Lumajang

Pagi Hari, Kawanan Begal Bacok dan Bawa Kabur Sepeda Korban di Ranuyoso

Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi begal kembali kambuh dan beraksi di pagi hari sekitar jam 07.30 di jalan raya Lumajang-Probolinggo tepatnya di Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso. Tinardi (38) warga Tanggerang-Jawa Barat menjadi korban kawanan 3 begal bersenjata tajam.Pembegalan berawal saat Tinardi bersama adiknya warga Probolinggo hendak berkunjung kerumah saudaranya diwilayah Klakah. Saat melintas di jalan Wonoayu, tiba-tiba korban dipepet oleh pelaku yang menggunakan penutup wajah (masker)."Saat sampai di jalan ini saya dipepet oleh satu orang memakai helm dan masker, sehingga tidak mengenali wajahnya mas," ujar Tinardi saat dirawat di Puskesmas Ranuyoso karena mengalami luka bacok, Sabtu (05/08/2017).Pelaku yang memepet korban dan langsung membacok mengenai lengan kiri korban. Korban yang panik hendak memacu sepeda motor Honda Beat yang dikendarainya, namun langsung ditabrak oleh pelaku lain yang berboncengan dari belakang."Motor saya ditabrak dari belakang mas dan berada di tengah-tengah. pelaku ini mengacungkan senjata tajam dan mengancam dan langsung membawa sepeda motor saya itu," terangnya.AKP Sutiyo, Kapolsek Ranuyoso saat dikonfirmasi mengaku memang ada aksi pembegalan di wilayah Desa Wonoayu. Saat ini, polisi sedang melakukan pemeriksaan korban untuk mengungkap para begal tersebut. "Iya mas, benar ada pembegalan tadi pagi di jalan Wonoayu," pungkasnya.(Mad/yd/red)

Jaga Toleransi, Gusdurian dan Laksar Hijau Gelar Tahlil dan Do'a Lintas Iman

Lumajang (lumajangsatu.com) - Puluhan aktivis lingkungan dan Gusdurian Lumajang menggelar tahlil dan do'a lintas iman, Jum'at (04/08). Kegiatan tersebut disamping rutin digelar setiap Jum'at Legi di Gunung Lemongan juga untuk memperingati Harlah Gusdur ke 77 tahun.Hadir dalam kegitan tersebut dari Agama Kristen Pendeta Jeckson, Sukidi Kades Wonocempoko dari Agama Hindu, kyai Fi'il Madi dari Desa Wotgalih dan Joko dari aliran kepercayaan. Kegiatan itu juga ingin membanguan kerukunan antar umat beragama yang ada di Kabupaten Lumajang."Selain memperingati Harlah Gusdur ke-77, kegiatan ini juga untuk membangun kerukunan antar umat beragama di Lumajang, semampu yang kami bisa," ujar A'ak Abdullah Al-Kudus, Koordinator Laskar Hijau, Sabtu (05/08/2017).Indonesia yang memiliki banyak suku, bangsa, budaya dan agama saat ini sedang diuji dengan adanya gerakan-gerkan radikalisme. Kegiatan tersbut ingin menagkal gerakan radikalisme yang ingin memecah keutuhan NKRI."Kegiatan semacam ini sebagai upaya kita tetap menjaga NKRI, karena Indonesia adalah bangsa yang bermacam-macam suku, bangsa, adat dan agama. Jadi tidak bisa kemudian dijadikan satu warna saja," pungkasnya.(Yd/red)

Ranuyoso Diobok-obok Aksi Curwan, 4 Ekor Sapi Amblas Dalam Semalam

Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi pencurian hewan ternak (maling sapi) seperti jadi momok dan teror bagi warga Ranuyoso Kabupaten Lumajang. Pasalnya, aksi maling sapi seakan tidak pernah habisnya bahkan bisa dibilang sangat sering terjadi."Tadi malam saja di Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso ada tiga ekor sapi yang dicuri. Namun saat dilakukan pengejaran 2 berhasil ditemukan dan satu amblas," ujar Arif salah seoarng warga Wonoayu, Selasa (01/08/2017).Informasinya, tak hanya di Desa Wonoayu aksi komplotan maling sapi juga beraksi di Desa Ranuyoso dan 3 ekor sapi raib. Warga yang secara gotong royong melakukan pengejaran tidak membuahkan hasil."Infonya juga di Desa sebelah ada 3 ekor sapi yang juga hilang di malam yang sama," paparnya.Warga Ranuyoso biasanya enggan membuat laporan kehilangan pada polisi, karena warga sudah hilang kepercayaan pada aparat penegak hukum. Meksi malapor, warga beranggapan tidak menjamin sapinya yang hilang akan ditemukan."Warga seakan sudah hilang kepercayaan mas, mereka menganggap meski melapor toh sapi mereka gak akan ditemukan. Sehingga warga lebih memilih untuk melakukan pengejaran secara swakarsa," tambahnya.Hal senada juga disampaikan oleh Hamedi warga Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso. Selama kurun waktu 3 tahun di desanya, sudah ada 90 lebih sapi yang hilang dan kebanyakan tidak ditemukan."saya mencatat selama kurun waktu 3 tahun sudah ada 90 lebih sapi yang hilang dan banyak yang tidak terungkap," pungkasnya.(Yd/red)