Sejarah Pedesaan

Sejarah Desa Selok Awar Awar Lumajang

lumajangsatu.com
Tampak Depan Kantor Balai Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian (Foto By Indana)

Pasirian (lumajangsatu.com) - Selok awar-awar adalah sebuah desa yang terletak dipinggiran disebelah selatan kota Lumajang dengan panorama yang indah dan terdapat pantai yang begitu eksotika.

Asal mula nama desa ini dari kata sansekerta, Selo berarti batu, awar-awar adalah nama pohon. Jadi ada batu dibawah pohon, dan oleh masyarakat sekitar dianggap sakral karena dibawah pohon tersebut ada tapak tilas jejak kaki harimau dan manusia. Sampai sekarang batu tersebut ada, tetapi terpendam didalam sawah.

Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan

"Pohon awar-awar itu daunnya seperti pohon nangka tak berbuah, manfaatnya digunakan untuk berteduh dan tumbuh di sembarang tempat" Kata Didik Wahyudi Perangkat Desa

Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Pada tahun 2002 Selok Awar-awar dipecah menjadi dua, dikarenakan penduduknya sangat banyak sekitar 18.000 jiwa. Sehingga menyebabkan kurangnya pemerataan pembangunan, lalu oleh pemerintah pusat di bagi menjadi dua. Desa itu dinamai Selok Anyar yang artinya selok baru.

"Penduduk sekitar 70rmata pencaharian bertani, selebihnya berdagang dan bekerja di instansi pemerintah. Pendidikannya disini sudah maju, rata-rata anak sini banyak yang lulusannya perguruan tinggi". Ujar laki-laki 48 tahun itu.

Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang


Keunikan yang ada di desa ini, setiap tanggal 1 suro mengadakan bersih desa ciri khasnya ada wayang kulit karakan kucing. Kucing itu dipikul oleh masarakat setempat dan diiringi tabuhan yang melambangkan naiknya harimau. Karena masyarakat sekitar meyakini bahwa kucing merupakan sesepuhnya harimau. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru