Lumajang - Komisi B DPRD Lumajang mendorong petani di Lumajang mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik. Hal itu perlu dilakukan sebagai bagian dari kemandirian pertanian dengan bergantung pada pupuk kimia yang harganya setiap tahun semakin mahal.
“Lumajang banyak daerah sebagai penghasil beras, karena pupuk kimia atau anorganik semakin langka maka petani harus punya alternatif lain dengan menggunakan pupuk organik yang bahan bakunya masih melimpah,” ujar Moch. Hasan, ST,. MT, anggota Komisi B DPRD Lumajang.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
DPRD meminta Pemerintah Lumajang memberikan perhatian serius bagi petani dan pertanian. Sebab, sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan paling banyak menyerap tenaga kerja. “Harus ada perhatian lebih untuk bidang pertanian, karena Lumajang banyak petani dan memiliki banyak lahan subur,” tegasnya.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Sementara itu Eko Sugeng Prasetyo, SP,. MP Kabid Prasarana dan Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang menyatakan pihaknya sudah melakukan banyak penyuluhan dan pelatihan bagi para kelompok tani. Yang pertama yang diharapkan adalah petani mau menggunakan pupuk organik dan mau membuat pupuk organik.
Tetapi, ada persoalan baru ketika kelompok tani sudah bisa membuat pupuk organik, dimana pupuknya hanya bisa diaplikasikan ke lahan sendiri. Pupuk yang dibuat tidak bisa dijual ke kelompok lain, karena harus berkaitan dengan perizinan lain. “Jadi kita sosialisasikan agar digunakan di kalangan sendiri saja,” terangnya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Pemerintah terus menghimbau agar petani bisa mandiri dengan kelompok bisa menciptakan pupuk sendiri sehingga bisa menekan biaya produksi. Jika menggunakan pupuk organik, tentu hasil pertaniannya juga akan lebih sehat saat dikonsumsi.(Yd/red)
Editor : Redaksi