Viral di Medsos, Pemkab Bantah Lumajang Masuk 4 Kabupaten Tersmiskin di Jatim

Penulis : lumajangsatu.com -
Viral di Medsos, Pemkab Bantah Lumajang Masuk 4 Kabupaten Tersmiskin di Jatim
Nugroho Dwi Atmoko dan Dong Fembriyanto saat menyajikan Riris data BPS tentang angka kemiskinan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Viral soal Lumajang masuk 4 besar Kabupaten termiskin di Jawa Timur langsung direncanakan Pemerintah Lumajang. Melalui Bappeda Kabupaten Lumajang, Pemeirntah menyatakan Lumajang tidak masuk dalam 4 Kabupaten termiskin di Jawa Timur.

Nugroho Dwi Atmoko, Kepala Bappeda menyatakan bahwa dari Badan Pusat Statistik (BPS) berada di posisi 18 atau diatas rata-rata Jawa Timur. Artinya, Lumajang tidak masuk dalam kategori Kabupaten miskin karena berada di level tengah dari 38 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur.

"Kita berada di urutan 18 dalam data BPS yang disampaikan tanggal 2 Juni 2017," jelasnya.

Jika ramai di media sosial Lumajang masuk dalam kategori 4 Kabupaten miskin, maka perlu dipertanyakan dari mana datanya. Yang jelas, data resmi BPS sudah menyebutkan Lumajang masuk di level tengah dari 38 Kabupaten/Kota.

"Saya tidak tahu datanya dari mana yang ramai di media sosial itu. Yang jelas kami menyampaikan data resmi BPS dan itu bisa dipertanggungjawabkan," terangnya.

Dari data BPS tahun 2016 jumlah penduduk miskin 113. 91, persentase penduduk miskin 11. 22, indeks kedalaman kemiskinan (P1) 1. 62, indeks kemarahan kemiskinan (P2) 0. 35, garis kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 258. 840.

Dalam beberapa hari terkahir ramai di media sosial Lumajang masuk dalam 4 Kabupaten paling miskin di Jawa Timur. Sontak, data tersebut langsung banyak mendapatkan komentar dari warganet, baik yang percaya dan juga yang membantahnya. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Tag
Berasal dari Pesantren

Santri Pilar Peradaban Masa Depan

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban umat manusia, munculnya setiap generasi yang berani memperjuangkan nilai-nilai luhur selalu menjadi tonggak perubahan besar. Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan ini, santri sebagai pewaris warisan spiritual dan intelektual Islam, memiliki misi besar: untuk membangun peradaban baru yang lebih mulia, lebih cemerlang, dan lebih berkah. Sebagai generasi yang ditempa dalam lingkungan pendidikan Islam yang penuh kedalaman, santri tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, tetapi juga dengan tekad untuk mengarungi lautan perubahan zaman dengan bijaksana.