Hukum Dan Kriminal

Maling Sapi Tebar Teror di Ranuyoso, Seakan Ngece-ngece Polisi

Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi kawanan bandit maling sapi seakan tidak pernah henti menebar teror bagi warga Ranuyoso. 2 ekor sapi milik Mistem, warga Dusun Tengah Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso Minggu malam (03/09) digondol sang maling.Meskipun, nasib mujur masih berpihak pada korban, saat dilakukan pengejaran secara swadaya akhirnya ditemukan di timur pasar Wates Wetan. Aksi para bandit seakan memberikan pesan meski dalam pengamanan ketat polisi, tetap saja bisa mencuri sapi alias ngece.Khusnul Khuluq, anggota DPRD Lumajang mengaku bahwa aksi maling sapi sudah menjadi teror yang menakutkan. Warga sangat resah, karena saat siang harus mencari rumput dan malam hari harus begadang untuk menjaga sapinya agar tidak raib."Disinilah negara harus hadir memberikan kepastian rasa aman bagi warganya. Kasian warga mas, jika siang mencari rumput malam hari harus begadang untuk menjaga sapi-sapinya," ujar politisi PKS itu, Senin (04/09/2017).Masyarakat juga kehilangan rasa percaya pada penegak hukum dan memilih mencari sendiri sapinya dibading lapor pada polisi. Warga juga membandingkan dengan polisi Probolinggo, dimana maling sapi atau penadah takut menerima sapi curian asal Probolinggo."Probolinggo bisa kenapa Lumajang tidak bisa. Kami minta polisi tegas kepada maling sapi itu. Kemarin ada maling sapi ditembak oleh polisi Probolinggo, itu yang membuat mereka takut," jelas dewan asal Klakah itu.Ipda Basuki Rachmad, Kabag Humas Polres Lumajang menyatakan polisi sudah membuat tim Pasopati untuk patroli diwilayah utara. Tim Pasopati bersama Resmob dan Polsek akan melakukan patroli guna melakukan pengamanan dan memburu maling sapi."Pak Kapolres sudah memerintahkan kepada jajarannya untuk melakukan patroli rutin. Polres juga membentuk tim Pasopati untuk melakukan pengamanan wilayah utara," pungkasnya.(Yd/red)

#LumajangDaruratMalingSapi, Warga Berencana Ngadu dan Surati Kapolri

Lumajang (lumjangsatu.com) - Lumajang bagian utara khusunya di empat Kecamatan yakni Randuagung, Klakah, Kedungjajang dan Ranuyoso sangat darurat maling sapi. Bahkan, bisa dibilang dalam seminggu pasti ada kejadian pencurian sapi milik warga. Jika ditotal, sudah ada ribuan sapi milik warga yang raib.Hamidi, salah satu pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Ranuyoso (Kopra) menyebut warga sudah sangat resah dan hampir putus asa untuk mengadu kepada siapa. Pasalnya, meski ada aparat pengak hukum, aksi maling sapi seakan tidak pernah habisnya dan belum ada langkah kongkrit dari negara untuk mengatasi pesolan tersebut."Hari ini kita terus melakukan diskusi untuk mengatasi persoalan maraknya aksi maling sapi. Bahkan kita berencana untuk mengirim surat pada pak Jokowi, pak Kapolri dan DPR RI untuk menyampikan persolan ini," ujar Hamidi, Minggu (27/08/2017).Dia mencontohkan, di Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso selama kurun waktu 3 tahun ada 119 sapi yang hilang. Kurun wkatu bulan Agustus 2017 tercatat ada dua titik pencurian sapi dengan 4 ekor sapi yang hilang."Berarti kita kira-kira setiap 10 hari ada satu sapi yang hilang di Desa Meninjo. Ini belum berbicara dengan desa-desa lain di empat Kecamatan yang lain," jelasnya.Warga juga enggan untuk melapor kepada polisi dan memilih untuk melakukan pencarian sendiri bersama warga lain. Hal itu juga menjadi pertanyaan, mengapa warga sampai enggan untuk melapor kepada aparat penegak hukum."Ini kan juga jadi pertanyaan, mengapa warga enggan untuk melapor. Berarti ada distras warga kpada aparat pengak hukum di Lumajang khusunya di Ranuyoso," pungkasnya.(Yd/red)

Jelang Qurban, di Ranuyoso Lagi Musim Maling Sapi

Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi kawanan maling sapi nampaknya sudah jadi momok dan teror yang meresahkan bagi warga Ranuyoso. Pasalnya, kejadian pencurian sapi seakan tidak pernah berhenti bahkan dalan seminggu bisa dua atau tiga kali, bahkan bisa terjadi hampir tiap malam.

Hilang 2 Hari, Seorang Perempuan Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Tua

Lumajang (lumajangsatu.com) - Atmi (42) warga Desa Ranubedali Kecamatan Ranuyoso ditemukan tewas didalam sumur tua. Sontak, warga sekitar gempar karena korban memang dikabarkan hilang dan dicari oleh pihak keluargnya. Hasan suami korban bersama keluarganya berusaha mencari korban hingga akhirnya ditemukanlah sepasang sandal korban. Saat dilihat menggunakan lampu senter korban ditemukan dalam kondisi tergeletak di dalam sumur dikedalaman 40 meter.Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang diterjunkan kelokasi langsung melakukan proses evakuasi. Evakuasi membutuhkan waktu tiga jam lamanya agar mayat korban berhasil diangkat ke atas, karena kondisi sumur yang dalam serta sempit menjadi penyebabnya.AKP Sutiyo, Kapolsek Ranuyoso mengaku masih akan melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti bukti guna mengungkap penyebab kematian korban ini. Mayat korban langsung dilakukan otopsi di RSUD dr Haryoto Lumajang."Untuk kronologis kejadian yang bersangkutan (korban) menurut cerita dari keluarganya memang mengalami sakit. Dari kemarian meninggalkan rumah suami dan anaknya sudah mencari kesana kemari, sampai akhirnya ditemukanlah sebuah sandal dipinggir sumur itu," ujar Sutiyo, Senin (21/08/2017).Guna kepentingan penyidikan mayat korban  dibawa ke RSUD dr. Haryoto guna dilakukan outopsi. "Sementara kita dalami dulu kita masih akan berkoordinasi dan tadi dari pihak keluarga juga menyatakan agar dilanjutkan,” pungkasnya.(Mad/yd/red)

Sering Dapat Teror, Mobil Ketua LSM Lingkungan Ampel Dibakar

Lumajang (lumajangsatu.com) - Mobil milik ketua lembaga swadaya masyarakat (LSM) Aliansi Masyarakar Pecinta Lingkungan (Ampel) Arsyad Subekti Warga Tempeh Tengah dibakar orang tak dikenal, Selasa dini hari (08/08/2017). Akibatnya, mobil hangus dan mengalami kerusakan parah dibagian belakang hingga tengah.