Hikmah Kehidupan

Menghayati Kekuasaan Allah

lumajangsatu.com
KH. DR. Abdul Wadud Nafis (tanda merah), Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang

Lumajang - Dunia ini memang aneh, ada orang yang kaya tiba-tiba jatuh miskin, sebaliknya ada orang yang miskin tiba-tiba menjadi kaya, ada orang yang mempunyai kekuasaan yang tinggi tiba-tiba jatuh kekuasaannya dan menjadi rakyat jelata, bahkan menjadi orang yang hina-dina, sebaliknya ada rakyat jelata tiba-tiba menjadi penguasa yang super power. Lebih menarik lagi ada orang yang awam mempekerjakan orang yang pintar dan orang pintar bekerja kepada orang awam. Banyak orang yang mempunyai gelar tinggi bekerja pada pengusaha yang tidak lulus SD dan banyak pengusaha yang tidak lulus SD memiliki karyawannya bergelar sarjana.

Pemandangan yang sekilas aneh ini sebenarnya merupakan cerminan dari kekuasaan Allah yang Maha tinggi, di mana Allah itu berkuasa menjadikan orang itu mulia apabila Allah berkehendak dan sebaliknya Allah berkuasa menjadikan orang yang rendah menjadi mulya apabila Allah berkehendak, seperti halnya Allah mengeluarkan makhluk yang hidup dari benda mati, misalnya ayam dari telur, begitu juga sebaliknya Allah berkuasa mengeluarkan benda mati dari benda hidup, misalnya mengeluarkan telur dari ayam. Allah berfirman:

Baca juga: RSUD Pasirian Lumajang Resmi Miliki Logo Baru


Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (GS. Ali Imran (3) ayat 26)

Baca juga: TNI Aktif Dampingi Petani Pronojiwo Lumajang Jelang Musim Tanam

Dari ayat ini bisa kita pahami sebagai berikut: Pertama, bahwa Allah Dzat Yang Maha Kuasa memberikan kemuliaan pada seorang berupa kekuasaan dan kekayaan, demikian juga Allah Maha Kuasa menjadikan seorang hina yang sebelumnya mulia dengan mencabut kekuasaannya dan menjadikannya miskin, maka karena itu orang yang menginginkan mendapatkan kemuliaan yang hakiki hendaknya beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dengan mentaati ketentuan-ketentuan Allah yang ada dalam Alquran dan hadis serta berdoa kepada Allah agar diberikan kedudukan yang mulia dan diridhoi Allah, lalu berjuang dengan sungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita yang diinginkan, dengan menggunakan strategi yang baik dan bimbingan mentor yang ahli dan profesional.

Kedua, orang yang mendapatkan kesuksesan adalah murni karunia Allah, yang harus bersyukuri, dengan cara menyadari bahwa kesuksesan tersebut datangnya dari Allah dan digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah serta hatinya selalu berkata "Alhamdulillah". Orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah dengan cara yang benar, maka nikmat itu akan ditambah oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga nikmat jabatan yang tinggi, harta yang banyak, popularitas yang dimilikinya tetap bertahan dan membuat dirinya makin dekat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Akan tetapi orang yang mendapatkan kesuksesan berupa jabatan yang tinggi, harta yang banyak dan populasi yang luas, lalu tidak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala, maka Allah akan mencabutnya nikmat tersebut dan dijadikannya oleh Allah orang yang hina.

Baca juga: KPU Segera Tetapkan Paslon Bupati dan Wabup Pilkada Lumajang 2024

Di sisi lain, ayat di atas bisa dipahami, bahwa orang yang sedang mendapatkan ujian dari Allah subhanahu wa ta'ala berupa kesulitan, baik dalam kehidupan sosial maupun ekonomi Jangan pernah putus asa, karena Allah Maha kuasa dan rahmat Allah sangat luas, maka hendaknya beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah supaya diberikan kesuksesan serta berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencapai kesuksesan yang dicita-citakan, dengan cara mengikuti tata cara yang benar dan strategi yang efektif, yaitu belajar cara mencapai kesuksesan dari orang-orang yang ahli dan berpengalaman serta bekerja keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita yang diinginkan, karena tidak ada kesuksesan yang mustahil apabila Allah berkehendak. Wallahualam a'lam bish shawab.(Red)

Penulis : KH. DR. Abdul Wadud Nafis, Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru