Artis Lumajang

Jadi Tulang Punggu Keluarga, Shinta Amel Jadi Penyanyi Dangdut Jawa Timur

Penulis : lumajangsatu.com -
Jadi Tulang Punggu Keluarga, Shinta Amel Jadi Penyanyi Dangdut  Jawa Timur
Shinta Amel penyanyi dangdut Lumajang yang kini sukses di tingkat Jawa Timur.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Shinta Amelia Oktaviana nama panggung Shinta Amel terjun ke dunia dangdut lantaran keadaan yang memaksa, dia menjadi tulang punggung untuk keluarga.

Bagaimana tidak menjadi tulang punggung, ayah dia telah meninggal dunia. Ibunya tidak bisa bekerja ditambah nenek sedang sakit keras. "Mau tidak mau, saya harus menjadi penyanyi kala itu," Ujar dia.

Menjadi seorang penyanyi memang tidaklah mudah, karena harus memiliki suara yang bagus dan enak didengar oleh banyak orang.

Sama halnya dengan penyanyi dangdut. Namun, untuk penyanyi dangdut, selain harus mempunyai suara yang bagus, biasanya juga harus ditunjang dengan goyangan yang bisa membuat orang tertuju.

Akan tetapi untuk menjadi seorang yang sukses, baik di musik dangdut atau lainnya, pastinya harus bekerja keras dan berusaha tekun untuk mewujudkan itu semua.

Tahun 2016 memutuskan untuk segera menikah meskipun usia dia sangat belia. Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian benar apa pepatah kini nama dia sudah melambung tinggi hingga sering manggung ke luar kota. "Sekarang lebih sering ke daerah Jember mbak," ujar wanita 19 tahun itu.

Suka duka yang dia dapatkan sering mendapat cibiran dari tetangganya, bukan hanya itu saja dulu dia pernah manggung tidak dibayar.

Tanpa memiliki rasa malu, dia tetap menjalani setiap pekerjaannya itu. Dengan kerja keras yang dimilikinya, akhirnya ia bisa sukses menjadi seorang penyanyi dan masuk dalam jajaran artis papan atas di Jawa Timur. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).