Dewan Pendidikan Berharap Masalah Unas Bahasa Inggris Tak Rugikan Siswa

Penulis : lumajangsatu.com -
Dewan Pendidikan Berharap Masalah Unas Bahasa Inggris Tak Rugikan Siswa
Lumajang(lumajangsatu.com) - Menyusul Naskah Ujian Nasional (Unas) Bahasa Inggris tidak sinkron dengan Audio Listening. Dewan Pendidikan Lumajang akan mengawal proses dalam pelaksanaan dan solusi yang terjadi di hari terakhir Unas.

Saat terjadi masalah Ujian Bahasa Inggris kita sudah kontak teman-teman di Jawa Timur, ada yang bermasalah dan ada yang tidak, kata Ketua Dewan Pendidikan, Muhammad Hariyadi Eko Romadhon kepada lumajangsatu.com, Rabu(15/4).

Menurut dia, pihaknya sudah minta pada Dinas Pendidikan Lumajang untuk koordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur. Bahkan, kebijakan awal, peserta tetap diminta mengerjakan soal yang mudah dan untuk Listening menunggu petunjuk.

Saya harap peserta didik tidak dirugikan dengan ketidak sinkronan ini, jelas pria yang aktif di Forum Lumajang sehat itu.

Dewan Pendidikan memang melakukan pengawasan di Ujian Nasional kali ini, lantaran ada ujian konvesional dan Online. Hal ini, agar peserta didik di Lumajang bisa lulus 100 persen.

jangan sampai dengan perbedaan sistem Unas, siswa yang dikorbankan, terang pria penyuka mobil off road.(ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).