Rowokangkung(lumajangsatu.com) - Kantor Desa Rowokangkung Kecamatan Rowokangkung hancur di sambar petir, Kamis(18/12) sore. Akibatnya, pendopo dan sejumlah alat-alat elektronik rusak, diduga mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Kejadian petir menyambar membuat geger, pasalnya kerusakan di balai desa Rowokangkung luar biasa. Dikarenakan, genteng-genteng dari atap pendopo berserakan hingga ke halaman kantor desa. Informasi warga, kantor desa saat disambar petir mengeluarkan nyala api dan genteng bertebangan. Warga menduga, kantor Desa sudah hancur dan tidak berbentuk lagi. Apalagi, suara sambaran pentir sangat keras mengema. "Tadi disambar petir, jadinya hancur berantakan," ujar Sekdes Rowokangkung, Heru kepada wartawan. menurut dia, bila hujan terjadi terjadi wilayah Desa Rowokangkung disertai petir. Apalagi, kawasanya memang memiliki medan magnet luar biasa. "Semua hancur dan rusak, kerugian ratusan jutaa," jelasnya. Perangkat desa bersama warga bergotong royong untuk membersihkan balai desa dari material seperti genteng, kayu.(ls/red)
Pendidikan
Siswa Protolan SMAN Pasirian Mengamuk Bawa Clurit dan Lukai Mantan Guru
Lumajang(lumajangsatu.com) - Yogi, siswa protolan SMA Negeri Pasirian tiba-tiba kalap dengan membawa clurit ke bekas tempatnya belajar. Yogi mengamuk dengan membacok 2 guru dan seorang satpam. Dari informasi yang diterima lumajangsatu.com,, Kamis(18/12/2014) Yogi Montovani, asal Desa Jarit Kecamatan Candipuro mendatangi sekolah dengan keadaan mabuk dan menyikap sebuah clurit. Kedatangan, pelaku dikarenakan ada omongan yang menuduh dirinya melakukan pemecahan kaca oleh oknum guru. Yogi datang ke sekolah langsung mencari oknum guru yang menduga dirinya memecahkan kaca sekolah. Dikarenakan tidak bertemu, dia mendatangi ruang kepala sekolah. Akhirnya, Yogi kalap mencoba membacok kepala sekolah dan guru yang dianggapnya melakukan tuduhan salah. Satpam Setempat yang hendak menolong 2 guru, malah terkena sabetan. Akibatnya 3 orang staf pengajar dan keamanan dilarikan ke RS Pasirian dikarena mengalami luka.Sedangkan Yogi berhasil diamankan oleh petugas dan digiring ke Mapolsek Pasirian untuk penyidikan. "Kita selidiki dulu, apa motif pelaku," ujar salah seorang anggota Polsek Pasirian.(ls/red)
Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata Segera Pindah Tugas ke Kota Malang
Lumajang(lumajangsatu.com) - Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata segera mutasi ke Polresta Malang dan digantikan oleh Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Aries Syahbudhin. Kabar ini sudah beredar di kalangan pers dan menjadi perbincangan masyarakat serta staf Polres Lumajang. Gerbong mutasi sebagaimana surat telegram Kapolri bernomor : ST/2502/XIII/2014 tgl 16 Des 2014. Mutasi Kapolres Lumajang bersamaan dengan 18 Kapolres di Jawa Timur. Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata saat dihubungi lumajangsatu.com melalui ponselnya mengatakan, dirinya mengetahui beredarnya akan segera mutasi dari teman media dan rekan-rekannya sesama anggota Polri. "Terima kasih atas dukungannya mas selama di Lumajang," ketika dihubungi Pimred Lumajangsatu.com, Babun Wahyudi. Kapolres AKBP Singgamata belum mengetahui kapan serah terima jabatan, namun pergantian posisi tidak akan dilakukan sebelum Operasi Lilin. "Saya masih menunggu petunjuk dari Kapolda Jatim, terimah kasih dukungan masyarakat Lumajang, saya memiliki banyak kesan mendalam diawal menjabat sebagai Kapolres," ungkap bapak 2 anak itu.(ls/red)
Aduh, Mobil Camat Tempeh Jadi Korban Pohon Tumbang di Adipura
Lumajang(lumajangsatu.com) - Pohon penghias jalan Panglima Sudirman yang tumbang, ternyata menimpa mobil camat Tempeh Nopol 77 YP, Hariyono usai pulang dari Takzia di Sukodono. Beruntung, Camat Tempe bersama istrinya tidak apa-apa, hanya kaget menjadi korban pohon tumbang. "Saya kaget mas, lha wong pas dilampu merah pohon tumbang," ujar Hariyono pada Lumajangsatu.com dilokasi kejadian,Senin(15/12) malam. Menurut dia, tidak menyangka menjadi korban pohon tumbang.Dirinya langsung ditolong warga dan pengendara yang melintas. "Alhamdulillah, tidak apa-apa, " jelasnya. Menyusul ada pohon tumbang, petugas BPBD dan POlres Lumajang mengevakuasi pohon bersama-sama. petugas mengggunakan mesin senso untuk memotong batang dan ranting. Kerusakan mobil dinas camat Tempeh dibagian belakang, hanya ada yang peyok dan tergores dari terjangan ranting pohon. Hingga berita ini diturunkan, evakuasi mobil camat Tempe dari pohon penghiasa jalan masih berlangsung.(ls/red)
Deddy : Situs Biting Perlu Dikembangkan dan Dilestarikan Sebagai Kawasan Cagar Budaya
Lumajang(lumajangsatu.com) - Anggota DPRD Lumajang, Deddy Firmansyah berharap Hari Jadi Lumajang ke 759 sebagai momentum kembalinya Situs Biting sebagai peradaban besar kota di Kaki Gunung Semeru. Dirinya berharap pemerintah usai melakukan pembangunan besar-besaran di kawasan Wisata diatas Awan Puncak B-29 bisa kembali ke Situs Biting yang dijadikan kawasan cagar budaya Jawa Timur oleh Gubernur, Soekarwo. Saya berharapa dan mewakili masyarakat Desa Kutoreno Kecamatan Sukodono, khususnya DUsun Biting, eksekutif memperhatikan meski sedikit, ujar anggota Komisi A DPRD Lumajang itu. menurut dia, Situs Biting memiliki makna yang besar bagi perkembangan dan pembangunan Lumajang. Karena, masyarakat Kutorenon khusunya Biting, siap dalam menjadi desa Wisata. Konsep ini oleh kepala desanya sudah digalakan, ini perlu dukungan pemerintah daerah, ujar politisi Hanura itu. Situs Biting dikenal dalam duniao arkeologis sebagai kotaraja Lamjang dengan panjang benteng puluhan kilometer dengan dikeliling 4 buah sungai. Bahkan, bukti peninggalan peradaban bangunan di SItus Biting masih bisa terlihat. Dukungan pemerintah daerah dengan Bupati Lumajang berkunjung ke Situs Biting sebagai komitmen, tetapi pembangunan dan pengembangan perlu dilakukan. (ls/red)
Prosesi Harjalu 759 Sederhana, Ketua DPRD Bacakan Sejarah Singkat Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com) - Prosesi Hari Jadi Lumajang memang digelar sederhana di pendopo Kabupaten,Senin(15/12/2014). Ada yang unik kali ini, pembacaan sejarah singkat Lumajang dibaca oleh ketua DPRD, Agus Wicaksono. Namun ada yang berbeda, Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar tidak bisa hadir dikarenakan sakit di Surabaya. Meski tidak kehadiran sang raja Lumajang, tidak mengurangi kesakralan dan makna dari hari lahir yang berdasarkan prasasti Malurung. "Mari kita do'akan kesembuhan bapak bupati lumajang," ujar plt Bupati Lumajang, As'at Malik saat memberikan sambutan. Dia mengajak masyarakat Lumajang untuk kompak dalam pembangunan. Sehingga terwujud masyarakat sejahtera dan bermartabat. " Semua harus guyub semua birokrat baik di desa dan pemkab," paparnya. Dalam prosesi tidak ada lagi arak-arakan tumpeng. Namun, ada 3 tumpeng, satu besar dan 2 kecil. (ls/red)
Pesta Miras di LSS, 9 Pelajar Teler Diciduk Polisi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Sebanyak 9 pelajar dari 3 sekolah terjaring razia polisi saat menggelar pesta miras di Lesehan Stadion Semeru (LSS) Lumajang, Senin (15/12/2014). Para pelajar tersebut langsung diamankan di markas Polres Lumajang di bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpada (SPKT). "Tadi bagian Sabhara melakukan operasi di LSS dan menemukan 9 pelajar yang sedang melakukan pesta miras," ujar Ipda Basuki Rachmad kepala SPKT Polres Lumajang. Pihak kepolisian langsung melakukan pendataan kepada para pelajar tersebut. Nantinya, Polisi akan melakukan pemanggilan pada guru dan orang tua dari para pelajar tersebut. "Kita lakukan pembinaan, pendataan dan pemanggilan bagi guru dan orang tua dari siswa-siswa tersebut," terangnya. Pihak kepolisian memang sering melakukan razia dan tempat tersebut yang biasa di jadikan tempat mabok-mabokan. Dari pengakuan para pelajar itu, kata Basukai mereka hanya satu kali pesta miras. "Pengakuannya mereka beli miras jenis arak di pasar Senggol," jelasnya. Setelah melakukan pendataan, para pelajar tersebut berasal dari tiga sekolah yakni SMA Yayasan Jenderal Sudirman Lumajang, SMK Negeri 1 Tekung dan SMK PGRI Lumajang. "Ini para pelajar gabungan dari beberapa sekolah yang kemudian melakukan pesta miras di LSS," pungkasnya.(Yd/red)
Prihatin, Warga Tempursari Rayakan Hari Ibu Dijalan Rusak dan Becek
Lumajang(lumajangsatu.com) - Meski jalan rusak belum diperbaiki ole Pemerintah Kabupaten Lumajang, ternyata tidak menyurutkan warga Tempursari untuk unjuk kreatifitas. Ini terlihat jelas, saat pemilik akun facebook Hari Matahari mengungah foto kegiatan peringatan Hari Ibu warga Tempusari di Jalan yang hancur, berlubang dan becek, Minggu(14/12). Foto yang menggugah para facebooker ramai jadi perbincangan, maklumlah Kecamatan Tempursari, sebuah daerah yang terpencil. Apalagi, jalan menuju kecamatan Tempursari dari akses jalan lintas selatan Pasirian suda banyak yang rusak. Kerusakan jalan masuk ke Kecamatan Tempursari diduga karena penambangan pasir besar-besaran di akhir taun 2013 lalu. Warga berharap pemerintah melakukan pembangunan jalan di Tempusari. aksi keprihatian atas foto aktivitas warga Tempursari di jalan rusak mendapat perhatian dari sejumlah akun facebook di Grup Lumajangsatu.com "Shippppp merdeka com " pemilik akun Marlena Aminah. "Salutttt! tetap semangat adik2," ujar akun Iif Nadifah. "Semoga ada perhatian lebih dari pemkab," ujar Nun Taufik Hidayah "Hehehe semangat adek2 ,,," ungkap Luluk Abracadabra. " Prihatin, " ujar Abdul Rohman. Semoga aksi warga Tempursari ditahun 2015, jalan yang rusak suda diperbaiki oleh Pemerintah daerah. Semoga aja perbaikan jalan di Tempusari suda dianggarkan di APBD 2015. Aminnn. (ls/red)
Lumajang Sadar, Tari Glipang Kembali Dilestarikan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah lama terlupakan kesenian tari glipang, Pemkab Lumajang kembali tanamkan kesenian khas kota pisang Lumajang ini pada sejumlah pegiat seni dengan menggelar Lokakarya Tari Glipang di Gedung Guru Jl. Veteran Lumajang, Sabtu (13/12/2014). Sarweni salah satu pegiat seni tari glipang mengatakan, perlunya dilaksanakan lokakarya tari glipang pada sejumlah pelatih tari dari berbagai elemen di Lumajang, guna menyamakan persepsi tentang gerakan dan makna tari glipang ini. "Lokakarya ini sengaja digelar untuk menyamakan persepsi mas, agar gerakan dan makna tari glipang dapat dipahami," papar Sarweni saat dikonfirmasi sejumlah awak media. Diakuinya kesenian ini sudah mulai luntur sejak beberapa tahun terakhir, Oleh karenanya pada kesempatan Hari Jadi Lumajang (HARJALU) ke-759 ini Pemkab Lumajang menggelar lokakarya tari glipang, bahkan dalam waktu dekat festival tari glipang pun juga akan digelar. "Para peminat tari glipang ini sudah mulai menurun sejak dulu, makanya kita adakan Lokakarya ini untuk mengemas kembali kesenian tari glipang menjadi kesenian yang lebih menarik," Paparnya. Diharapkan, dengan dikemasnya kembali tari glipang ini banyak peminat-peminat baru yang tumbuh, utamanya dari para pelajar. "Ya semoga saja semakin banyak peminatnya," Harap Pria yang telah meneliti Kesenian tari glipang ini. (Mad/red)
Bikin Pusing, Guru di Pedesaan Sambut Baik Penghentian Kurikulum 13
Lumajang(lumajangsatu.com)- Penghentian pemberlakukan kurikilum tahun 2013 (K-13) disambut suka cita oleh sejumlah guru, kususnya para guru yang berada di desa. Palsanya, K-13 dianggap sangat menyulitkan guru dan murid sebab sistem pembelajrannya sangat berbeda dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006. Yuyun Farida guru SD Negeri 2 Tegalbangsri Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang mengaku lega karena K-13 dihentikan oleh Kemendikbud Anies Baswedan. Pasalnya, dengan pemberlakukan kurikulum baru itu, membuat para guru bisa stres karena harus mengajar serta melakukan penilaian yang sangat jelimet. "Kalau ini diterapkan, bisa-bisa gurunya stres dan gak sempat ngajar karena pusing memikirkan bagaimana sistem pengajarannya," ujar Yuyun kepada lumajangsatu.com, Sabtu (06/12/2014). Yuyun menjelaksan, dalam K-13 ada beberapa mata pelajaran yang dimasukkan dalam satu tema. Sehingga, siswa kususnya yang ada di desa sangat kesulitan untuk bisa mengikuti sistem pembelajaran yang baru. "Kalu di daerah kota mungkin bisa menyesuaikan, tetapi kalau didesa ketika kita ditanyakan sekarang pelajaran apa bu, kita sudah kerepotan untuk menjawabnya," paparnya. Disamping para guru direpotkan dengan sistem pembelajaran karena ada beberapa mata pelajaran masukd alam satu tema, guru juga sulit dalam mengisi raport. "Penilaian di raport, kita harus membagi pertema, persubtema, aduh wes sangat merepotkan, kita bisa-bisa gak sempat mengajar," pungkasnya.(Yd/red)