Wartawan Lumajang Belajar Tanam Padi di Wisata Edukasi Alas Semeru

Penulis : lumajangsatu.com -
Wartawan Lumajang Belajar Tanam Padi di Wisata Edukasi Alas Semeru
Wisata Edukasi Alas Semeru di Desa Purwosono

Lumajang (lumajangsatu.com) - Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-70 9 Februari 2018, Forum Komunikasi Wartawan Lumajang (FKWL) menggelar outbound bersama. Wisata Edukasi Alas Semeru Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko dipilih karena menawarkan konsep wisata yang sangat menarik.

Para jurnalis yang biasanya berkutat berburu berita, kali ini diperkenalkan dengan sejumlah masih kayu, menanam sayur-mayur, dan memanen kangkung. Tak hanya itu, para insan pers di Lumajang juga belajar menanam padi, membajak sawah dan lainnya.

"Sangat seru sekali, Alas Semeru saya rekomendasikan untuk sekolah agar siswanya bisa tahu bagaimana cara bercocok tanam," ujar Arif Ulinnuha, Koordinator FKWL, Kamis (08/02/2018).

Rio Alfarisi, Site Manager Alas Semeru menyatakan bahwa Alas Semeru memang diperuntukkan untuk wisata edukasi. Banyak wahana permainan yang ada di Alas Semeru seperti kebun nusantara.

Banyak tanaman buah yang ada di kebun nusantara, yang akan diperkenalkan kepada para pengunjung khususnya anak sekolah. Sebab, saat ini banyak sekali anak sekolah yang hanya tahu buahnya saja tapi tidak tahu seperti apa pohonya.

Ada juga wahana bermain lumpur seperti membajak sawah dan menanam padi. Para peserta juga ditantang menangkap belut dengan tangan kosong. "Kita ingin menampilkan wisata yang beda, agar Lumajang semakin banyak pilihan wisatanya," jelasnya.

Untuk menikmati berbagai macam wahana di Alas Semeru minimal ada 40 peserta dan setiap peserta dikenakan tiket 45 ribu. Peserta bisa membawa hasil panen dari kebun Alas Semeru dan makan siang. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).