Naskah Unas Bahasa Inggris Tak Sinkron Audio Listening, Peserta Unas Sempat Galau

Penulis : lumajangsatu.com -
Naskah Unas Bahasa Inggris Tak Sinkron Audio Listening, Peserta Unas Sempat Galau
Lumajang(lumajangsatu.com) - Ujian Nasional (Unas) untuk mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) amburadul. Pasalnya, Naskah Ujian dan Audio Listening tidak cocok untuk nomor urut ujian 1-15.

Akibatnya, banyak peserta didik di sejumla SMA kelimpungan dan menjadi gaduh diruang kelas ujian. Pihak  pengawas ujian yang tidak mengetahui soal Mata Pelajaran Ujian berkonsultasi dengan Panitian Unas sekolah.

"Di sekolah kami juga terjadi," ujar Fahrur Rozi, Kasek SMA Ulul Albab Candipuro, Rabu(15/4) siang.

Menurutnya, pihaknya tetap melaksanakan ujian, tapi untuk soal 1-15 tidak dikerjakan oleh peserta. Namun, untuk soal yang bisa dikerjakan tetap dilanjutkan untuk dikerjakan oleh siswa.

"Kita lanjutnya, Ujian Unas," ungkapnya.

Informasi yang masuk di Lumajangsatu.com, Sejumlah sekola Unggulan di Kota Lumajang juga mengalami yang sama seperti SMAN 2 dan SMAN 1 Lumajang.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).