Peristiwa

Hujan Deras di Lereng Semeru, Dam Kali Asem Jebol

Lumajang (lumajangsatu.com) - Akibat hujan deras diwileyah lereng Semeru Sabtu malam (07/10) menyebabkan banjir di sunagai Kali Asem Lumajang. Akibatnya, tanggul Dam Gambiran jebol dan tebing sungai longsor yang membuat banguan Cafe Enjoy bagian belakang jebol.Teguh, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan, kerugian yang diakibatkan hanya korban benda saja. Saat ini, tim sedang melakukan kajian untuk mengambil langkah penanganan."Dam Gambiran jebol dan bagunan caffe Enjoy sekitar 15 meter ikut jebol juga. Tidak ada korban jiwa hanya korban meterial saja," jelas Teguh, Minggu (08/10/2017).Untuk dampak yang lain, masih akan dilakukan kajian lebih lanjut apakah mengakibatkan pada lahan pertanian. Sebab, sungai Kali Asem juga dimanfaatkan untuk mengairi puluhan hektar sawah."Kita belum ada laporan dampak lanjutan dari jebolnya Dam Gambiran itu ya, kita akan lakukan koordinasi dan kajian lebih lanjut," pungkasnya.A'ak Abdullah Al-Kudus, aktivis lingkungan Laskar Hijau menyatakan, banjir di sungai Kali Asem akibat gundulnya hutan di lereng Semeru. Akibatnya, saat turun hujan tanah tidak bisa menahan air dan semua air hujan masuk ke sungai."Karena manusia sudah tidak bersahabat lagi dengan alam, maka alam juga mulai tidak bersahabat. Banyak hutan yang gundul sehingga saat turun hujan tanah tidak lagi mampu menahan air," tuturnya.(Yd/red)

2 Tahun Tragedi Salim Kancil, Tambang Pasir Harus Untuk Kemakmuran Warga Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Hari Sabtu pagi 26 September 2015 terjadi tragedi pembantaian Salim Kancil di Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang oleh para pelaku tambang illegal. Sudah dua tahun dari kejadian tersebut, pengorbanan Salim Kamcil tidak boleh sia-sia dengan tidak berubahnya sistem pengelolaan tambang di Lumajang.A'ak Abdullah Al-Kudus, koordinator Laskar Hijau menyatakan bahwa pengelolaan tambang pasir di Lumajang harus untuk kemakmuran warga bukan hanya sekelompok orang saja. Meski demikian, tambang yang ada tidak boleh merusak lingkungan tentunya dengan proses dan pengelolaan yang benar."Ada lokasi aliran sungai Semeru yang bisa ditambang dan kawasan pesisir selatan mutlak tidak boleh ditambang. Pengelolaannya harus untuk kemakmuran masyarakat dan tidak boleh hanya menguntungkan satu pihak saja," jelas A'ak, Selasa (26/09/2017).Pasir Lumajang memiliki kualitas yang bagus dan pembangunan di Jatim membutuhkan pasir Lumajang. Oleh sebab itu, pemerintah harus memiliki inisiatif melalui perusahaan daerah untuk mengajukan ijin pertambangan dengan melibatkan para penambang tradisional."Pemerintah bisa membuat perusahaan daerah yang mengelola pasir dengan melibatkan penambang tradisional. Pemilik ijinnya adalah perusahaan daerah dan yang menambang warga sekitar," paparnya.Tak hanya itu, pasir Lumajang tidak hanya dijual dalam bentuk mentahan saja. Namun, harus dibuat sentra-sentra yang mengelola pasir Lumajang baik dibuat beton, paving dan lainnya. Jika itu bisa dilakukan, maka bisa membuka banyak lapangan pekerjaan baru."Yang mengelola masyarakat, yang menjual perusahaan daerah dan pemerintah memberikan fasilitasi pelatihan dan lainnya bagi sentra-sentra pembuatan paving dan lainnya," tuturnya.Faruq Chotiby, anggota Komisi A DPRD Lumajang menyatakan pasca tragedi Salim Kancil, diseluruh Indonesia perijinan tambang diterapka sesuai UU Minerba nomor 4 2009 yang beralih ke Provinsi. Di Lumajang, ijin yang mati dan yang dikeluarkan oleh Dinas ESDM Provinsi lebih banyak yang mati."Saat dikelola oleh Provinsi, ijin yang mati dan yang diterbitkan lebih banyak yang matinya. Akibatnya, timbul pertambangan illegal karena proses pengajuan ijin sangat sulit dan lama," jelas politisi PKB itu.Karena di kelola Provinsi, peran Pemeirntah Kabupaten hanya sebatas mengusulkan saja. Sedangkan dibawah berurusan dengan perut (kehidupan sehari-hari) maka terjadilan pertambangan illegal. Jika dirinya bisa mengusulkan maka akan meminta agar perijinan pasir bisa dikelola oleh kabupaten lagi agar tidak sampai lama prosesnya.Terlebih lagi, dari curhatan para pengurus ijin tambang ke Provinsi membutuhkan banyak biaya hingga ratusan juta. Faruq menilai lambannya penerbitan ijin duduga memang sengaja di perlambat."Dari cerita para pengurus ijin setiap sesi dalam pengurusan ijin tambang itu ada nominalnya alias ada uangnya," pungkasnya.(Yd/red)

Aksi 2 Tahun Tragedi Salim Kancil, Kerusakan Pesisir Pantai Selatan Masih Parah

Lumajang (lumajangsatu.com) - Puluhan masyarakat menggelar aksi di depan Pemkab Lumajang. Aksi tersbeut untuk memperingati 2 tahun tragedi gugurnya Salim Kancil di Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang karena menentang pertambangan paisr illegal.Tosan, teman Salim Kancil yang berhasil selamat dari penyiksaan sadis oleh pelaku tambanga illegal langaung menggelar aksi. Dalam orasinya, Tosan meminta agar bekas-bekas pertambangan illegal dipinggir pesisir sefera dilakukan reklamasi.Tak hanya itu, Tosan dan teman-temannya juga meminta tidak hanya memproses aksi pembunuhan Salim Kancil dan penganiyaan dirinya. Namun, pelaku tambang illegal juga diproses dan jangan dibiarkan melenggang tanpa disentuh oleh hukum."Kami meminta jangan hanya soal pembunuhan Salim Kancil dan penganiyaan saja, namun pelaku tambang illegal juga harus diproses. Jangan dibiarkan melenggang tanpa tersentuh hukum," jelas Tosan, Selasa (26/09/2017).Hal Senada juga dismapikan oleh Nawawi, salah seorang warga yang juga melakukan penolakan tambag illegal. Dua tahun kasus Salim Kancil berlalu, namun masih banyak menyisakan persolan seperti belum adanya pihak yang bertanggung jawab atas keruskan lingkungan dipesisir pantai."Harus ada yang bertanggung jawab atas kerusakan pesisir pantai selatan. Hingga kini kondisi pesisir akibat pertambangan illegal mulai 2010-2015 masih tetap terlihat," tuturnya.Nur Wakhit Ali Yusron, Plt Sekda Lumajang menerima langsung aspirasi dari warga yang melakukan aksi. Saat ini, pemeirntah terus melakukan koordinasi dengan ESDM Jatim, karena perijinan berada di Provinsi. Ada beberpa ijin yang sudah kelauar dan sudah melakukan penambangan di sejumlah titik."Saat ini perijinan berada di Provinsi. Kita terus lekukan koordinasi agar semakin banyak ijin yang diterbitkan agar tidak ada pertambangan illegal," pungkasnya.(Yd/red)

Disenggol Truck, Warga Probolinggo Kecelakaan di Jalur Sukosari-Jatiroto

Lumjang (lumajangsatu.com) - Meski jalannya lurus dan mulus, jalur Wonorejo-Sukosari hingga Jatiroto rawan terjadi lakalantas. Baik kecelakaan tunggal hingga melibatkan banyak kendaraan sering terjadi di jalur tersebut.Sekitar jam 13.00 wib, terjadi kecelakaan di jalur Sukosari yang melibatkan truck dan sepeda motor. Truck Nopol Z-9514-T dikemudikan oleh Sutiyono (38) warga Krajan Desa Randuagung. Sedangkan sepeda motor Nopol AG-5710-FZ yang dikemudikan oleh Ghozali (38) warga Patalan Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo."Tadi siang ada kecelakaan yang melibatkan truck dan sepda motor di jalur Sukosari-Jatiroto," ujar Ipda Samsul Hadi, Kani Laka Satlantas Polres Lumajang, Selasa (19/09/2017).Kecelakaan bermula saat truck melaju ke arah barat dan hendak mendahului sepeda motor korban. Karena tidak cukup ke kanan, maka truck bersenggolan dan mengakibatkan kecelakaan dengan dua korban yang langsung dilarikan ke rumah sakit Jatiroto."Korabnnya dua, yakni pak Ghozali yang menyetir sepda motor dan yang dibonceng saudara Suri," jelasnya.Meski jalan lurus dan mulus, polisi terus meminta pengguna jalan untuk selalu waspada. Disejumlah titik juga telah dipasng banner himabauan dari satlantas Polres Lumajang yang meminta pengendara selalu berhati-hati di jalan."Kita selalu himbau pengguna jalan agar selalu waspada. Kita juga pasang baleho himbauan di jalur rawan kecelakaan," pungkasnya.(Yd/red)

Cuaca Panas, Padang Savana Gunung Lemongan Sisi Utara Terbakar

Lumajang (lumajangsatu.com) - Gunung Lemongan kembali terjadi kebakaran dan terpantau Minggu sore (17/09/17). Lokasi berada pada Kawasan Hutan Lindung Petak 12 RPH Ranupakis BKPH Klakah SKPH Lumajang KPH Probolinggo tepatnya di Blok utara G. Lemongan, G. Klerker di timur G. Labeng, lokasi yang terbakar berupa semak dan ilalang bukan tegakan kayu rimba kehutanan. Wilayahnya masuk desa alun-alun dan Sumber Petung kecamatan Ranuyoso.Kebakaran diketahui oleh relawan Laskar Hijau sekitar jam 17.30 wib dan kemudian melakukan upaya pemadaman. Namun karena medan yang sulit dan hari mulai petang, Laskar Hijau minta bantuan ke BPBD Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821 dan Perhutani. Terpantau sejak jam 21.00 wib tenaga pemadam kebakaran dari BPBD, Polres, Kodim dan Perhutani mulai bergerak ke Gunung Lemongan.Tidak ada upaya yang bisa dilakukan karena beratnya medan dan gelap selain hanya memantau pergerakan api. Namun demikian menurut ketua Laskar Hijau A'ak Abdullah Al-Kudus yang berada di TKP bersama Polsek Klakah ada harapan api akan padam karena kabut malam ini yang cukup tebal."Insyaallah api bisa terpadamkan oleh kabut tebal ini. Karena kita gak mungkin bisa melakukan pemadaman kecuali menggunakan helikopter," ujar A'ak, Senin (18/09/2017)Hasil pemantauan pagi ini oleh relawan Laskar Hijau, api sudah padam dan cuaca di Gunung Lemongan masih agak mendung, dan separuh badan gunung masih tertutup kabut.Muclisin, kepala Perhutani Lumajang menyatakan pihaknya langsung menerjunkan petugas untuk melakukan pemantauan. Petugas melakukan sejumlah upaya agar api tidak merembet ke lokasi yang banyak tanaman kerasnya dengan melakukan penyekatan."Tadi malam tim kami langsung menuju lokasi gunung Lemongan, kita terus melakukan pantauan pergerakan api apakah masuk ke hutan yang banyak tanaman konservasinya," jelasnya.(Yd/red)

Angin Kencang, Kebakaran Semak-semak di Bromo Merembet ke B 29 Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Musim kemarau yang melanda beberapa bulan terkahir membuat semak-semak dikawasan Bromo Tengger Semeru (BTS) mengering. Entah karena faktor alam atau ada yang membakar, Senin (11/09) terjadi kebakaran hebat semak-semak diwilayah lautan pasir dan mulai menuju Lumajang kawasan B 29.Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung menerjunkan tim untuk memantau arah pergerakan api. Karena masuk wilayah Lumajang yakni dari arah Jantur tim dari BPBD, Muspika, TNI, Polri dan masyarakat langsung melakukan upaya pemadaman secara manual."Kita lakukan pemantauan ternyata api dengan cepat masuk wilayah Lumajang di B 29, kita langsung melakukan pemadaman dengan cara manual menggunkan ranting-ranting pohon," ujar Wawan, Komandan TRC BPBD Lumajang, Selasa (12/09/2017).Setelah melakukan upaya keras, api akhinya tidak masuk lebih banyak ke wilayah Lumajang. Tim kemudian membuat skat dengan membersihkan sejumlah semak-semak yang mengering akibat musim kemarau."Tadi malam sudah padam, tapi kita tetap standby bersama masyarakat untuk antisipasi api kembali masuk kearah Lumajang. Kita juga sudah membuat skat dengan membesihkan semak-semak yang kering," jelasnya.Dari inforasi yang dihimpun, kebakaran yang meliputi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yakni Lumajang, Pasuruan, Probolinggo dan Malang sekitar 80 hektar. Hingga kini, masih terlihat 4 titik api, namun sudah menjauh dari kawasan Lumajang.(Yd/red)