Lumajang (lumajangsatu.com) - Seni komunikasi adalah bahasa kepemimpinan Ialah Santi Setya Ningrum. Gadis cantik kelahiran desa Tumpeng Kecamatan Candipuro ini rupanya memiliki kemampuan berbahasa yang luar biasa. 4 tahun yang lalu, ia dipercaya oleh seseorang yang memiliki usaha kerajinan tangan atau yang biasa dikenal dengan handmade/handycraft untuk menjadi tangan kanan si empunya dalam mengembangkan usahanya tersebut.
Tak tanggung-tanggung, gadis berusia 25 tahun ini menguasai setidaknya 4 bahasa secara otodidak, terutama pada bahasa Inggris yang fasih ketika diucapkannya. Beberapa kerajinan yang ia pasarkan merupakan kerajinan dalam kualitas terbaik seperti kayu fosil, ukiran meja dan lain sebagainya.
Baca juga: Belanja Pegawai RAPBD TA 2025 Membengkak, Dapat Sorotan Fraksi NASDEM-PKS DPRD Lumajang
Menariknya lagi, gadis poliglot ini memiliki intuisi bisnis yang sangat bagus hingga menuai hasil yang amat baik pula bagi si empunya usaha. Ketika ditanya, bahasa apa saja yg ia kuasai. Setidaknya 4 bahasa yg ia kuasai antara lain, Korea, bahasa Inggris, Jerman dan Australia.
Baca juga: Fraksi NasDem-PKS DPRD Soroti Minimnya Anggaran Jalan RAPBD Lumajang 2025
"Saya belajar bahasa itu otodidak, tapi alhamdulillah saya bisa hingga dipercaya jadi tangan kanan bos" ujar wanita bermata sipit itu.
Seperti paham ungkapan oleh Napoleon Hill, "jangan menunggu tidak akan pernah ada waktu yg tepat. Mulailah dimanapun anda berada dan bekerja dengan alat apapun yg anda miliki. Peralatan yg lebih baik akan ditemukan ketika anda melangkah", rupanya ia mengaplikasikan hal tersebut pada pekerjaan yg tengah digelutinya.
Baca juga: Generasi Emas Berencana Diajak Ikut Aksi Nyata Cegah Stunting Lumajang
Alat yg ia gunakan adalah bahasa itu sendiri dan alat yg ditemukan ketika ia melangkah adalah keberagaman bahasa itu sendiri. Gadis lajang ini amat pandai menggeluti dunia pemasaran dan kebahasaan yang dikemasnya secara epic dalam terobosan dunia bisnis. Patut dicontoh oleh kaum milenial yang tengah berada dalam masa penjajakan untuk dijadikan contoh dalam pembelajarannya.
"Pokoknya kerja tidak neko-noko. Jujur dan jalani apa adanya itu aja kuncinya mbak" ujar dia saat ditemui di Alun-alun Lumajang.(Ind/red)
Editor : Redaksi