Lumajang - Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Lumajang melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) untuk menurunkan angka stunting. Namun, pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka stunting di Lumajang malah naik 6,1 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
“Angka stunting kita cukup tinggi yaitu 29,9 persen hasil SKI 2023,” ujar Indah Wahyuni, Pj Bupati Lumajang saat seminar upaya penurunan stunting dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024, (24/07).
Hal ini juga menjadi pertanyaan bagi Pj Bupati Lumajang mengapa angka stunting di Lumajang padahal berbagai upaya dengan menggandeng berbagai pihak telah dilakukan untuk menekan angka stunting. Perempuan yang akrab disapa Yuyun itu juga sudah memerintahkan semua jajaran untuk melakukan evaluasi kegiatan dan mencari penyebab angka stunting di Lumajang meningkat.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
“Kita harus cari penyebabnya dan kita harus tutup penyebab itu, sehingga stunting di Lumajang bisa turun,” jelasnya.
Salah satu yang turut menyumbang peningkatan angka stunting adalah angka pernikahan dini di Lumajang masih cukup tinggi. Kemudian Pemerintah akan terus memberikan pemahaman bagi remaja putri untuk terus menjaga asupan gizi yang seimbang. Jangan hanya berpikir bisa menjaga tubuh ideal atau tubuh kurus, tapi asupan gizinya kurang dijaga.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
“Tubuh kurus itu bagus, tapi asupan gizinya juga harus tercukupi. Jadi saat menikah nanti bisa melahirkan anak yang sehat dan bebas stunting,” pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi