per keranjang.

"Kalau yang keranjang ini 35.000 mas, tapi kalau yang besar itu lebih mahal," tambahnya.

Selain manisnya yang menyerupai rasa madu, buah kenitu ini juga memiliki khas cara makannya tanpa menggunakan alat, atau dicipok.

"Ada yang bilang ini buah cipok mas, karena makannya langsung dicipok tanpa menggunakan sendok atau lainnya," saut sulis, penggemar buah kenitu.

Belum pasti jumlah pohon kenitu yang hidup di daerah lumajang utara ini, namun diperkirakan perhari buah kenitu ini mencapai dua truck yang diperjual belikan dipasar dadakan tersebut. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).