Diberikan Mendes PDTT

Bupati Lumajang Terima Penghargaan Sukseskan Program Transmigrasi

lumajangsatu.com
Bupati Lumajang Thoriqul Haq saat menerima penghargaan dari Mendes PDTT

Lumajang - Bupati Lumajang Thoriqul Haq menerima penghargaan atas kontribusi dan kerja keras dalam menyukseskan program transmigrasi dalam acara Pembukaan Rakornas Transmigrasi tahun 2023, bertempat di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, (16/05). Cak Thoriq mengungkapkan, bahwa dirinya bersyukur atas penghargaan yang telah diraih, dan akan terus berupaya ikut berkontribusi dalam mensukseskan program transmigrasi nasional Kementerian Desa PDTT Republik Indonesia.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), serta 50 Kepala Daerah penerima penghargaan. 

Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024

Selain itu, diungkapkan Cak Thoriq, dalam arahan Menteri Desa PDTT, menyebutkan bahwa ada beberapa hal penting yang kini sedang diperjuangkan kementeriannya seperti kepemilikan lahan komunal bagi transmigran, serta luasan lahan lebih dari sebelumnya. Oleh karena itu, Menteri Desa PDTT juga meminta perubahan pola pikir kebijakan untuk menjadikan transmigrasi sebagai program modern yang membawa kemanfaatan besar.

Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan

"Harapannya ke depan, ada kepemilikan lahan secara komunal di kawasan transmigrasi. Artinya bisa menjadi milik warga tapi bersifat komunal sehingga tak bisa dilepas balikan agar eksistensi kawasan transmigrasi bertahan. Hari ini tak lagi simbol cangkul dan sabit tapi traktor besar, harus ditunjukkan mekanisasi pertanian. Lahan minimal 3 hektar untuk setiap KK dari sebelumnya 2 hektar, meski bersifat komunal," terangnya.

Cak Thoriq menambahkan, bahwa dalam arahan Gus Muhaimin, disampaikan jika transmigrasi telah dilakukan selama 73 tahun di Indonesia untuk memeratakan pembangunan. Desa-desa transmigrasi hari ini sudah berubah menjadi ibukota/ kabupaten yang lebih maju dari sebelumnya.

Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

"Dulu transmigrasi dijalankan dari nol dengan biaya apa adanya. Hutan harus dibongkar dengan alat sederhana, kerja keras bahkan meregang nyawa. Namun kini, Gus Muhaimin yakin dan optimis di mana ada transmigran, di situ persatuan dan kesatuan bangsa terwujud. Bagaimana bersatunya pendatang dengan masyarakat lokal, menjadi kekuatan bangsa. Transmigrasi mampu menyatukan perbedaan, menjadi NKRI yang utuh," imbuhnya. (Kom/yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru