Lumajang - Setiap orang mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, bahkan membuat hatinya kesal dan jengkel. Yang paling menyakitkan ketika menpunyai pengalaman antri yang lama, yang diakibatkan oleh pelayanan yang kurang prima, padahal konsumen berpikir, bahwa perusahaan tersebut bisa memberi pelayanan yang prima pada konsumen, karena perusahaan tersebut perusaan besar dan mempunyai nana besar, tapi realitasnya karyawannya tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, maka dalam hatinya timbul perasaan kesal, bahkan kadang-kadang marah yang diekspresikan dalam wajah yang cemberut, kata-kata yang kurang sopan dan sikap yang tidak terpuji.
Orang yang hebat adalah orang yang mampu menahan diri ketika marah dan tidak sikap marah dan kesal di depan umum, karena dia tahu dan sadar bahwa apabila bersikap kurang baik dan tidak sopan akan membawa kerugian bagi dirinya, yaitu jatuh nama baiknya dan harga dirinya hancur. Orang yang mampu menahan diri dan bersikap lemah lembut dalam kondisi marah, maka menjadi orang yang anggun dan wibawa.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Tapi dalam realitasnya tidak banyak orang yang mampu menahan diri ketika marah, sehingga tidak anggun dan tidak wibawa. Tapi yang banyak orang-irang melakukan tindakan atau sikap yang membuat nama dirinya jatuh dan rugi secara moral dan harta.
Oleh karena itu rasulullah mengingatkan kepada umatnya, bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang kuat ketika gulat. akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasi emosinya ketika hatinya sedang marah. Jadi kata kunci orang yang marah dan kesal akan tampak anggun ketika mampu mengendalikan emosinya pada ekspresi wajahnya, sikapnya dan perkataannya, sehingga tampak berseri seri dan santun.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Seseorang tidak akan mampu bersikap anggun dan berwibawa ketika marah. Kecuali tahu dan sadar tentang kerugian yang akan menimpa pada dirinya apabila tidak mampu mengendalikan emosinya dan paham dan yakin serta sadar bahwa apabila mampu menahan marah ketika dalam kondisi kesal akan terhormat dan wibawa, dan lebih dari itu, yakin bahwa ketika dirinya mampu menahan marah akan mendapatkan pahala yang sangat besar dan ridho dari Allah.
Wallahu a''lam bish shawab
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Penulis : Abdul Wadudl Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Desa Kutorenon
Editor : Redaksi