Peristiwa

Angin Puting Beliung Terjang Senduro, 50 Rumah Warga Porak-poranda

Lumajang(lumajangsatu.com)- Memasuki musim penghujan bencana angin puting beliung mulai mengancam wilayah Kabupaten Lumajang. Minggu sore, (03/11), angin puting beliung memporak-porandakan sekitar 50 rumah didesa Pandansari Kecamatan Senduro. Menurut Siti Sulhunaini, Relawan LPBI NU Lumajang, sekitar jam 3 sore pada hari Minggu, saat ia dan beberapa rekan-rekannya hendak pulang sehabis mengikuti palatihan CO Desa Tangguh, memasuki Desa purworejo mulai turun hujan. Sesampai didesa Pandansari hujan turun dengan deras disertai dengan angin kencang. Bahkan, mobil yang dikendarai hendak dibawa terbang akibat kencangnya angin yang terjadi. "Sehabis pulang dari pelatihan CO Desa Tangguh, hendak pulang ke Senduro hujan turun disertai dengan angin kencang," Ujarnya saat dihubungi lumajangsatu.com, Senin (04/11/2013). Sesampai di Dusun krajan Desa Pandansari, para relawan sudah banyak mendapati pohon tumbang, dan atap-atap rumah warga beterbangan dibawa angin puting beliung. Dari Pantuan para relawan ada sekitar 50 rumah yang rusak berat, sedang dan ringan terkena angin puting beliuang. Tak hanya di desa Pandansari, angin puting beliung juga mengenai sejumlah desa sekitar seprti desa Kandangan, Bedayu Talang dan kandang Tepus. "Kita langsung kontak BPBD, Polsek dan kecmamatan mas, dari data yang ada sekitar 50 rumah rusak berat, sedang dan ringan, 5 rumah atapnya habis" Terangnya. Ia menambahkan, sejumlah rumah yang mengalami rusak ringan langsung diperbaiki oleh warga sekitar. Sedangkan rumah yang rusak berat dan sedang nampaknya pelru waktu untuk diperbaiki, mengingat korban angin puting beliung rata-rata warga dengan ekonomi kurang mamapu. "Kebanyakan yang terkena bencana warga yang kurang mampu mas," Tambahnya. Lanjut Dia, dari informasi yang diperoleh dari para relawan yang ada dilapangan, jumlah rumah nampaknya masih akan bertambah. Sebab, ada beberapa rumah yang dilaporkan oleh warga luput dari pendataan yang dilakukan oleh BPBD. "Dari informasi para relawan masih ada rumah yang belum terdata," Ujarnya. Sementar itu, Rochani Ketua BPBD Kabupaten Lumajang membenarkan adanya bencana angin puting beliung didesa pandansari, kecamatan Senduro. Saat kejadian, petugas BPBD langsung turun dan melakukan pendataan rumah-rumah yang terkena dampak. "Kita sudah data, dan akan ada bantuan untuk rumah yang terkana angin dari Pemkab Lumajang," Terang Rochani melalui pesan singkatnya.(Yd/red)

Inilah Sejumlah Temuan Di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak

Lumajang(lumajangsatu.com)-Pembuat batu bata, Supriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir, saat mengali menemukan struktur bangunan candi. Dia juga menemukan berbagai artefak kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Temuan benda-benda purbakala di desa Kedung Moro ini tergolong unik karena didapati adanya struktur batu bata merah yang ornamennya berupa:  Pertama, relief perwujudan arca Betari Durga setinggi 46 cm dan lebar 21 cm yang di ukir di atas batu bata merah. Betari Durga sendiri dalam kepercayaan   Hindu diyakini sebagai istri dari Betara Syiwa. Hal ini dapat diperkirakan bahwa struktur bangunan ini di perkirakan adalah tempat pemujaan yang berhubungan dengan aliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan letak daerah dimana candi ini ditemukan, dimana ada aliran sungai sejauh 100 meter dari lokasi temuan yang dapat diperkirakan sebagai penunjang untuk candi pemujaan. Kedua, ada relief arca kuda setinggi 18 cm dan lebar 25 cm yang lengkap dengan pelananya.  Hal ini diperkirakan merupakan hiasan pelengkap dalam relief candi tersebut. Ketiga, ada relief genta setinggi 19 cm dan lebar 19 cm Genta sendiri merupakan alat kelengkapan upacara dalam ritual agama Hindu. Keempat, batu bata sebagai fondasi candi dengan panjang 35 cm dan tebal 25 cm.  Sekretaris MPPM Timur, Lutfi Amerta mengatakan, temuan ini sangat bagus bagi Lumajang sebaga kawasan cagar budaya. Dengan adanya temuan ini, semakin memperkuat Lumajang adalah sebuah daerah kuno yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Setiap jengkal tanah di Lumajang banyak sekali peninggalan sejarah, terangnya.(yan/red)

Pembuat Batu Bata Kedungmoro Temukan Bangunan Candi

Lumajang(lumajangsatu.com)-Seorang pembuat batu, bata, SUpriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir menemukan sebuah candi disebuah lahan pertanian yang dijadikan tempat memproduksi batu bata. Penemuan bangunan cadi yang merupkan benda cagar budaya menjadi heboh dan tontonan pengunjung, Minggu(13/10). Penemuan candi ditemukan oleh Supriyadi, Sabtu(12/10) kemarin, akhirnya Berita dari mulut ke mulut itu kemudian di dengar sampai ke Polsek Kunir sehingga kemudian benda-benda purbakala tersebut di amankan ke Kantor Polsek Kunir. Supriyadi mengaku dirinya mengali tanah, karena kekurangan bahan untuk membuat batu merah. Ketika mengali itulah, banyak ditemukan batu bata memiliki ornamen berbagai bentuk. "Saya lapor polisi mas, khawatir itu benda sejarah," terangnya. Lokasi penemuan candi terus didatangi masyarakat untuk membenarkan kabar soal adanya benda cagar budaya. Sedangkan aparat desa dan kepolisian melakukan pengamanan dengan police line, khawatir ada pencurian sehingga merugikan Lumajang sebagai kawasan sejarah.(yan/red)

Polisi Siap Kerahkan Kekuatan Penuh, Amankan Pilkades Serentak di Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kapolres Lumajang AKBP Singgamata SIK mengaku siap melakukan pengamanan optimal untuk gelaran Pilkades serentak. Untuk penambahan kekuatan, Polres akan meminta bantuan dari Polda Jatim. "Kita siap melakukan pengaman optimal, dan penambahan kekuatan kita akan minta dari Polda jatim, baik dari Unit Sabhara atau dari Brimob," Ujar Kapolres, Selasa (08/10/2013). Pengamanan dengan pengerahan pasukan semaksimal mungkin akan dilakukan jajaran kepolisan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Harapannya, gelaran Pilkades di Lumajang bisa berjalan aman, lancar dan kondusif, tidak terjadi gejolak baik pra atau pasca Pilkades. "Pengamanan dengan mengerahkan kekuatan penuh kita akan lakukan," Jelasnya. Kapolres juga belum bisa memastikan berapa jumlah pesonel yang akan diterjunkan. Karena masih menunggu berapa jumlah desa yang menggelar Pilkades dengan asumsi tingkat kerawanan yang berbeda-beda. Polisi nantinya akan memetakan desa-desa yang memerlukan pengamanan lebih dan desa yang terbilang kondusif. "Kita sedang menunggu informasi lebih lanjut dari pihak pemerintah," Terangnya. Ia juga menepis adanya letupan-letupan yang berkaitan dengan Pilkades. Hanya ada beberpa desa yang merespon pada kebijakan pemerintah yang menjadwalkan 42 desa, dan akhirnya mempersilahkan desa yang siap agar segera menggelar Pilkades. "Pada prinsipanya TNI dan Polri siap untuk melakukan pengamanan Pilkades," Pungkasnya.(Yd/red)

Kerusakan Lingkungan Dipesisir Pantai Lumajang Amat Sangat Mengerikan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Hasil sidak yang dilakukan oleh Komisi-komisi di DPRD Lumajang pada Pertambangan Pasir Besi dikawasan Pantai Selatan, menemukan fakta yang mencengangkan. Pasalnya,  kerusakan lingkungan yang diakibatkan penambangan sudah sangat mengerikan. Sugianto, Wakil Ketua Komisi B DPRD, yang memiliki pengawasan pada sisi lingkungannnya menemukan bahwa PT IMMS yang memeiliki kewenangan untuk melakukan ekplorasi dan ekploitasi, tidak melakukan reklamasi lingkungan pasca penamabangan. Hal itu yang dianggap oleh Komisi B, bahwa PT IMMS telah wanprestasi dengan kesepakatan yang dibangun dengan Pemerintah sesuai dengan dokumen Amdal. "Kami melihat bahwa PT IMMS telah wanprestasi pada kesepakatan yang dibangun, sesuai yang tertuang dalam dokume Amdal," Ujar Sugianto, saat dihubungi lumajangsatu.com, Selasa (08/10/2013). Komisi B akan mendesak Pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan tegas dengan mencabut ijin yang dimiliki oleh PT IMMS. Hal itu akan ditindaklanjuti dengan melakukan rapat antar pimpinan DPRD Lumajang, guna mendesak pemerintah daerah mengambil tindakan tegas. "Pemerintah harus mengambil tindakan tegas dengan mencabut ijin PT IMMS yang dikeluarkan oleh Pemrintah Lumajang," Terangnya. Yang parah lagi, PT IMMS tidak melakukan proses penambangan sendiri. Namun diberikan atau disubkan kepada JO (Joint Operation) beberpa perusahaan lain. Tak hanya itu, dalam melakukan penambangan JO tersebut menggunkan alat-alat berat, serta tidak melakukan reklamasi pada lahan yang telah ditambang. "Ternyata PT IMMS tidak melakukan penambangan sendiri," Terangnya. Saat Komisi B menanyakan kepada Dinas Lingkungan Hidup mengapa tidak memberikan peringatan kepada PT IMMS, karena tidak melakukan proses reklamasi pasca tambang, ternyata kantor PT IMMS di Jember sudah tidak ada. Komisis B juga melihat PT IMMS bukan Owner, sehingga tidak bisa mengesubka kepada JO yang lainnya. "PT IMMS memiliki lahan, dan disewakan kepada JO untuk digarap, hal itu yang tidak benar," Pungkasnya.(Yd/red)

Duh....!!! Menyedihkan, Sungai Didepan Perhutani Lumajang Kotor dan Bau Busuk

Lumajang(lumajangsatu.com)- Disela-sela aksi demo Laskar Hijau dan aktivis lingkungan di kantor Perhutani Lumajang, sejumlah aktivis menemukan hal yang cukup menyedihkan. Pasalnya, sungai didepan kantor pehutani yang mengalir kearah utara sangat kotor dan menyebarkan aroma bau busuk. "Sungainya sangat kotor dan bau yang bisa menjadi sarang nyamuk serta bakteri-bakteri," Ujar Azizah, aktivis PMII yang ikut dalam demo tersebut, Senin (07/10/2013). Ia menilai, kondisi sungai yang sangat kotor tersebut dan terletak ditengah kota Lumajang sangat bertolak belakang dengan sejumlah penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Lumajang. Dimana, Lumajang menerima penghargaan Swasti Saba Wistara, piala bergengsi untuk daerah sehat dan piala Adipura, sebagai perghargaan bagi daerah yang bersih. "Fakta sungai yang sangat kotor dan bau busuk, sangat bertolak belakang dengan penghargaan yang ditemrima Lumajang," Tambahnya. Ia berharap kepada pemerintah khsususnya instansi yang bersangkutan, agar ada perhatian pada sungai-sungai yang kotor. Sehingga, penghargaan yang ditemria Kabupaten Lumajang tidak hanya sebagai topeng saja. "Kita menginginkan agar penghargaan yang diterima sesuai dengan faktanya," Harapanya. Jika penghargaan yang diterima berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan, maka penghargaan tersebut tidak ada gunanya. Karena sejatinya, penghargaan dan piala yang diterima adalah sebagai bentuk reward untuk sebuah fakta nyata, bukan sebuah rekayasa. "Jangan direkayasa," Pungkasnya.(Yd/red)

Perhutani Janji Identifikasi Penyebab Kebakaran Hutan Gunung Lemongan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Usai menemui dan menampung aspirasi dan masukan dari para aktivis lingkungan, Perhutani KPH Probolinggo berjanji untuk melakukan investigasi pada kebakaran Hutan dilereng Gunung lemongan. Pasalnya, perhutani disebut sebagai pihak yang membakar hutan dan mengakibatkan pada matinya ribuan pohon yang ditanam para aktivis lingkungan di Lumajang. Ratmanto Trimahono, Administratur Perhutani KPH Probolinggo menyatakan, pihak perhutani tidak memerintahkan ada pembakaran dilahan yang saat ini ditebang. Perhutani hanya menebang dan membersihkan area dari tanaman semak belukar. Pihaknya juga tidak mengetahui bahwa diarea petak 19 C yang ditebang tersebut ada tanaman dari Laskar Hijau. "Kami berjanji jika ada oknum dari perhutani yang sengaja membakar maka kita akan tindak sesuai dengan kesalahannya," Terangnya kepada sejumlah wartawan dara para pendemo, Senin (07/10/2013). Namun, pihak Perhutani masih perlu melakukan identifikasi dan klarifikasi apakah ada oknum perhutani yang terlibat dalam pembakaran atau ada pihak-pihak lain yang melakukan, karena lahan perhutani penuh dengan berbagai kepentingan dari berbagai pihak. Proses identifikasi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua minggu, namun Perhutani tidak bisa menjamin bisa menangkap para pelaku pembakaran jika memang ada. "Paling lama seminggu namun kita tidak menjamin bisa menangkap para pelaku," Terangnya. Lanjut dia, perhutani juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengendalian pada bencana kebakaran yang terjadi setiap tahun di lereng Lemongan. "kami juga memiliki tanggung jawab pada pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan," Jelasnya. Perhutani juga akan melakukan penanaman pada area lahan hutan produksi dan hutan lindung di area petak 12. Namun, dalam sejarahnya di petak 12 yang masuk dalam hutan lindung adalah padang savana. Sehingga perhutani dalam melakukan penanaman akan melakukan secara alami, atau melakukan rekayasa penanaman jika dimungkinkan. "Penanaman bisa dipasrahkan secara alami atau melalui rekayasa penanaman," Tambahnya. Perhutani juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Laskar hijau dan para Pecinta Alam yang ikut melakukan penanaman. Meski demikian, dari jenis pohon yang tanam hanya bambu saja yang dianggap paling tepat. "Hanya bambu yang paling tepat, kalau tanaman buah meskipun hidup namun tidak akan ada manfaatnya," Jelasnya. Yang paling penting dalam pelestarian di petak 12 tersebut adalah deteksi dan pengendalian serta pemadaman pada kebakaran. Pemahaman pada masyarakat juga sangat penting agar tidak melakukan pembakaran lahan. "Untuk pecinta Alam yang mendaki agar tidak melakukan aktifitas yang bisa menimbulkan kebakaran," Pungkasnya.(Yd/red)

Rusak Ribuan Pohon, Ratusan Aktivis Lingkungan Gruduk Kantor Perhutani Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan aktivis Lingkungan yang dikomandani Laskar Hijau Klakah, ngeluruk kantor Perhutani Lumajang, Senin (07/09/2013). Kedatangan Ratusan aktivis tersebut untuk menuntut aksi pengrusakan tanaman yang telah ditanam oleh para aktivis, di lereng Gunung Lemongan. Menurut A'ak Abdullah AL-kudus, Koordinator Laskar Hijau, kedatangan ratusan aktivis dari berbagai elemen tersebut merupakan aksi keprihatinan, karena Perhutani telah merusak bibit pohon yang telah ditanam oleh para aktivis. Saat menebang hutan, perhutani juga menebang dan membakar pohon yang ditanam para aktivis. "Ribuan pohon yang kami tanam, hangus tidak tersisa sama sekali," Ujar A'ak. Para aktivis meminta pehutani untuk meminta ma'af karena telah melecehkan upaya pelestarian yang dilakukan elemen masyarakat di Lumajang. Para aktivis juga meminta agar pohon yang dibakar dan ditebang oleh Perhutani, agar diganti 10 kali lipat dari pohon yang telah ditanam oleh Laskar Hijau dan aktivis. "Kami minta perhutanai menananm 10 kali lipat dari tanaman yang mereka rusak," Jelasnya. Mewakili masyarakat, Laskar Hijau juga meminta agar perhutani menghentakan penebangan pasir dan batu yang ada di sekitar Gunung lemongan. Sebab, penambangan itu sangat mengganggu dan merusak kelestarian alam. Dari pertemuan yang berlansgung hampir 2 jam antara elemen aktivis lingkungan, dan Perhutani KPH Probolinggo, Asper Klakah yang cukup bagus adalah upaya kerjasama yang pernah digagas perhutani dan Laskar Hijau pada 2011, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan Gunung lemongan. "Yang bagus adalah perhutani kembali bersedia untuk menindaklanjuti MoU yang pernah digagas pada 2011 lalu, dan hal itu yang harus kita kawal bersama," Pungkasnya. Dalam aksi tersebut, para akrtivis yang sekujur tubuhnya dilumuri dengan lumpur, memberikan 3 bibit pohon kepada perhutani sebagai simbol agar perhutani tidak hanya bisa menebang dan menebang. AKtivis juga mengajak perhutani agar menjaga dan melestarikan Lingkungan. "Ini pesan dari bumi," Ujar aktivis sambil memberikan bibit pohon.(Yd/red)

Dituding Melakukan Pengrusakan Hutan Lemongan, Asper Klakah Akhirnya Angkat Bicara

Lumajang(lumajangsatu.com)- Melalui Asisten perhutani (Asper) Klakah, akhirnya perhutani angkat bicara, pada kasus pengrusakan dan pembakaran hutan lereng Gunung Lemongan Lumajang, yang ditudigkan aktivis Lingkugan Laskar Hijau. Menurut Wargono, Asper Klakah, sangat jelas bahwa areal hutan yang ditebang merupakan hutan produksi milik perhutani. Lanjut dia, di petak 19 C, tidak ada kawasan konservasi yang selama ini disampaikan oleh Laskar Hijau. Dikawasan perhutani Asper Klakah tidak ada kawasan Konservasi,perhutani hanya mengelola hutan produksi dan hutan lindung. Di petak 19 C merupakan hutan produksi yang ditanami dengan pohon Akasia Mangium. "Di petak 19 C, merupakan hutan produski yang ditanami dengan pohon akasia magium," Terangnya, Minggu (06/10/2013). Ia menjelaskan, lahan yang ditebang oleh perhutani seluas 32,6 hektar, yang terletak di Desa Papringan Kecamatan Klakah. Tanaman yang ditebang memang sudah waktunya masa tebang, karena sudah berumur 11 tahun, yakni ditanam tahun 2002 oleh perhutani. "Luasnya 32,6 Hektare dan sudah tinggal sedikit karena mulai beberap waktu lalu proses penebangannya," Ungkap Asper yang baru menjabat 2 bulan itu. Sedangkan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani berada di petak 12, tepat diatas hutan yang ditebang oleh perhutani seluas 32,6 hektar tersebut. Penebangan pohon juga tidak sampai pada hutan lindung dan sudah sesuai dengan prosedur serta penebangan sudah direncanakan sejak 2 tahun yang lalu. "Hutan lindung dibelakang Posko Laskar Hijau, dan penebangan sudah direncanakan sejak 2 tahun lalu," Tambahnya. Sedangkan tudingan dari laskar hijau bahwa penebangn yang dilakukan oleh Perhutani merusak tanaman yang ditanam para aktivis lingkunga, Wargono menyatakan lebih jelasnya akan disampaikan saat pertemuan dengan para aktivis, dalam aksi demo yang akan dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Oktober besok. "Kalau masalah perusakan lebih jelasnya besok," Imbuhnya. Ia menilai, kejadian tersebut hanyalah masalah miskomunikasi saja antara perhutani dengan Laskar Hijau. Sehingga, dalam aksi yang akan dilakukan besok tersebut, akan dijelaskan oleh Pimpinan Perhutani Lumajang. "Mungkin ini karena terjadi miskomunikasi saja," Ujarnya. Saat ini, Perhutani telah menghentikan sementara proses penebangan hutan di petak 19 C tersebut. Sebab, dari 32,6 hektar lahan yang akan ditebang sudah tinggal sedikit. "Kita sudah hentikan penebangannya," Pungkasnya.(Yd/red)

Kecelakaan Tunggal di Jalur Lumajang-Jatiroto, Satu Nyawa Melayang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kecelakaan tunggal mobil Nopol L 8384 LI Mitsubisi Strada, terjadi dijalur tengkorak Lumajang-Jember, di Desa Banyuputih Kidul, kecamatan Jatiroto Lumajang, jam 5 pagi, Minggu (06/10/2013). Satu orang meninggal dilokasi Bernana Imam (31), Warga Desa Pondok Dalem, Tanggul, Jember, sedangkan satu korban lagi selamat, meski mengalami luka cukup parah. Korban selamat adalah sopir, yang langsung dilarikan ke rumah sakit Jatiroto. Sedangkan korban meninggal langsung dibawa ke RSU Dr Hariyoto Lumajang oleh bersama keluarga Korban, untuk dilakukan outopsi. Informasi yang dihimpun di lokasi, korban melaju dari arah barat ketimur menuju arah pulang dari Paiton,  kondisi jalan yang masih sepi memebuat laju mobil sangat kencang. Karena menghindari sesuatu yang juga tidak jelas, akhirnya sopir membanting setir ke kanan dan akhirnya menbrak pohon yang berada di samping jalan. Diperkirakan, korban meninggal karena tidak menggunakan sabuk pengamanan. Sedangkan sopir selamat karena menggunakan sabuk pengaman. " Sekitar jam 5 korban yang selamat minta tolong mas," Ujar pemilik warung dipinggir lokasi kejadian.(Yd/red)