Lumajang (lumajangsatu.com) - Hanya selang lima hari, dua orang pemuda Pasirian tewas dengan cara gantung diri. Yang aneh, cara gantung diri terbilang tidak lazim, karena kaki masih menyentuh lantai atau tanah.
Ipda Catur Budi Baskara, Paur Subbag Humas Polres Lumajang menyatakan bahwa dua kejadian gantung diri itu adalah murni bunuh diri. Namun, yang aneh adalah cara yang dilakukan tidak lazim seperti orang gantung diri biasanya.
BACA JUGA : Geger, Pemuda Pasirian Tewas Gantung Diri Dengan Cara Aneh
Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan
Jika kasus-kasus gantung diri, biasanya kaki tidak menyentuh lantai agar bisa cepat mati. Namun, pada kasus dua pemuda ini berbeda, dimana kaki korban masih menyentuh lantai dan menekuk.
"Kalau kita melihat kejadian gantung diri ini tidak lazim ya. Karena kaki korban masih menyentuh lantai atau tanah. Biasanya kaki dengan lantai sangat jauh," jerlas Catur, Jum'at (28/09/2018).
Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri
BACA JUGA : Seorang Pemuda Tewas Gantung Diri di Kandang Ayam Desa Condro
Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang
Polisi juga belum bisa mengungkap motif dua aksi gantung diri tersebut. Jika melihat aksi gantung diri itu, kedua korban memiliki masalah yang berat sehingga menimbulkan depresi dan memilih bunuh diri.
"Kalu kita lihat kedua korban ini memiliki tekanan hidup yang besar. Sehingga niat bunuh diri sangat besar meskipun caranya terbilang tidak lazim," pungkasnya.
Kedua korban adalah Trian Edgar (23) warga Gentengan Desa Condro dan Muhammad Fiqih Sundava (16) warga Krajan Desa Pasirian Kecamatan Pasirian.(Yd/red)
Editor : Redaksi