Hikmah Kehidupan

Tragedi Pengalaman Yang Menjengkelkan

lumajangsatu.com
Abdul Wadudl Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Desa Kutorenon

Lumajang - Setiap orang mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan,  bahkan membuat hatinya kesal dan jengkel. Yang paling menyakitkan ketika menpunyai pengalaman antri yang lama, yang diakibatkan oleh pelayanan yang kurang prima,  padahal konsumen berpikir, bahwa perusahaan tersebut bisa memberi pelayanan yang prima pada konsumen,  karena perusahaan tersebut perusaan besar dan mempunyai nana besar, tapi realitasnya karyawannya tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, maka dalam hatinya timbul perasaan kesal, bahkan kadang-kadang marah yang diekspresikan dalam wajah yang cemberut, kata-kata yang kurang sopan dan sikap yang tidak terpuji.

Orang yang hebat adalah orang yang mampu menahan diri ketika marah dan tidak  sikap marah dan kesal di depan umum, karena dia tahu dan sadar bahwa apabila bersikap kurang baik dan tidak sopan akan membawa kerugian bagi dirinya,  yaitu jatuh nama baiknya dan harga dirinya hancur.  Orang yang mampu menahan diri dan bersikap lemah lembut dalam kondisi marah, maka  menjadi orang yang anggun  dan wibawa.

Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan

Tapi dalam realitasnya tidak banyak orang yang mampu menahan diri ketika marah, sehingga tidak anggun dan tidak wibawa. Tapi yang banyak orang-irang melakukan tindakan atau sikap yang membuat nama dirinya jatuh dan rugi secara moral dan harta.

Oleh karena itu rasulullah mengingatkan kepada umatnya,  bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang kuat ketika gulat.  akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasi emosinya ketika hatinya sedang marah. Jadi kata kunci orang yang marah dan kesal akan tampak anggun ketika mampu mengendalikan emosinya pada ekspresi wajahnya, sikapnya dan perkataannya,  sehingga tampak berseri seri dan santun.

Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri

Seseorang tidak akan mampu bersikap anggun dan berwibawa ketika marah. Kecuali tahu dan sadar tentang kerugian yang akan menimpa pada dirinya apabila tidak mampu mengendalikan emosinya dan paham dan yakin serta sadar bahwa apabila mampu menahan marah ketika dalam kondisi kesal  akan terhormat dan wibawa, dan lebih dari itu, yakin bahwa ketika dirinya mampu menahan marah akan mendapatkan pahala yang sangat besar dan ridho dari Allah. 

 Wallahu a''lam bish shawab

Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang

Penulis : Abdul Wadudl Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Desa Kutorenon 

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru