Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan warga desa/kecamatan Randuagung ngeluruk kantor pengadilan negeri Lumajang. Pasalnya warga datang untuk melihat jalannya sidang gugatan atas sengketa pilkades desa Randuagung. Sambil menunguu para pihak tergugat datang, warga duduk-dudk di halaman PN Lumajang, Rabu (08/01/2014). "Kami ingin menggugat hasil pilkades Raduagung, yang sarat dengan kecurangan," ujar H. Saham, Calon Kades yang kalah dan melakukan gugatan. Menurutnya, kalah menang dalam sebuah pertandingan itu adalah hal yang biasa. Namun, jika kekalahan akibat lawan atau panitia melakukan kecurangan maka harus digugat untuk mendapatkan keadilan. "Yang kami gugat Panitia Pilkades, BPD, Panwas Pilakdes dan turut tegugat bupati Lumajang," paparnya. Saham dan warga melakukan gugatan karena malihat adanya kecurangan pelakasnaan pilakdes desa Randuagung. Pasalnya, suara milik kades terpilih ditambah sedangkan suara kades yang tidak terpilih malah berkurang. "Calonnya ada tiga mas, saat penghitungan kami lihat panitia curang, karena suara milik saya kurang dan kades yang menang bertambah," terangnya. Panitia yang tidak memperbolehkan adanya penghitungan ulang mambuat para warga semakin curiga. Tak hanya itu, warga juga mendapati pantia Pilkades yang tidak tercatat dalam kepanitiaan namun memiliki peran yang sangat besar. "Ada panitia yang tidak tercatat dalam kepantiaan namun malah dia yang paling berperan," tambahnya. Saat sidang pertama dilakukan para tergugat dan turut tergugat tidak hadir memenuhi panggilan pengadilan. Jika sidang pertama gagal dilakukan, maka Saham dan pendukungnya mengaku akan membawa masa lebih banyak. "Kalu sampai sidang pertama gagal, maka kami akan bawa masa lebih besar lagi meskipun kita tidak berniat untuk anarkis," pungkasnya.(Yd/red)
lumajang hari ini
Tanggulangi Krisis Air Bersih, BazNas Bangun Menara Air di Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Badan Amil Zakat Nasional (BazNas) dengan menggandeng PT AIA Financial membanguan menara air di desa Tanggung, Kecamatan Padang Kabupaten Lumajang. Pembangunan tersebut merupakan rangkaian program air bersih untuk 2.000 warga yang mengalami krisis air bersih. "Ini program pemyediaan air bagi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan bagi warga yang mengalami krisis air bersih dan layak untuk mendapatkan bantuan," ujar Teten Kustiawan Direktur Palaksana BazNas kepada sejumlah wartawan, Rabu (08/01/2014). Rangkaian kegiatan pembangunan instalasi air bersih merupakan agenda BazNas untuk membantu para mustahik (orang yang berhak menerima zakat) yang ada di Lumajang. Nantinya, setelah semua pembangunan istalasi selesai maka diharapklan Baz Kabupaten bisa menfasilitasi terbentuknya Perhimpunan Pengguna dan Pemakai Air (P3A) yang nantinya mengelola keberlangsungan pengelolaan air bersih. "Kita harapkan nantinya ada P3A, yang akan mengelola keberadaan istalasi air besih yang ada disini, yang itu diatur oleh Baz Lumajang dan desa Tanggung" paparnya. Sementara itu, Drs H. Muflih Farid Ketua Baz Kabupaten menyatakan, instalasi air besih yang ada di desa Tanggung nantinya akan mengambil air dari sumber Pakel. Dimana, dari sumber tersebut ketersediaan air sangat besar namun belum dimanfaat dengan maksimal. "Nantinya warga bisa mengambil air melalui kran secara gartis," jelasnya. Hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan instalasi menara air bersih, Dr. H. Sjahrazad Masdar Bupati Lumajang, Mursidah Thahir, Dewan Pengawas Syariah AIA, Nina Mudrikah Hariyati Head of Syariah AIA.(Yd/red)
Akibat Truck Pasir Jalan Rusak, Santer Kabar PAD Pasir Bocor Ke Oknum Pejabat
Lumajang(lumajangsatu.com)- Isu kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) sektor pasir mencuat dari dampak jalan rusak dan sejumlah desakan masyarakat serta mahasiswa agar aparat penegak hukum segera melakukan pengusutan. Pasalnya, ditengah semakin banyaknya truck pasir yang keluar dari Lumajang dan berdampak pada rusaknya jalan Tempeh-Lumajang, PAD pasir malah semakin turun drastis. Akibatnya santer beredar isu bahwa hasil kekayaan alam Lumajang hanya dimakan oleh oknum-oknum pajabat di lingkungan Pemkab Lumajang. Warga dan mahasiswa yang berdemo jalan rusak juga menuntut aparat penegak hukum seger mengusut dugaan tersebut. Beredarnya isu kebocoran PAD pasir langsung ditanggapi oleh Bupati Sjahrazad Masdar. Menurutnya, turunya PAD pasir galian C karena minimnya stok pasir akibat gunung Semeru tidak lagi memuntahkan pasir. "Bahan baku pasir dari Semeru berkurang," ujar bupati kepada sejumlah wartawan, Selasa (07/01/2014). Ditanya tentang semakin banyaknya truck pasir yang setiap hari keluar dan kabarnya bisa mencapai 900 truck setiap harinya, Masdar menyabut bahwa yang banyak keluar adalah truck pasir besi bukan pasir golongan C. "Ooo.. itu truck galian B, bukan pasir galian C," jelasnya. Ia juga menjamin tidak ada kebocoran PAD pasir apalagi ada oknum pejabat yang terlibat dan menikmati manisnya uang dari kekayaan alam lumajang. "Gak ada kebocoran, kebocoran apa? memang PAD pasir menurun, namun PAD Lumajang dari sektor lain meningkat," pungkasnya.(Yd/red)
Biadap...!!! Selama 6 Tahun Ayah Kandung Makan Sendiri Anaknya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Malang nasib yang dialami oleh Bunga (nama samaran), 13 tahun, warga dusun Pepe, desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung. Pasalnya, Selama hampir 6 tahun gadis cantik yang memiliki wajah seperti orang India itu menjadi korban kebejatan bapak kandungnya, Sanen (55) yang tega memperkosanya dan mengancam korban agar tidak memberitahukan kepada siapapun. Akibat kelakuannya, sang bapak biadap langsung diamankan di Mapolres Lumajang. Aksi bejat yang dilakukan Sanen mendapatkan reaksi dari para tetangga korban. Selamet tetangga korban menyatakan, dirinya dan tetangga yang lain sangat geram dan mengaharapkan pelaku bisa dihukum sangat berat. "Kami siap, bila dibutuhkan untuk memberikan tanda tangan agar polisi memberikan hukuman yang berat," ujar Selamet kepada sejumlah wartawan usai membatu polisi mengamankan pelaku, Selasa (07/01/2014). Dari penuturan para tetangga, terungkap bahwa korban sudah menerima perlakukan biadap sejak duduk dibangku kelas 4 SD. kejadian tersebut baru terungkap setelah korban duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA). Awalnya, korban melaporkan kelakukan sang ayah kepada polisi. Berawal dari laporan korban, polisi memberikan nomor telepon kepada korban dan korban diminta menghubungi polisi jika mendapatkan perlakukan kasar dari pelaku. Benar saja, korban kembali mendapatkan perlakuan biadap. Korban dipukul dan kakinya diikat dengan rantai oleh palaku ditempat tidurnya. Korban yang telah memiliki nomor polisi langsung memberikan kabar dengan mengirim pesan singkat ke Polsek Rowokangkung. Dibantu para warga, polisi akhinrya menangkap pelaku dan langsung mengamankan tersangka ke Polres Lumajang. "Awalnya korban melapor, terus oleh polisi diberi nomor telefon agar memberi kabar jika kembali mendapatkan perlakuan kasar, akhirnya terjadi ini mas," paparnya. Informasi yang berhasil dihimpun, Korban merupakan anak kelima pelaku dari delapan bersaudara. Sedangkan ibu korban atau istri pelaku telah lama stres dan kabarnya stres ibu korban akibat perlakuan kasar dari ulah sang suami. Sehari-hari, pelaku berprofesi sebagai tukang becak yang biasanya mangkal dijembatan anyar (baru) Kecamatan Rowokangkung.(Yd/red)
Polisi Halau dan Larang Truck Pengangkut Pasir Lewati Jalur Tempeh-Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi Demo mahasiswa dan masyarakat Lumajang atas rusaknya jalan sepanjang Lumajang-Tempeh, yang terjadi di dua titik yakni di Kawasan Tempeh dan di depan Pemkab Lumajang akhirnya mendapat perhatian. Di pertigaan Gladak Abang Lumajang akhirnya terpampang banner bertuliskan Dilarang Masuk Khusus Truk Tronton, Truk Gandeng, Kereta Tempelan Muatan Pasir Karena Ada Perbaikan Jalan, Jalur Lumajang Pasirian Tempeh-Lumajang. Pengorbanan masyarakat Lumajang yang terjadi selama kerusakan jalan di sepajang jalur Lumajang-Tempeh, baik segala kegiatan para muda, juga demo ribuan masyarakat Tempeh dan demo PMII yang berujung ricuh dengan petugas Sat Pol PP hingga melibatkan oknum polisi bertindak brutal, telah mampu memenuhi keinginan masyarakat Lumajang untuk terbebas dari truk ‘raksasa’ pengangkut pasir. Pantauan di lapangan, Banner larangan yang salah satunya dipasang di Pertigaan Gladak Abang Lumajang tersebut mendapat penjagaan ketat petugas dari Dinas Perhubungan dan polisi. Dengan adanya banner larangan tersebut, dipastikan sejak Selasa hingga selesainya perbaikan jalan, yang dalam kesepakatan selama dua minggu pasca terjadinya demo, truk ‘raksasa’ yang menjadi mosnter jalanan tersebut tidak lagi melintas diruas jalan Lumajang-Tempeh. Informasi dari Dinas PU Kabupaten Lumajang, pelarangan tersebut bersumber dari kesepakatan antara Kementrian PU dan Dinas PU Provinsi dengan warga pendemo pada Senin sore, yang difasilitasi Dinas PU Kabupaten Lumajang. Dua minggu pasca demo, jalur Lumajang-Tempeh akan mendapat perbaikan. Namun dijelaskan, jika perbaikan masih bersifat sementara (tambal sulam). Karena perbaikan permanen baru akan dimulai awal Maret mendatang. Menurut Arsyad Subhekti, koordinator aksi demo yang berlangsung Senin kemarin, kedepanya akan dibatasi setiap armada hanya boleh membawa pasir sebanyak 21 ton sekali angkut. Jika lebih dari 21 ton, maka kepada armada tersebut akan diminta untuk mengembalikan pasir yang dibawanya kelokasi pengambilan semula. Selanjutnya, Polisi dan Dinas Perhubungan akan terus mengawasi para armada pengangkut pasir agar tidak melebihi tonase. “Sehingga jika jalan sudah selesai diperbaiki, tidak lagi menimbulkan kerusakan seperti yang terjadi sekarang ini," kata Arsyad Subekti, Selasa (07/01/2013) Sementara itu, AKBP Singgamata SIK juga langsung melakukan sidak ke Lapangan untuk memantau aktifitas truck besar yang dinilai oleh warga melebihi kekuatan jalan dan menjadi biang kerok kerusakan jalan. Dismaping itu, sejumlah personel Polisi di polsek Tempeh juga mengahalau armada Truck Besar yang mengakut pasir untuk kembali kerah selatan. "Kita melakukan pemantuan dilapangan untuk melihat muatan aramada truck pasir," jelas kapolres yang saat demo masyarakat Tempeh juga turun di lokasi.(Yd/red)
Aksi Bringas Oknum Polisi Lumajang, Aktivis PMII Harus Dirawat di Rumah Sakit
Lumajang(lumajangsatu.com)- Akibat aksi yang berlangsung ricuh Salah satu mahasiswa PMII Cabang Lumajang harus masuk ke RS Islam untuk mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat usai di pukuli dan dihajar polisi saat mengelar aksi demo di Depan Pemkab Lumajang, Senin (06/01/2014). Yuli Purwanto, ketua Komisarita PMII STKIP Lumajang mendapatkan perawatan dibagian lengan tangan dan pinggul usai dihajar polisi. Ia mengaku dsiret oknum polisi saat menghalangi temannya saat akan dihajar petugas. Saya dipukuli dan diseret, saat menyelamatkan teman saya digebuki oleh oknum polisi, kata Yuli saat dirawat. Dia kaget dengan ulah sejumlah oknum polisi yang bertindak represif saat mengawal aksi demo mahasiswa mendesak Bupati Lumajang, Sjharazad Masdar segera memperbaiki jalan rusak. Polisi langsung beringas menghajar dirinya bersama teman-temannya. Diluar dugaan, polisi beringas dan memukuli teman-teman, ungkapnya. PMII Lumajang meminta polisi bertanggung jawab atas tindakan kekerasan pada rekannya. Kami mengutuk polisi yang bertindak kekerasan, dan kami akan berkirim surat ke Komnas HAM atas aksi premanisme oknum polisi Lumajang ungkap Jamaludin, ketua Cabang PMII Lumajang.(Yd/red)
Dihalangi Liput Demo Ricuh dan Nyaris Dipukul, Jurnalis Lumajang Lapor Propam
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi koboi aparat kepolisian polres Lumajang tidak hanya menimpa aktvis mahasiswa PMII yang menggelar aksi di depan pemkab. Namun, juga menimpa salah satu insan jurnalis, yang nyaris kamaranya dibanting oleh salah satu oknum polisi. Nur Hadi, Kontributor Trans TV hampir saja kehilangan kameranya karena hendak dirampas oleh salah seorang oknuk polisi, ketika meliput aksi ricuh polisi dan PMII. Beruntung, aksi itu tidak berlanjut karena temen-teman jurnalis yang lain melihat dan merekam aksi yang dialkukan oknum polisi. Belasan Jurnalis langsung mendatangi unit Provost dan Propam Mapolres Lumajang, Senin (06/01/2014), untuk melaporkan Aiptu Imam yang menghalangi jurnalis dengan mencoba merampas dan hendak memukul dengan kayu saat meliput aksi demo mahasiswa. Nurhadi mengaku, saat meliputi mahasiswa adu pukul dengan aparat, dirinya mengambil gambar. Disaat ada petugas menyeret mahasiwa untuk diamanakn ke Mapolres, oknum polisi mengambil kamera dan hendak memukulnya. "Tadi mas Iwan Tv One mengambil gambar saya hendak di pukul oleh polisi bernama imam," terang Hadi sapaan panggilan akrab jurnalis Trans Media. Nurhadi yang ditemani rekan jurnalis melaporkan ke Unit Propam dan Provost Mapolres mendesak petugas memeriksa dan menindak anggotanya. "Ini harus ditindak lanjuti," terang Cucuk wartawan MNC Group. Wakapolres Lumajang, Kompol Andi Arisandi yang diminta Kapolres menemui wartawan untuk menindak lanjuti laporan wartawan mengenai ada oknum polisi menghalang-halangi peliputan. "Iya kita tindak lanjuti," jelasnya. Sementara Oknum Polisi, Imam meminta maaf ke Nur Hadi di depan kantor unit Provost dan Propam. "Saya minta maaf, gak usah dibesar-besar," ujar Imam yang didampingi Kanit Propam, Ipda Kusnan.(Yd/red)
Aksi Demo Jalan Rusak Ricuh, Polisi Koboi Seret Aktivis PMII Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi puluhan aktivis mahasiswa PMII cabang Lumajang yang mendesak pemerintah segera memperbaiki jalan Tempeh-Lumajang berakhir bentrok dengan aparat di depan kantor Bupati Lumajang. Kericuhan tidak terhindarkan, karena Polisi menghalangi mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasi pada bupati, Senin (06/01/2014). Aksi koboi mulai diperlihatkan oleh aparat kepolisian dengan memukul Mahasiswa. Mendapat perlakuan kasar, mahasiswa langsung melakukan perlawanan dan akhirnya adu jotos tak terelakkan. Bentrok mahasiswa dengan aparat diawali saat mahasiswa menghadang truk dan menurunkan pasir di pintu gerbang kantor bupati. 3 buah ban mobil langsung dibakar oleh mahasiswa di tengah jalan alun-alun Utara. Aksi kejar-kejaran Mahasiswa dan aparat berlansgung hingga polisi menyeret dua aktivis PMII dan langsung dimasukkan ke halaman mapolres Lumajang. "Kita dipukul dulu, polisi bukannya jadi pelayanan, malah jadi preman," teriak Yuli Purwanto salah satu aktivis yang mengalami cidera dilengan kirinya akibat diseret polisi. Polisi yang tersulut emosi mengejar mahasiswa, sehingga adu pukul tak terhindarkan. "Ayo kalu mau ngisruh, ayo silahkan anrkis," teriak anggota Polisi. Melihat dua temannya dibawa polisi, aksi langsung berpindah didepan polres Lumajang. Mahasiswa mengepung Mapolres dan meminta rekannya yang ditangkap dilepaskan.(Yd/red)
Demo Jalan Rusak Tempeh-Lumajang, Aktivis PMII Desak Bupati Masdar Mundur
Lumajang(lumajangsatu.com)- Tidak hanya warga Tempeh yang menggelar demo jalan rusak puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonedia (PMII) Cabang Lumajang juga menggelar aksi serupa. Mahasiswa memblokade jalan dipertigaan jembatan merah dan menyandra satu truck pengangkut pasir, Senin (06/01/2014). Setelah berorasi di pertigaan jembatan merah, mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke Pemkab Lumajang. Mahasiswa meminta bupati MAsdar untuk keluar dan menemui mahasiswa. Bahkan, mahasiswa meminta Bupati Sjahrazad mundur karena dianggap gagal memimpin dan memperjuangkan hak-hak warga Lumajang. "Perbaiki jalan Tempeh-Lumajang, Bupati mudur saja, jika tidak bisa memperjuangkan apsirasi warga Lumajang," teriak Arya sambil berorasi diatas truck pasir. Mahasiswa juga mempertanyakan PAD pasir yang semkin mengecil ditengah kerusakan infrastruktur yang semakin parah. Mahasiswa menduga adanya kebocoran pendapatan yang dinikmati oleh oknum pejabat pemkab Lumajang "Kami minta aparat penegak hukum mengusut dugaan kebocoran PAD pasir Lumajang yang ditengarai dinikmati oleh oknum pejabat pemkab," jelasnya. Mahasiswa juga membakar ban bekas dan menumpahkan pasir didepan pintu Pemkab. Mahasiswa memasang batu nisan diatas pasir yang bertuliskan sjahrazad dan Sukarwo. Hal itu kata mahasiswa menunjukkan matinya hati nurani para pemimpin. "Ayo dengarkan kami para pemimpin, jangan terlena dibalik kursi yang empuk dan ruangan yang ber-AC," pungkasnya.(Yd/red)
Demo Biang Kerok Jalan Rusak, Dishub Tunjuk Polisi, Kapolres Lumajang Geram
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kesal dengan kondisi jalan rusak sepanjang jalur Tempeh hingga Lumajang, ribuan warga Tempeh turun jalan. Warga melakukan blokade jalan dari aktifitas truck pengangkut pasir. Warga sangat prihatin dengan kondisi jalan ditengah turunnya PAD Lumajang dari sektor pasir. "Kami meminta aparat menindak tegas setiap armada angkutan pasir yang melebihi tonase," ujar Dodik salah satu warga Tempeh yang ikut dalam aksi demo, Senin (06/01/2014). Jika tidak ada tindakan tegas dari aparat, maka warga mengancam akan melakukan blokade truck pasir yang melibihi tonase. Warga menilai, truck yang mengangkut pasir melebihi tonase dianggap sebagai biang kerok dari keruskan jalan dan menyengsarakan rakyat Lumajang. Sementara itu, BEP Winarno Kepala Dinas Perhubungan Lumajang menyebutkan bahwa kewenangan penindakan sesuai dengan aturan berada di tangan Polisi. Ia juga meminta agar para sopir dan para pengusaha bisa memperhatikan kepentingan masyarakat. "Kewenangan penindakan ada ditangan polisi," ujar Winarno yang disambut teriakan oleh warga. Ungkapan Dishub Lumajang langsung direaksi oleh AKBP Singgamata SIK, Kapolres Lumajang. Menurutnya, bahwa yang terpenting jalan Tempeh-Lumajang segera diperbaiki. Kapolres meminta tidak saling tuding siap yang salah. "Tidak perlu saling mencari siapa yang salah, tapi jalan rusak ini darurat untuk segera diperbaiki," ujar Kapolres dengan sedikit muka memerah. Dari data yang dimiliki polisi, selama jalan rusak telah ada 13 kecelakaan akibat pengendara terperosok kejalan berlubanag. Dari kecelakaan tersebut ada 3 nyawa melayang sia-sia. "Sudah ada korban jiwa akibat jalan yang rusak," terangnya. Disingung tentang penindakan dari truck yang melebihi tonase, Kapolres mengaku telah melakukan penidakan. "kalau ada rambunya pasti kita tindak, saat ini tidak ada ramnbunya," pungkasnya.(Yd/red)