Suka Ngetrail Bersama Srikandi Semeru

Guru Cantik Nyentrik Jadi Kepala Sekolah SDN Wonocempokoayu 1 Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Guru Cantik Nyentrik Jadi Kepala Sekolah SDN Wonocempokoayu 1 Lumajang
Isma Irawati, Kepala Sekolah SD Negeri Wonocempokoayu 01 Kecamatan Senduro

Lumajang - Isma Irawati (39) salah satu guru Penggerak Kabupaten Lumajang mulai 3 Maret 2023 memulai amanah baru menjadi Kepala Sekolah SD Negeri Wonocempokoayu 01 Kecamatan Senduro. Desa Wonocempokoayu berada di Kecamatan Senduro dengan geografis lereng pegunungan dengan udara cukup dingin.

Selama beberapa hari menjadi kepala sekolah (KS), Ira mencoba memahami kondisi sosial murid dan wali murid di sekolahnya. Dirinya juga menggali informasi dari guru senior yang lebih lama mengajar di SD Negeri Wonocempokoayu.

“Selama dua hari saya masuk menjadi kepala sekolah, saya mencoba memahami kondisi sosial siswa dan wali murid,” jelas perempuan nyentrik yang suka ngetrail itu, Minggu (19/03/2023).

Ada sekitar 180 siswa-siswi mulai dari kelas 1 sampai 6 dengan dua suku, yakni suku Jawa dan suku Tengger. Yang lebih menarik lagi, siswa-siswi di SDN Wonocempokoayu 01 ada dua agama yakni beragama Islam dan Hindu. Tentunya, ada dua guru agama di sekolah yang dipimpinnya yakni guru agama Islam dan Hindu.

“Nah, siswa-siswi kami 60 orang beragama Hindu dan sisanya beragama Islam. Ini yang menjadi kekhasan sekolah kami,” jelas pemilik akun facebook Anggun Mell itu.

Meski sekolah dalam satu atap berbeda agama bukan menjadikan halangan, akan tetapi menjadi sebuah kelebihan untuk memupuk rasa toleransi beragama. Sejak dini, sejak sekolah dasar, para siswa-siswi sudah menerapkan salah satu pilar kebangsaan yakni Bhinneka Tunggal Ika. Para siswa sudah sejak usia dini tidak merasa terganggu dengan perbedaan keyakinan.

“Sejak usia dini, siswa-siswi kami sudah belajar tentang perbedaan, belajar saling toleransi dan tidak menjadikan perbedaan sebagai penghalang,” jelasnya.

Sebagai guru penggerak, dirinya tentu akan melaksanakan program Pemerintah Kabupaten Lumajang. Salah satunya Gerakan Sekolah Mengaji (GSM). Meski tidak semua beragama muslim, namun dirinya akan menjadikan GSM, sebagai salah satu kegiatan intrakurikuler.

“Yang beragama Islam kita kuatkan dengan GSM sedangkan yang beragama Hindu juga akan kita kuatkan dengan kegiatan keagamaan yang akan diasuh oleh guru agama Hindu,” pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi