Lumajang - Membaca sholawat adalah amalan yang sangat mulia, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman, agar membaca sholawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, orang yang membaca sholawat yang berpegang teguh kepada etika membaca sholawat akan mendapatkan bermacam-macam faedah dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat, di dunia akan mendapatkan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala, mendapatkan barokah dari Allah subhanahu wa ta'ala, mendapatkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta'ala dan doa serta hajatnya terkabulkan.
Keutamaan di akhirat orang yang membaca sholawat akan diampuni dosa-dosa yang dilakukannya dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, sehingga selamat dari kesulitan di Padang Mahsyar. Yang menjadi pertanyaan Apakah setiap orang yang membaca sholawat akan mendapatkan keutamaan sholawat? jawabannya, orang yang mendapatkan manfaat dari bacaan shalawat apabila betul-betul berpegang teguh kepada etika dan tata cara baca sholawat yang benar.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Yang menjadi pertanyaan berikutnya bagaimana, bagaimana etika membaca shalawat yang benar, agar mendapatkan manfaat dari bacaan sholawat? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka perlu dicermati penjelasan berikut ini:
Pertama. orang yang membaca sholawat niat ikhlas karena melaksanakan perintah Allah, yang termaktub di dalam Alquran, di mana Allah menyuruh kepada orang-orang yang beriman bershalawat kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam, bahkan sebelum Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bersawat kepada Rasulullah, Allah menjelaskan bahwa Allah dan para malaikat bershalawat kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam, sekalipun pengertian shalawat dari Allah dan malaikat berbeda dengan shalawat yang dilakukan oleh manusia.
Kedua, orang yang membaca sholawat hatinya ikhlas mengharapkan ridho dari Allah subhanahu wa ta'ala, karena tujuan tertinggi dari membaca sholawat itu supaya mendapatkan cinta dan ridho dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Ketiga, membaca sholawat didasari karena cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, yang dimaksud dengan cinta di sini adalah hatinya orang yang membaca sholawat betul-betul cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena Rasulullah manusia yang paling baik dan manusia yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala serta karena Rasulullah sudah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Keempat, bacaan sholawat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Alquran dan yang ada di dalam hadis. Orang yang baca sholawat hendaknya membaca teks bacaan sholawat yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan dan dicontohkan oleh nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, karena membaca shalawat dan bacaan shalawat adalah amalan yang sifatnya ta'abudiyah, yaitu bentuk dan tata caranya dijelaskan oleh nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan melaksanakan apa adanya.
Kelima, ketika melaksanakan membaca sholawat menghindari segala bentuk amalan-amalan yang mengandung dan menimbulkan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta'ala, misalnya menghindari membaca salawat yang disertai dengan musik dan disertai dengan bercampur laki-laki dengan perempuan. Dalam realitas kehidupan masyarakat terdapat sekelompok orang yang mempunyai semangat yang tinggi untuk memasarkan bacaan sholawat akan tetapi sayangnya sering disertai dengan tindakan-tindakan yang mengandung maksiat, tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang dibawa oleh nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dan bertentangan dengan esensi tujuan bershalawat.
Keenam, orang yang mebaca sholawat hendaknya membaca dengan khusyuk, yaitu memahami dan menghayati bacaan sholawat yang sedang dibaca. Membaca shalawat yang tidak disertai dengan khusyuk maka selawatnya tidak bermakna, karena sholawat yang dibaca tidak melahirkan rasa cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan tidak melahirkan mengharapkan mendapatkan Rida dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan demikian apabila membaca shalawat hatinya tidak ingat kepada Allah subhanahu wa ta'ala, hatinya tidak merasa cinta kepada Rasulullah dan tidak menghayati isi dan kandungan shalawat yang dibacanya, bahkan sekedar untuk hiburan atau untuk kepentingan yang lain, maka bacaan shalawat tidak bermakna, tidak akan melahirkan mendapat syafaat dari Rasulullah dan tidak membuat diridhoi dan dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Dengan demikian shalawat merupakan bacaan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena orang beriman apabila menginginkan hidupnya bahagia, tentram dan mencapai segala kesuksesan hendaknya memperbanyak baca sholawat, yang disertai dengan berpegang teguh kepada etika membaca shalawat, demikian juga apabila menginginkan mendapatkan keselamatan di akhirat, mendapatkan syafaat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selamat dari Padang kedahsyatan Padang Mahsyar dan diselamatkan dari api neraka maka hendaknya memperbanyak baca sholawat yang disertai dengan tetap berpegang teguh kepada tata cara dan akhlak membaca shalawat. Wallahualam bish shaawab.(Red)
Penulis DR. KH. Abdul Wadud Nafis LC,. MA, Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang
Editor : Redaksi