Lumajang - Dalam realitas kehidupan manusia terbagi dua, ada yang berpikir positif dan berpikir negatif. Orang yang berpikir positif melihat kehidupan dengan penuh optimisme dan melihat masa dengan penuh harapan serta menyenangkan. Sedangkan kesulitan yang terjadi pada dirinya dilihat dari sisi positifnya. Akan tetapi orang yang berpikir negatif beranggapan, bahwa kehidupan penuh dengan bermacam-macam kesulitan dan masa depan yang suram serta setiap ujian yang Allah berikan pada dirinya dilihat dari sisi negatifnya dan tidak mau mengambil hikmah dari pengalaman hidup yang dijalaninya.
Kehidupan orang yang berpikir penuh dengan rasa optimisme, ketika ditimpa bermacam-macam kesulitan, hatinya berpikir bahwa kesulitan membuat dirinya tangguh dan mampu memecahkan masalah-masalah yang serupa di kemudian hari. Misalnya ketika ditimpa sakit, hatinya sadar bahwa nikmat sehat adalah nikmat yang paling besar yang Allah berikan padanya, sehingga di kemudian hari menjaga kesehatannya dengan cara menghindari segala hal yang dapat mengganggu kesehatannya, baik makanan, minuman maupun tindakan-tindakan lainnya. Lalu mencari dokter yang ahli dan obat yang cocok untuk mengobati penyakitnya, karena sadar, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan akan sembuh apbila obatnya cocok dengan penyakitnya atas izin Allah.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Orang yang berpikir positif, ketika sakit hatinya tabah, karena sadar, bahwa sakit datangnya dari Allah dan pasti ada hikmah dibalik penyakit yang dideritanya, baik ketika sedang sakit maupun setelah sakit. Lalu berusaha mencari cara agar sembuh dari penyakitnya, dengan memperbanyak bersedekah, banyak ibadah kepada Allah dan mencari obat yang cocok dengan penyakitnya.
Orang yang berpuasa fikir positif menyadari, bahwa sakit merupakan salah satu cara Allah SWT, agar sadar bahwa nikmat sehat adalah nikmat yang paling besar yang wajib disyukuri, dengan cara memperbanyak ibadah kepada Allah menghindari segala perbuatan maksiat dan memperbanyak amal kebaikan sesama manusianya dan menghindari tindakan tindakan yang merugikan dan menyakiti orang lain.
Orang yang berpikir positif ketika diuji oleh Allah dengan problem ekonomi, maka berpikir cara-cara menyelesaikan problem yang dihadapinya dengan intropeksi diri dalam cara berbisnis dan cara membelanjakan harta bendanya serta belajar kepada orang-orang yang berhasil dalam mengembangkan usahanya, kemudian berdoa kepada Allah SWT, agar diberikan kesuksesan mengembangkan bisnisnya dan mendapatkan rizki yang halal dan banyak.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Orang yang berpikir positif ketika diuji oleh Allah dengan kesulitan ekonomi, yakin bahwa problem ekonomi yang dihadapinya merupakan momen untuk intropeksi diri dalam beribadah kepada Allah, sikap berinteraksi dengan sesama manusianya dan manajemen bisnisnya.
Sikap orang yang berpikir positif terhadap ketentuan-ketentuan Allah selalu husnudzon kepada Allah, bahwa apa yang ditetapkan Allah pasti yang terbaik untuk dirinya, baik dalam waktu cepat maupun waktu lambat. Ketika ditimpa suatu kesulitan, meyakini bahwa kesulitan tersebut merupakan cara Allah, agar membuat dirinya dekat kepada Allah dan meningkatnya kecerdasan dalam menyelesaikan masalah masalah yang berat, sehingga dirinya mulia dalam pandangan Allah dan mulia dalam pandangan manusia serta mampu membantu orang lain menyelesaikan masalahnya ketika mempunyai priblem yang sama.
Dengan demikian orang yang berpikir positif selalu optimis dalam menghadapi kehidupan dan melihat kehidupan ini penuh dengan harapan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dihadapi dengan hati yang ridho dan mencari solusinya dengan cara yang sistematis, ilmiah, dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan ketentuan Allah, kemudian berdoa kepada Allah, supaya diberikan kekuatan hati, kecerdasan otak, dan diberikan kesuksesan untuk menggapai cita-citanya dalam menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.(Red)
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Wallahu A'lam Bishawab
Penulis Abdul Wadud Nafis, Pengasuhh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon Kecamatan Sukodono
Editor : Redaksi