Satpol PP Razia Diduga Lokalisasi

Tidak Ada Wik wik di Dolog, Bebekan, dan Asem Telu Selama Puasa

Penulis : lumajangsatu.com -
Tidak Ada Wik wik di Dolog, Bebekan, dan Asem Telu Selama Puasa
Satpol PP Cek Rumah yang diduga digunakan sebagai ajang prostitusi illegal selama bulan puasa.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lumajang memastikan semua tempat prostitusi tutup selama Ramadan. Seperti eks lokalisasi Dolog, Bebekan, Asem Telu, dan di tempat lainya.

"Sebelum memasuki bulan puasa, kita sudah kesana. Kita pastikan tidak ada aktifitas prostitusi," kata Kepala Satpol PP Drs. Basuni, Rabu (8/5).

Bukan hanya dalam rangka menyambut ramadan saja, sebelumnya juga beberapa kali tempat maksiat itu diobok-obok petugas. PSK, mucikari, dan tamu hidung belang yang ditemukan disana, langsung diangkut oleh petugas.

Tetapi tak cukup langkah tegas itu dilakukan sehari. Efek jerah tak bisa langsung muncul. Karena tak berselang lama, kembali ada aktifitas prostitusi disana. " Ada laporan, kita razia lagi disana. Kita amankan lagi PSK yang masih berada disana," ujar Basuni.

Penutupan semua eks lokalisasi ini sesuai dengan instruksi dari Bupati Thoriq sejak awal-awal Ia dilantik. Petugas Satpol PP, kemudian harus berjuang keras untuk memenuhi perintah bupati. "Setelah berkali-kali kita razia, akhirnya saat ini sudah benar-benar tutup," katanya.

Ia pun berharap, bukan hanya selama ramadan saja semua tempat itu tutup. Namun setelah ini, diharapkan juga tak ada lagi tempat prostitusi yang beroperasi. "Jika masih nekat beroperasi ya kita datangi lagi," pungkasnya. (nr/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).