Tekung - Kelonggaran kegiatan kemasyarakatan, budaya, seni dan olahraga disambut baik para Kicau Mania Lumajang. Setelah sekitar 4 bulan tidak ada perlombaan burung berkicau, terbitnya Perbup Lumajang 31 tahun 2020, para penghobi burung langsung membuat banyak kegiatan perlombaan.
Wahyu, Ketua Boy and Rekan (BNR) Lumajang menyatakan kegiatan lomba burung berkicau digelar dua kali selama seminggu. Panitia dan peserta juga menerapkan protokol Covid 19 dengan ketat. Peserta dicek suhu tubuh, wajib pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
"Kami menyambut baik Perbup 31 tahun 2020. Kami mewakili Kicau Mania mengucapkan terima kasih kepada pak Bupati Lumajang," terang Wahyu saat acara di gantangan Algojo BC Desa Tukum Kecamatan Tekung, Minggu (21/06/2020).
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Trisno, anggota DPRD Lumajang yang juga pembina Kicau Mania menyatakan harga burung berkicau anjlok saat musim Covid 19. Pasalnya, tidak ada perlombaan dan tidak ada kepastian sampai kapan Covid 19 akan berlalu. "Harganya turun drastis mas," papar politis PPP itu.
Harga burung Cucak Ijo, jika dalam kondisi normal ditawar 10 juta, maka saat ini hanya di kisaran 2-3 juta saja. Burung berkicau jika tidak ada perlombaan dan selalu dilatih, maka kicaunnya juga akan rusak atau berubah. Dengan diperbolehkannya kegiatan perlombaan burung, maka harga burung berkicau akan kembali normal.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
"Ya sama dengan petinju lah, kalau tidak pernah tanding pasti rusak. Begitu juga burung. Makanya kita mengucapkan terima kasih kepada pak Bupati karena menerbitkan Perbup 31 tahun 2020," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi