Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah truck tronton pengangkut pasir dilarang melintas disepanjang jalur Tempeh hingga Lumjanag ternayata tidak menjadi solusi agar jalan yang ada di Lumajang tidak rusak. Bahkan, potensi kerusakan nampaknya akan berpindah kesejumlah ruas jalan yang menjadi aset pemerintah kabupaten Lumajang. Dari pantauan, sejumlah Dam Truck pengangkut pasir lebih memilih melintas dijalan Kunir hingga Grati yang kemudian tembus ke jalan lintas timur (JLT). Di JLT telah berdiri stokpel pasir besi untuk memeindahkan pasir ke truck tronton. Akibatnya, jalan aset kabupaten yang sudah diperbaiki mulai menunjukkan tanda-tanda keruskaan. Aspal mulai retak dan bila dibiarkan tanpa ada tindakan tegas dari pemilik kewenangan maka dalam jangka waktu yang tidak lama jalan akan jebol dan jalur jalan rusak akan berpindah lokasi. Dijalan JLT jalur sebah barat, kondisi aspalnya mulai retak-retak dengan keretakan kecil. Sedangkan jalur sebelah timur masih belum retak Karena truck yang melintas dalam kondisi kosong. BEP Winarno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang saat dikonfirmasi tentang persoalan tersebut mengaku semua kewenangan menjawab pertanyaan tentang pasir di Lumajang sudah diambil alih oleh asisten Ekonomi dan pembangunan pemkab Asisten Ekbang Pemkab). Dinas PU dan Dishub tidak lagi diperbolehkan memberikan pernyataan karena dikawatirkan akan saling lempar tanggung jawab dan saling menyalahkan. "Kewenangan ini telah diambil alih oleh Asisten Ekbang mas, sehinggga kami Disihub dan PU tidak boleh lagi memberikan stetmen tentang kondisi jalan rusak, karena takut saling lempar tanggung jawab," ujar Winarno saat dihubungi lumajangsatu.com melalui telefon selulernya, Kamis (16/01/2014).
Peristiwa
Ingkar Janji, Warga Papringan Tolak Perhutani Lakukan Penanaman Sengon
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kemarahan masyarakat di desa Papringan Kecamatan Klakah terhadap Perhutani terkait dengan kejelasan dana sharing rupanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Setelah beberapa waktu yang lalu mereka mendatangi kantor Wakil Administratur Perhutani di Lumajang , sejak hari sabtu lalu masyarakat memasang spanduk yang bertuliskan “Sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 682/KPTS/DIR/2009 tetang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dan Nomor 436/KPTS/DIR/2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu, maka dengan ini kami peringatkan agar supaya Perhutani tidak melakukan aktifitas penanaman kembali sebelum dana sharing tahun 2012 dan 2013 diberikan kepada masyarakat”. isi spanduk yang dipasang di jalan utama menuju hutan Gunung Lemongan. Aksi yang dilakuka warga sangat beralasan, karena sampai detik ini Perhutani tidak kunjung memberikan dana sharing kepada masyarakat dari hasil pemanenan akasia yang sebesar 25 %, sebaliknya masyarakat mendengar bahwa Perhutani akan menanami kembali hutan produksi mereka sebelum dana sharing dicairkan. “Ini hak masyarakat yang ada di sini, Perhutani harus memberikannya karena aturannya memang seperti itu. Kalau Perhutani tidak mencairkannya berarti Perhutani telah melakukan tindak pidana penggelapan dan kami akan memperkarakan ini ke ranah hukum” tegas Ilal Hakim tokoh masyarakat di desa Papringan, Selasa (14/01/2014) Warga juga kesal dengan Perhutani karena untuk rencana penanaman yang akan datang Perhutani akan menanam sengon Albasia. Padahal selama ini Albasia merupakan tanaman rakyat yang ditanam di sela-sela tanaman pokok perhutani seperti Mahoni dan Akasia. “Kalau Perhutani tanam albasia lantas rakyat mau tanam apa?. Kalau begini caranya sama halnya rakyat disuruh mati” keluh Muhlisin salah satu petani hutan di desa Papringan. Kemarahan rakyat ini semakin sengit ketika mendengar bahwa untuk kedepan masyarakat tidak lagi boleh mengolah tanah di bawah tegakan atau menjadi pesanggem lagi, karena semua akan dikelola oleh Perhutani sendiri.(Yd/red)
Truck Tronton Dilarang Melintas Jalan Tempeh-Lumajang, Stockpile Pasir Besi Pindah ke JLT
Lumajang(lumajangsatu.com)- Selama perbaikan jalan Tempeh-Lumajang truck tronton dilarang melitas. Namun, Kamis malam ada saja sopir yang nekat menerobos meskipun sudah dijaga oleh warga, polisi, satpol PP dan Dinas Perhubungan. "Tadi malam itu bukan ditangkap mas, tapi warga mengingatkan sopir kenapa yang lain tidak lewat tapi kalian kok lewat, akhirnya kita turun untuk mengamankan lokasi takut terjadi sesuatu," ujar AKP Samirin, Kasatlantas Polres Lumajang, Jum'at (10/01/2014) Truck gandeng yang nekat menerobos berjumlah dua truck yang mana sopirnya adalah orang Tempeh sendiri. Melihat ada kesempatan untuk menerobos karena kondisi sepi akhirnya nekat untuk lewat. "Sopir trucknya orang tempeh sendiri," jelasnya. Dari pantauan lumajansatu.com, pasca dilarangnya truck besar melintas jalur Tempeh-Lumajang, sejumlah tempat pengepokan pasir besi (Stockpile) langsung berpindah kesejumlah titik. Salah satunya Stockpile berpindah di jalan lintas timur (JLT). Nampak aktifitas dump truck mengankut pasir dan diturunkan di Stuckpile. Sedangkan belasan truck tronton sudah mengantri untuk diisi dengan pasir besi.(Yd/red)
Polisi Halau dan Larang Truck Pengangkut Pasir Lewati Jalur Tempeh-Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi Demo mahasiswa dan masyarakat Lumajang atas rusaknya jalan sepanjang Lumajang-Tempeh, yang terjadi di dua titik yakni di Kawasan Tempeh dan di depan Pemkab Lumajang akhirnya mendapat perhatian. Di pertigaan Gladak Abang Lumajang akhirnya terpampang banner bertuliskan Dilarang Masuk Khusus Truk Tronton, Truk Gandeng, Kereta Tempelan Muatan Pasir Karena Ada Perbaikan Jalan, Jalur Lumajang Pasirian Tempeh-Lumajang. Pengorbanan masyarakat Lumajang yang terjadi selama kerusakan jalan di sepajang jalur Lumajang-Tempeh, baik segala kegiatan para muda, juga demo ribuan masyarakat Tempeh dan demo PMII yang berujung ricuh dengan petugas Sat Pol PP hingga melibatkan oknum polisi bertindak brutal, telah mampu memenuhi keinginan masyarakat Lumajang untuk terbebas dari truk ‘raksasa’ pengangkut pasir. Pantauan di lapangan, Banner larangan yang salah satunya dipasang di Pertigaan Gladak Abang Lumajang tersebut mendapat penjagaan ketat petugas dari Dinas Perhubungan dan polisi. Dengan adanya banner larangan tersebut, dipastikan sejak Selasa hingga selesainya perbaikan jalan, yang dalam kesepakatan selama dua minggu pasca terjadinya demo, truk ‘raksasa’ yang menjadi mosnter jalanan tersebut tidak lagi melintas diruas jalan Lumajang-Tempeh. Informasi dari Dinas PU Kabupaten Lumajang, pelarangan tersebut bersumber dari kesepakatan antara Kementrian PU dan Dinas PU Provinsi dengan warga pendemo pada Senin sore, yang difasilitasi Dinas PU Kabupaten Lumajang. Dua minggu pasca demo, jalur Lumajang-Tempeh akan mendapat perbaikan. Namun dijelaskan, jika perbaikan masih bersifat sementara (tambal sulam). Karena perbaikan permanen baru akan dimulai awal Maret mendatang. Menurut Arsyad Subhekti, koordinator aksi demo yang berlangsung Senin kemarin, kedepanya akan dibatasi setiap armada hanya boleh membawa pasir sebanyak 21 ton sekali angkut. Jika lebih dari 21 ton, maka kepada armada tersebut akan diminta untuk mengembalikan pasir yang dibawanya kelokasi pengambilan semula. Selanjutnya, Polisi dan Dinas Perhubungan akan terus mengawasi para armada pengangkut pasir agar tidak melebihi tonase. “Sehingga jika jalan sudah selesai diperbaiki, tidak lagi menimbulkan kerusakan seperti yang terjadi sekarang ini," kata Arsyad Subekti, Selasa (07/01/2013) Sementara itu, AKBP Singgamata SIK juga langsung melakukan sidak ke Lapangan untuk memantau aktifitas truck besar yang dinilai oleh warga melebihi kekuatan jalan dan menjadi biang kerok kerusakan jalan. Dismaping itu, sejumlah personel Polisi di polsek Tempeh juga mengahalau armada Truck Besar yang mengakut pasir untuk kembali kerah selatan. "Kita melakukan pemantuan dilapangan untuk melihat muatan aramada truck pasir," jelas kapolres yang saat demo masyarakat Tempeh juga turun di lokasi.(Yd/red)
Aksi Bringas Oknum Polisi Lumajang, Aktivis PMII Harus Dirawat di Rumah Sakit
Lumajang(lumajangsatu.com)- Akibat aksi yang berlangsung ricuh Salah satu mahasiswa PMII Cabang Lumajang harus masuk ke RS Islam untuk mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat usai di pukuli dan dihajar polisi saat mengelar aksi demo di Depan Pemkab Lumajang, Senin (06/01/2014). Yuli Purwanto, ketua Komisarita PMII STKIP Lumajang mendapatkan perawatan dibagian lengan tangan dan pinggul usai dihajar polisi. Ia mengaku dsiret oknum polisi saat menghalangi temannya saat akan dihajar petugas. Saya dipukuli dan diseret, saat menyelamatkan teman saya digebuki oleh oknum polisi, kata Yuli saat dirawat. Dia kaget dengan ulah sejumlah oknum polisi yang bertindak represif saat mengawal aksi demo mahasiswa mendesak Bupati Lumajang, Sjharazad Masdar segera memperbaiki jalan rusak. Polisi langsung beringas menghajar dirinya bersama teman-temannya. Diluar dugaan, polisi beringas dan memukuli teman-teman, ungkapnya. PMII Lumajang meminta polisi bertanggung jawab atas tindakan kekerasan pada rekannya. Kami mengutuk polisi yang bertindak kekerasan, dan kami akan berkirim surat ke Komnas HAM atas aksi premanisme oknum polisi Lumajang ungkap Jamaludin, ketua Cabang PMII Lumajang.(Yd/red)
Dihalangi Liput Demo Ricuh dan Nyaris Dipukul, Jurnalis Lumajang Lapor Propam
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi koboi aparat kepolisian polres Lumajang tidak hanya menimpa aktvis mahasiswa PMII yang menggelar aksi di depan pemkab. Namun, juga menimpa salah satu insan jurnalis, yang nyaris kamaranya dibanting oleh salah satu oknum polisi. Nur Hadi, Kontributor Trans TV hampir saja kehilangan kameranya karena hendak dirampas oleh salah seorang oknuk polisi, ketika meliput aksi ricuh polisi dan PMII. Beruntung, aksi itu tidak berlanjut karena temen-teman jurnalis yang lain melihat dan merekam aksi yang dialkukan oknum polisi. Belasan Jurnalis langsung mendatangi unit Provost dan Propam Mapolres Lumajang, Senin (06/01/2014), untuk melaporkan Aiptu Imam yang menghalangi jurnalis dengan mencoba merampas dan hendak memukul dengan kayu saat meliput aksi demo mahasiswa. Nurhadi mengaku, saat meliputi mahasiswa adu pukul dengan aparat, dirinya mengambil gambar. Disaat ada petugas menyeret mahasiwa untuk diamanakn ke Mapolres, oknum polisi mengambil kamera dan hendak memukulnya. "Tadi mas Iwan Tv One mengambil gambar saya hendak di pukul oleh polisi bernama imam," terang Hadi sapaan panggilan akrab jurnalis Trans Media. Nurhadi yang ditemani rekan jurnalis melaporkan ke Unit Propam dan Provost Mapolres mendesak petugas memeriksa dan menindak anggotanya. "Ini harus ditindak lanjuti," terang Cucuk wartawan MNC Group. Wakapolres Lumajang, Kompol Andi Arisandi yang diminta Kapolres menemui wartawan untuk menindak lanjuti laporan wartawan mengenai ada oknum polisi menghalang-halangi peliputan. "Iya kita tindak lanjuti," jelasnya. Sementara Oknum Polisi, Imam meminta maaf ke Nur Hadi di depan kantor unit Provost dan Propam. "Saya minta maaf, gak usah dibesar-besar," ujar Imam yang didampingi Kanit Propam, Ipda Kusnan.(Yd/red)
Aksi Demo Jalan Rusak Ricuh, Polisi Koboi Seret Aktivis PMII Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi puluhan aktivis mahasiswa PMII cabang Lumajang yang mendesak pemerintah segera memperbaiki jalan Tempeh-Lumajang berakhir bentrok dengan aparat di depan kantor Bupati Lumajang. Kericuhan tidak terhindarkan, karena Polisi menghalangi mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasi pada bupati, Senin (06/01/2014). Aksi koboi mulai diperlihatkan oleh aparat kepolisian dengan memukul Mahasiswa. Mendapat perlakuan kasar, mahasiswa langsung melakukan perlawanan dan akhirnya adu jotos tak terelakkan. Bentrok mahasiswa dengan aparat diawali saat mahasiswa menghadang truk dan menurunkan pasir di pintu gerbang kantor bupati. 3 buah ban mobil langsung dibakar oleh mahasiswa di tengah jalan alun-alun Utara. Aksi kejar-kejaran Mahasiswa dan aparat berlansgung hingga polisi menyeret dua aktivis PMII dan langsung dimasukkan ke halaman mapolres Lumajang. "Kita dipukul dulu, polisi bukannya jadi pelayanan, malah jadi preman," teriak Yuli Purwanto salah satu aktivis yang mengalami cidera dilengan kirinya akibat diseret polisi. Polisi yang tersulut emosi mengejar mahasiswa, sehingga adu pukul tak terhindarkan. "Ayo kalu mau ngisruh, ayo silahkan anrkis," teriak anggota Polisi. Melihat dua temannya dibawa polisi, aksi langsung berpindah didepan polres Lumajang. Mahasiswa mengepung Mapolres dan meminta rekannya yang ditangkap dilepaskan.(Yd/red)
Demo Jalan Rusak Tempeh-Lumajang, Aktivis PMII Desak Bupati Masdar Mundur
Lumajang(lumajangsatu.com)- Tidak hanya warga Tempeh yang menggelar demo jalan rusak puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonedia (PMII) Cabang Lumajang juga menggelar aksi serupa. Mahasiswa memblokade jalan dipertigaan jembatan merah dan menyandra satu truck pengangkut pasir, Senin (06/01/2014). Setelah berorasi di pertigaan jembatan merah, mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke Pemkab Lumajang. Mahasiswa meminta bupati MAsdar untuk keluar dan menemui mahasiswa. Bahkan, mahasiswa meminta Bupati Sjahrazad mundur karena dianggap gagal memimpin dan memperjuangkan hak-hak warga Lumajang. "Perbaiki jalan Tempeh-Lumajang, Bupati mudur saja, jika tidak bisa memperjuangkan apsirasi warga Lumajang," teriak Arya sambil berorasi diatas truck pasir. Mahasiswa juga mempertanyakan PAD pasir yang semkin mengecil ditengah kerusakan infrastruktur yang semakin parah. Mahasiswa menduga adanya kebocoran pendapatan yang dinikmati oleh oknum pejabat pemkab Lumajang "Kami minta aparat penegak hukum mengusut dugaan kebocoran PAD pasir Lumajang yang ditengarai dinikmati oleh oknum pejabat pemkab," jelasnya. Mahasiswa juga membakar ban bekas dan menumpahkan pasir didepan pintu Pemkab. Mahasiswa memasang batu nisan diatas pasir yang bertuliskan sjahrazad dan Sukarwo. Hal itu kata mahasiswa menunjukkan matinya hati nurani para pemimpin. "Ayo dengarkan kami para pemimpin, jangan terlena dibalik kursi yang empuk dan ruangan yang ber-AC," pungkasnya.(Yd/red)
Demo Biang Kerok Jalan Rusak, Dishub Tunjuk Polisi, Kapolres Lumajang Geram
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kesal dengan kondisi jalan rusak sepanjang jalur Tempeh hingga Lumajang, ribuan warga Tempeh turun jalan. Warga melakukan blokade jalan dari aktifitas truck pengangkut pasir. Warga sangat prihatin dengan kondisi jalan ditengah turunnya PAD Lumajang dari sektor pasir. "Kami meminta aparat menindak tegas setiap armada angkutan pasir yang melebihi tonase," ujar Dodik salah satu warga Tempeh yang ikut dalam aksi demo, Senin (06/01/2014). Jika tidak ada tindakan tegas dari aparat, maka warga mengancam akan melakukan blokade truck pasir yang melibihi tonase. Warga menilai, truck yang mengangkut pasir melebihi tonase dianggap sebagai biang kerok dari keruskan jalan dan menyengsarakan rakyat Lumajang. Sementara itu, BEP Winarno Kepala Dinas Perhubungan Lumajang menyebutkan bahwa kewenangan penindakan sesuai dengan aturan berada di tangan Polisi. Ia juga meminta agar para sopir dan para pengusaha bisa memperhatikan kepentingan masyarakat. "Kewenangan penindakan ada ditangan polisi," ujar Winarno yang disambut teriakan oleh warga. Ungkapan Dishub Lumajang langsung direaksi oleh AKBP Singgamata SIK, Kapolres Lumajang. Menurutnya, bahwa yang terpenting jalan Tempeh-Lumajang segera diperbaiki. Kapolres meminta tidak saling tuding siap yang salah. "Tidak perlu saling mencari siapa yang salah, tapi jalan rusak ini darurat untuk segera diperbaiki," ujar Kapolres dengan sedikit muka memerah. Dari data yang dimiliki polisi, selama jalan rusak telah ada 13 kecelakaan akibat pengendara terperosok kejalan berlubanag. Dari kecelakaan tersebut ada 3 nyawa melayang sia-sia. "Sudah ada korban jiwa akibat jalan yang rusak," terangnya. Disingung tentang penindakan dari truck yang melebihi tonase, Kapolres mengaku telah melakukan penidakan. "kalau ada rambunya pasti kita tindak, saat ini tidak ada ramnbunya," pungkasnya.(Yd/red)
Jalan Rusak Pemerintah Not Responding, Pemuda Gelar Aksi Tutup Lubang Dengan Pasir
Lumajang(lumajangsatu.com)- Gregetan dengan kondisi jalan yang rusak parah mulai Kecamatan Tempeh hingga Lumajang, sejumlah pemuda menggelar aksi pengumpulan koin Rp. 1.000 untuk perbaikan jalan. Selama beberapa hari, para pemuda Lumajang menggelar penggalangan dana di sejumlah titik. "Aksi ini berawal dari diskusi di grup facebook Lumajang, sehingga akhirnya kita melakukan aksi penggalanagn koin seribu untuk perbaikan jalan," ujar Nur Hadiyono, salah satu admin grup facebook Lumajang, Rabu (01/01/2014). Setelah beberapa hari melakukan penggalangan dana, tepat awal tahun 2014, sekitar 9 orang pemuda melakukan penutupan jalan yang berlubang dengan material pasir. Penutupan lubang dilakukan di desa Labruk lor, tepatnya di daerah pintu gerbang masuk Lumajang. "Karena relawan kami sedikit, kita hanya lakukan penimbunan jalan tidak terlalu panjang," jelasnya. Aksi pengumpulan koin seribu untuk jalan rusak Tempeh-Lumajang adalah gerakan awal dari gerakan masyarakat. Jika tidak ada respon dari pemerintah yang memiliki anggaran perbaikan jalan, maka masyarakat bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. "Saya harap ada tindak lanjut dari pemerintah, jika tidak maka masyarakat akan melakukan hal yang lebih besar lagi," jelasnya. Disinggung tentang biang kerok kerusakan jalan, Nur Hadiyano menyebutkan sudah bukan rahasia lagi, truck pasir yang melebihi tonase, sehingga jalan tidak mampu menahan berat muatan. "Saya kira semua sudah tahu, truck pasir yang melebihi tonase sehingga jalan menjadi cepat rusak," pungkasnya.(Yd/red)