Lumajang (lumajangsatu.com) - Situs Biting di Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono adalah aset sejarah penting bagi Lumajang. Tidak banyak daerah yang memiliki sejarah besar dan sejarah masa lalu adalah hal yang tidak bisa diulang.
Junus Satrio Atmodjo, arkeolog senior Indonesia dari Kementrian Pendidikan dan Kebudyaan menyatakan Situs Biting memiliki luas terakhir tercatat 135 hektar. Tentunya, butuh waktu lama, butuh tenaga banyak untuk menciptakan pemukiman yang sebesar Situs Biting.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
"Kuto itu artinya benteng dari bahasa Sansekerta. Jadi masyarakat masih ingat disini ada benteng besar," tuturnya, Rabu (09/10/2019).
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Pesan Junus pada Pemerintah Lumajang agar tetap menjaga dan melestarikan Situs Biting. Sumberdaya budaya khususnya arkeologi adalah sumberdaya yang tidak bisa digantikan. "Penting dipelihara, karena kita tidak bisa mengulang masa lalu," jelasnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Sejarah dengan bukti-buktinya bukan untuk kepentingan saat ini, tapi untuk masa depan. Prancis dan Inggris bisa bangga dengan peninggalan masa lalunya dan tetap dipertahankan dengan baik. "Kalau ingin dikagumi maka harus dimanage. Memanage itu membuat aturan-aturan mana yang bolah dan yang tidak boleh," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi