Peristiwa

Makan Tumbal, Bocah 15 Tahun Hilang Terseret Ombak Pantai Bambang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Setelah pantai wotgalih menelan 3 korban tewas, kini giliran pantai Bambang di Desa Bago Kecamtan Pasirian menelan tumbal. Iksan (15) warga Kali Putih Kecamatan Candipuro terseret ombak saat mandi dipinggir pantai.Ir. Teguh Wijayono MM, Kapela Badan penggulngan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Lumajang menyatakan bahwa korban bersama dua temannya terseret ombak. Korban tidak bisa terselamtakan karean langsung terseret ombak hingga jauh."Satu temannya slemat mas, sedangkan korban ini terseret ombak hingga jauh dan tidak muncul lagi," ujar Teguh, Selasa (04/07/2017).Tim SAR dan TRC BPBD, polisi dan TNI saat ini terus melakukan penyisiran pinggir pantai. Bahkan, petugas melakukan penyisiaran hingga pantai Watu Pecak di Desa Selok Awar-awar yang berjarak puluhan kilo meter."Hingga kini korban belum ditemukan, petugas terus melakukan penyirian di pinggir pantai hingga Watu Pecak," jelasnya.Saat itu, pengaman dari petugas sudah ada, namun tentaunya tidak bisa mengejar korban yang sudah tergulung ombak. Petugas pengaman juga menghatirkan keslematn dirinnya, karean ombak pantai selatan sangat besar."Ada petugas pengamanan, namun tidak bisa menyelamatkan karean korban sudah tegulung," pungkasnya.(Yd/red)

Malam Takbir, Petugas Gabungan Akan Amankan Kota Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Apel besar gabungan TNI, Polri, Dishub dan Satpol PP amankan malam takbir 1438 H. Sesuai hasil rapat koordinasi, umat muslim dihimbau melakaukan takbir di masjid dan musholla dan meminta agar tidak melakukan konvoi, Sabtu (24/06/2017) di Alun-alun.

Berbahaya, Banyak Anak Kecil Iseng Lempar Kereta di Jalur Jatiroto-Klakah

Lumajang (lumajangsatu.com) - PT KAI Daop 9 Jember menerima dua laporan terkait adanya pelemparan kereta api di jalur Jatiroto hingga Klakah, Sabtu (24/06/2017). Pihak keamanan PT KAI bersama dengan polisi meningkatkan patroli untuk mencegah anak-anak kecil yang iseng melempar kereta dengan batu atau menaruh batu diperlintasan kereta api."Saat ini musim liburan ya, jadi banyak anak-anak kecil iseng lempar batu ke kereta dan manaruh batu rel kereta, itu sangat berbahaya sekali," ujar Luqman Arif, Manager Humas PT KAI Daop Jember.Petugas terus melakukan patroli rutin diperlintasan kereta api sebelum kereta api lewat. Hal itu untuk memastikan jalur perlintasan steril dari barang-barang yang membahayakan dan berpotensi menimbulkan kereta anjlok."Ada saja anak-anak kecil menata batu hingga 10 meter di rel kereta api, kita terus lekukan patroli dan jika melihat langsung kita amankan, karena itu membahayakan," paparnya.Luqman juga meminta kepada para orang tua ikut mengawasi putra-putrinya agar tidak bermain di jalur rel kereta api. Terlebih lagi melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain seperti melempar kereta dengan batu atau menaruh batu di rel kereta api."Kita minta orang tua ikut mengawasi anak-anak ini, jangan sampai bermain di sekitar rel kereta api dan melakukan hal-hal yang membahayakan bagi orang lain," pungkasnya.(Yd/red)

Tak Cair, Puluhan Anggota Luruk KSP GMU di Jalan Kyai Muksin 19

Lumajang (lumajangsatu.com) - Koperasi Simpan Pinjam Garda Manifesta Utama (KSP-GMU) di jalan Kyai Muksin 19 di luruk puluhan anggotanya. Pasalnya, hingga jelang hari raya, tabungan dari anggota tidak kunjung dicairkan oleh KSP-GMU."Saya ikut enam ini mas, setiap hari menabung 20 ribu. Janjinya dibayar diawal bulan Ramadhan, tapi hingga kini tidak kunjung dibayarkan," ujar Mardi, salah seorang anggota KSP-GMU, Jum'at (23/06/2017).Sementara itu, Nico Oscar Abdhi Dharma, kepala KSP-GMU mengaku bertanggung jawab atas keterlambatan pembayaran hak anggota. Bahkan, dirinya siap menjual tanah untuk bisa membayarkan hak para nasabah yang sudah menabung."Kita tidak akan lepas tangan mas, saya secara pribadi bertanggungjawab dan akan menjual rumah untuk membayar hak nasabah. Tapi kita waktu minta maksimal 2 bulan kedepan," terangnya.Keterlambatan pembayaran hak anggota karena banyak uang KSP dibawa kabur oleh karyawan. Nominalnya 400 juta lebih, dengan modus peminjam fiktif dan saat ada pelunasan dari peminjam tidak disetorkan kepada KSP."Kita tidak bisa penuhi hak dari anggota, karena banyak uang yang dibawa kabur karyawan kami. Kita sudah laporkan kepada polisi soal penggelapan ini," jelasnya.Dari 200 lebih anggota, tinggal 50-an saja yang haknya belum terpenuhi dengan nominal 150 jutaan. "Dari sekian hak nasabah sebagian sudah terpenuhi mas, tinggal 50an nasabah yang belum terbayar dengan nominal sekitar 150 juta rupiah," pungkasnya.(Yd/red)