Awas, Jika Manusia Menjadikan Uang Berhala

Penulis : lumajangsatu.com -
Awas, Jika Manusia Menjadikan Uang Berhala
Lumajang (lumajangsatu.com) - Di jaman dulu sekali Syekh Hasan Basri dengan lantang berkata begini: "Bagi tiap ummat ada berhala yang disembah, adapun berhalanya ummat saat ini adalah dinar dan dirham (uang)." Kutipan di atas bisa dibaca dalam kitab Al-Aadab al-Syarii'ah karya al-Maqdisi dilansir inilah.com, Minggu(15/03).

Ini jaman dulu lho ketika kompetisi kehidupan tidak separah saat ini, ketika para ulama masih banyak yang rajin menulis kitab dan tidak masuk dalam kancah politik praktis, ketika uang hanya dibagi menjadi uang halal dan uang haram belum ada pembagian uang menjadi uang asli dan uang palsu, dan ketika alam dibiarkan merdeka dengan keperawannya yang terbebas dari ketamakan manusia.

Nah, bagaimana dengan masa kini? Masihkah uang menjadi berhala? Ataukan sudah menjadi tuhan sejati manusia?

Lihatlah kerakusan manusia akan uang. Bukan miliknya diklaim sendiri sebagai miliknya, milik orang lain ditahan-tahan demi kepuasan nafsu diri, punya utang banyak tapi tidak dibayar-bayar seakan menjadi orang termiskin di dunia.

Untuk apa ini semua dilakukan, padahal tahu bahwa Allah tidak pernah tidur dan lupa serta semua perbuatan akan dibalas sesuai dengan nilai perbuatannya. (inilah.com/red)

Editor : Redaksi

Miliki Bahan Baku Melimpah

Warga Pundungsari Lumajang Produksi Kripik Nangka dan Rambak Pisang Kualitas Premium

Lumajang - Desa Pundungsari di Kecamatan Tempursari memiliki kawasan subur dengan potensi pertanian yang melimpah. Warga Pundungsari memperkenalkan salah satu produk unggulannya yakni Keripik Nangka dan Rambak Pisang. Produk ini diproduksi oleh Amrita, sebuah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berlokasi di Dusun Sukosari, Desa Pundungsari. Berkat inovasi dan dedikasi, produk ini menjadi pilihan camilan sehat dan lezat yang diminati masyarakat.