Lumajang (lumajangsatu.com) - Seiring dengan munculnya tas kresek keberadaan Panjang Ilang semakin terkikis. Panjang Ilang terbuat dari janur yang dibuat bungkus kue dan nasi untuk acara hajatan khitan atau sunat (kendurenan).
Tas kresek dan wadah plastik sudah menggantikan keberadaan Panjang Ilang. Hanya sedikit orang yang masih melestarikan budaya Panjang Ilang untuk hajatan Khitan/Sunat.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Ahmad Yudi, warga Klanting masih melestarikan Panjang Ilang untuk hajatan Khitan. Teman-teman dan tetangganya yang memiliki keahlian khusus yang kemudian membuat Panjang Ilang dari anyaman janur kuning.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
"Ini sudah sangat langka sekali mas, karena sudah digantikan dengan tas kresek dan wadah plastik," ujar Madiono, salah seorang warga pembuat Panjang Ilang, Senin (17/12/2018).
Panjang Ilang biasanya akan muncul dibanyak acara-acara sakral di pedesaan. Namun, seiring berjalannya waktu Panjang Ilang menghilang dan sangat sedikit sekali warga yang bisa membuat Panjang Ilang.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
"Kita lestarikan kekayaan budaya kita, meskipun banyak anak-anak sekarang tidak bisa membuat Panjang Ilang," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi