Lumajang - Di zaman modern ini banyak orang yang berlomba-lomba di dalam mendapatkan jabatan, baik jabatan yang rendah maupun yang tinggi, baik jabatan politik maupun jabatan sosial. Mereka berjuang dalam mendapatkan jabatan yang diinginkan dengan menggunakan segala cara, mereka tidak segan-segan untuk mengorbankan tenaga, pikiran dan harta yang dimilikinya. Banyak orang yang beranggapan, bahwa jabatan adalah sebuah karir, jabatan adalah sebuah prestasi dan jabatan sebuah kebanggaan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah jabatan ini sebuah karir atau sebuah amanah?
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Jawabannya, dalam realitas kehidupan berbeda-beda dalam memandang jabatan, ada dua kelompok: kelompok pertama, meyakini bahwa jabatan itu sebuah amanah dari Allah, yang harus dilaksanakan dengan baik, kelompok ini tidak mau mengejar jabatan, bahkan kadang-kadang tidak mau menerima jabatan yang diberikan padanya, karena dirinya khawatir tidak bisa melaksanakan amanah dengan baik dan merasa takut nanti akan mendapatkan tuntutan dari Allah atas amanah yang dibebankan pada pundaknya diharap kelak.
Apabila kelompok ini terpaksa menerima jabatan yang diberikan padanya, maka berusaha mempelajari tentang hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan dan mempelajari strategi dan manajemen dalam melaksanakan tugas-tugasnya, lalu dilaksanakannya dengan penuh amanah dan tanggung jawab.
Kelompok yang meyakini bahwa jabatan amanah dari Allah hatinya selalu merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan berusaha segala tindakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah, menghindari segala perbuatan yang menuju kezaliman atau tindakan yang menyalahi aturan. Jabatan yang dipegang oleh kelompok ini akan membawa maslahat pada kehidupan umat manusia, terutama kepada Islam dan umat Islam.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Kelompok kedua, beranggapan, bahwa jabatan sebuah karir dan kebanggaan serta prestasi. Kelompok ini berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan jabatan setinggi-tingginya, sesuai dengan karir yang diinginkan, jika aktif di dunia politik, maka berusaha untuk mendapat jabatan politis yang setinggi-tingginya, baik dalam partai maupun jabatan dalam pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, apabila aktif di organisasi keagamaan, maka menggunakan strategi yang baik dan manajemen yang efektif untuk mendapatkan jabatan yang tinggi, sehingga mendapatkan jabatan ketua umum di tingkat nasional maupun internasional.
Kelompok yang menganggap jabatan sebuah karir dan sebuah bentuk kelas sosial dikhawatirkan menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya, karena hatinya tidak merasa bahwa jabatan sebuah amanah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan hatinya tidak merasa bahwa dirinya akan diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak sadar bahwa dirinya akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Jabatan yang dipegang oleh kelompok yang menganggap jabatan sebuah kebanggaan dan kelas sosial akan membawa kerugian pada kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah membuktikan banyak orang-orang yang haus kekuasaan yang berusaha mendapatkan jabatan yang diinginkan, lalu betul-betul memegang jabatan yang strategis, baik jabatan politis maupun jabatan sosial dan keagamaan menimbulkan kerugian terhadap kehidupan masyarakat.
Islam tidak melarang umatnya memiliki jabatan yang tinggi, akan tetapi Islam menuntut agar orang yang memiliki jabatan memiliki kompetensi yang cukup dalam mengemban jabatan serta mampu melaksanakan amanah dengan baik, dan betul-betul melaksanakan amanah serta merealisasikan program dan tugas-tugas yang dibebankan padanya.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Orang yang mempunyai jabatan, lalu melaksanakan tugasnya dengan baik akan mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala, di akhirat kelak akan mendapatkan naungan dari Allah ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Sebaliknya, orang yang tidak melaksanakan amanah terhadap jabatan yang diembannya akan mendapatkan azab dari Allah di akhirat kelak dengan azab berupa neraka jahanam. Wallahu a'lam bish shawab.(Red)
Penulis : Abdul Wadud Nafis Pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Kutorenon-Lumajang
Editor : Redaksi