Lumajang - Di zaman now manusia dihinggapi rasa takut, baik yang miskin maupun yang kaya, baik yang punya jabatan maupun rakyat jelata, baik yang pintar maupun yang awam. Tingkatan penyakit takut yang menimpa pada individu ada di tingkatan rebdah dan ada yang mencapai tingkatan akut dan membahayakan.
Orang kaya takut jatuh miskin, sehingga melakukan bermacam-macam cara untuk mempertahankan kekayaannya dengan cara yang benar sesuai dengan ketentuan Allah dan adat istiadat masyarakat, dan ada pula yang menggunakan segala cara untuk mempertahankan kaayaan dan menambah kekayaannya.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Orang yang punya jabatan merasa takut, merasa khawatir jabatannya hilang atau jatuh dari jabatan yang dimilikinya, sehingga melakukan segala cara dan bermacam-macam strategi untuk mempertahankan jabatannya, bahkan berusaha mendapatkan jabatan yang lebih tinggi yang menjadi kepala desa berusaha menjadi bupati, jabatan kepala desa yang dimilikinya berusaha dipertahankannya dengan bermacam-macam strategi, bahkan berusaha mempunyai jabatan yang lebih tinggi, yaitu menjadi Bupati maupun gubernur.
Orang yang pintar dihinggapi rasa takut dan merasa khawatir tidak ada pengikutnya atau ceramahnya tidak ada yang mendengarkan dan tulisannya tidak ada yang membaca, sehingga rela mengorbankan prinsipnya, agar supaya tetap banyak pengikutnya atau banyak yang mendengarkan ceramah nya.
Orang yang miskin lebih khawatir lagi menghadapi masa depan yang tidak menentu, tidak mendapatkan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya, sehingga merasa resah menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan rintangan serta situasi ekonomi yang tidak menentu. maka tidak jarang orang yang miskin dianggap penyakit stress, bahkan ada yang bunuh diri karena merasa berat menghadapi tekanan-tekanan ekonomi.
Rakyat jelata merasa takut menghadapi masa depannya, karena kadang-kadang mendapatkan tekanan dari penguasa yang tidak mempunyai kasih sayang kepada rakyatya, sehingga hidupnya selalu merasa terancam dari orang lain, baik dari penguasa maupun dari orang-orang di sekitarnya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Orang awam lebih merasa takut menghadapi hidupnya, karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah yang menimpa pada dirinya maupun keluarganya, rasa takut ini ada yang berlevel rendah, sedang bahkan tinggi yang menimbulkan hatinya gelisah dan tidak tenang.
Seorang muslim yang baik akan selalu berpikir optimis menghadapi realitas kehidupan dan masa depan dan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dengan cara melakukan cara-cara yang benar untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan bekerja keras, kemudian hasilnya diserahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang disertai dengan doa dan bersandar kepada Allah subhanahuwata'ala, sehingga keinginannya tercapai, karena melakukan cara-cara yang sesuai dengan syariat dan hatinya tenang karena baik sangka kepada Allah, bahwa apa yang diputuskan Allah itu yang terbaik untuk dirinya, sekalipun pada awalnya tidak paham hikmah dibalik kesulitan yang menimpa pada dirinya.
Usaha dan doa serta tawakal adalah cara yang baik dan benar dalam menghilangkan rasa takut menghadapi kehidupan dan menghadapi masa depan di zaman mow, karena kewajiban manusia adalah berusaha, sedangkan ketetapan akhir ada ditangan Allah dan yang diputuskan Allah itu yang terbaik pada dirinya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik di dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat. Rasa tawakal dan pasrah kepada Allah tidak akan dicapai tanpa didasari oleh iman yang kuat Taqwa yang mantap dan ibadah yang bersungguh-sungguh serta diperkuat dengan ilmu agama yang mendalam.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Orang yang mempunyai iman yang kuat, yakin bahwa Allah maha kuasa. dan apabila Allah berkehendak tidak ada yang sulit untuk terealisasi, walaupun menurut pandangan manusia sulit didapatkannya dan sulit dicapainya. Sejarah membuktikan, banyak hal-hal yang terjadi pada orang-orang yang bertakwa kepada Allah di luar kemampuan manusia dan diluar jangkauan akal manusia, misalnya Nabi Musa selamat dari kejaran Firaun dan Nabi Ibrahim selamat dari kebakaran api yang dilakukan oleh Raja Namrud.(Red)
Wallahu A'lam Bishawab
Penulis : Abdul Wadud Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Desa Kutorenon
Editor : Redaksi