Lumajang (lumajangsatu.com) - H. Saiful Bahri Anshori (SBA) anggota DPR RI Komisi I ke Kodim 0821 Lumajang. Kepala Staf Kodim (Kasdim) dan sejumlah staf menemuai di ruang tamu politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Politik Dan Pemerintahan
Wow..!! 1,6 M, Pemkab Lumajang Bayar Tagihan PJU Perbulan
Lumajang (lumajangsatu.com) - Untuk membayar tagihan listrik penerangan jalan umum (PJU) perbulan Pemkab Lumajang harus merogoh kocel 1,6 milyar. Tagihan itu untuk membayar PJU yang tersebar di sejumlah jalan Kabupaten dan Kecamatan yang tersebar se-Lumajang."Untuk tagihan listrik PJU, kita harus menyiapkan 1,6 miliar rupiah setiap bulannya mas," ujar Sugeng Priyono, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Selasa (01/08/2017).Besarnya tagihan listri sesuai dengan rekening yang dikeluarkan oleh PLN. Segeng menyebut jika ada PJU mati, tentunya tidak akan ada tagihan karena setiap titik ada meter PLN-nya."Jadi setiap beberapa titik PJU sudah ada alat baca meternya mas, sehingga tidak mungkin jika PJU-nya mati tagihannya tetap muncul," jelasnya.Ditana soal berapa banyak PJU di Lumajang, Dishub masih belum mendapatkan data pastinya. Sebab, proses pelimpahan pengelolaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) masih belum tuntas 100 persen."Untuk data berapa jumlah PJU se-Lumajang kita belum ada datanya mas. Soalnya masih dalam proses transisi pengelolaan PJU dari DLH ke Dishub," pungkas mantan Camat Pasirian itu.(Yd/red)
Silaturrahim ke Golkar, Cak Thoriq Pamit Maju Pilkada 2018
Lumajang (lumajangsatu.com) - Thoriqul Haq, melakukan silaturrahim ke DPD Golkar Lumajang. Saat silaturrahim itu, pria yang akrab disapa cak Thoriq itu menyampaikan niatnya untuk maju dalam Pilkada Lumajang 2018 mendatang."Iya, beliau melakukan ta'aruf ke pengurus Golkar Lumajang, dan menyampaikan niatnya untuk ambil bagian dalam Pilkada 2018," ujar Djatmiko, ketua DPD Golkar Lumajang, Minggu (30/07/2017).Golkar hingga kini belum menentukan sikap akan mendukung siapa dalam Pilkada Lumajang. Mekanisme yang dilakukan oleh Golkar masih akan digodok di DPW Golkar Jatim."Hasilnya tidak ada, kita memilliki mekanisme dalam mendukung calon dalam pilkada, saat ini masih di godok di DPW Golkar Jatim," jelas anggota DPRD Lumajang itu.Golkar Lumajang juga sudah melaporkan pada DPD dan DPP Golkar tentang perkembangan Pilkada Lumajang. Nama-nama yang sudah muncul dan akan maju dalam Pilkada 2018 sudah dilaporkan pada Golkar pusat."Kita sudah laporkan tentang kondisi politik, dan siapa saja nama-nama yang muncul untuk maju dalam Pilkda Lumajang," jelasnya.Saat ini, muncul banyak nama seperti Thoriqul Haq, H. Rofiq, H. Ngateman, Indah Amperwati dan Incumbent As'at Malik yang akan maju dalam Pilkada. Namun, hanya Thoriqul Haq yang dapat dukungan dari PKB dan As'at Malik yang sudah diusulkan untuk maju dari PDI Perjuangan.(Yd/red)
PKS Kenalkan Artono Calon Bupati Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - Partai Keadilan sejahtera (PKS) kabupaten Lumajang akan mengenalkan kadernya untuk maju sebagai calon Bupati atau Wakil Bupati. Artono, anggota DPRD Jatim dari PKS akan dikenalkan kepada masyarakat Lumajang dan akan dilakukan survey."Kita akan mulai running nama calon Bupati/ Wakil Bupati dari PKS. Kita mengenalkan kadr kita bapak Artono," ujar Khusnul Khuluq, ketua DPC PKS Lumajang, Selasa (25/07/2017).Pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah nama yang saat ini muncul akan maju dalam Pilkada 2018. Lumajang tentunya tidak bisa dibangun dengan satu partai saja, namun bersama-sama agar semakin baik."Kita sudah lakukan komunikasi dengan beberpa nama, seperti Thoriqul Haq, pak Ngateman, ibu Indah dan lainnya, kerena kita sadar Lumajang tidak bisa dibangun sendirian saja," jelasnya.Untuk kabar bahwa PKS, PPP dan hanura sudah mendukung H. Rofiq, Khusnul Khuluq menyebut itu hanya kabar saja. Sebab, secara dukungan resmi kepada salah satu nama belum satupun partai yang mendeklarasikan."Itu hanya kabar saja mas jika PKS dukung salah satu nama. Dukungan tertulis akan diberikan oleh DPP dan itu belum ada," pungkasnya.(Yd/red)
Tunggu Cagub Jatim, NasDem Lumajang Bisa Buka Opsi Pendaftaran Calon Bupati
Lumajang (lumajangsatu.com) - Hiruk-pikuk Pilkada Lumajang mulai terasa dengan semakin dekatnya dengan pemilihan calon Bupati. Bahkan, sejumlah partai politik sudah menyatakan dukungan kepada salah satu nama, baik dari kader atau non kader.Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Lumajang yang merupakan partai tengah sempat menyebut sudah mengusulkan nama H. Rofiq untuk diusung dalam pilkada 2018. Namun, NasDem juga bisa membuka opsi membuka pendaftaran calon bupati, jika NasDem Jatim tidak linier dengan partai yang akan mengusung H. Rofiq."Kita masih menunggu NasDem Jatim, akan mendukung siapa dalam Pilgub Jatim. Jika sama dengan koalisi di Lumajang yang mengusung H. Rofiq maka kita akan langsung ajukan ke pusat," ujar Subhan, ketua NasDem Lumajang, Senin (24/07/2017).Dari hasil rapat koordinasi, NasDem Jatim sudah mengerucut pada dua nama dalam Pilgub Jatim, yakni Saifullah Yusuh (gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansyah. Namun, hingga kini masih belum ditentukan NasDem akan mengusung siapa dan berkoalisi dengan partai mana saja."Kita diminta bersabar, karena ada 18 Kabupaten/Kota yang akan menggelar Pilkada/Pilwali yang bersamaan. NasDem akan satu paket dengan koalisi dengan partai Pilgub Jatim," paparnya.Selain NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah menyebut akan mengusung H. Thoriqul Haq anggota DPRD Jatim sebagai calon Bupati. Sedangkan PDI Perjuagan juga sudah mengajukan nama As'at Malik (Bupati Lumajang) untuk kembali diusung dalam Pilkada 2018 mendatang.(Yd/red)
4 Kekuatan Besar Dalam Kepentingan Konfercab Ansor Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) – Pesta demokrasi 5 tahunan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Lumajang telah dibuka di Ponpes Hidayatul Hasan Desa Blukon, Sabtu (22/07/2017). Dalan Konferensi Cabang (konfercab) ke-XIV itu mengusung tema “Merawat Tradisi, Menggerakkan Kaderisasi, Mengawal NKRI”.Konfercab akan memilih Nahkoda GP Ansor selama lima tahun, jangan dianggap remeh dan hanya dipandang sebagai rutinitas setiap lima tahun saja. Jika salah pilih, maka nasib Ansor selama 5 tahun akan dipertaruhkan dan tentunya akan berdampak pada kaderisasi yang akan menurusak Ansor baik secara kualitas dan kuantitasnya.Dari ratusan kader terbaik Ansor Lumajang muncul tiga nama yang sudah mendeklarasikan kepada Pengurus Ranting (Desa) dan Pengurus Anak Cabang (Kecamatan) untuk maju. Yakni H. Fahrur Rozi (Gus Eros), H. Ali Su’ud berasal dari PAC Candipuro dan Imron Al-Rosyid berasal dari PAC Tempeh.Konfercab kali ini terasa meriah dengan hiruk-pikuk yang dikaitkan dengan kepentingan suksesi pemilihan ketua PC NU akhir tahun 2017, Pilkada Lumajang tahun 2018 dan Pemilihan Legislatif (Pileg) di 2019 mendatang. Tentunya banyak kepentingan yang akan masuk dalam momentum Konfercab Ansor.Jika dilihat dari komposisi PAC dan Ranting Ansor, ada enam kekuatan partai politik yang berkepentingan dalam suksesi calon ketua Ansor. Namun, dari enam kepentingan tersebut hanya empat saja yang nampaknya memiliki andil besar dan sangat mempengaruhi pada siapa yang akan terpilih menjadi ketua Ansor Lumajang dari 3 calon yang maju.Kita bahas satu persatu 4 kekuatan yang kemungkinan akan mempengaruhi proses pemilihan Ansor Lumajang.1. Kepentingan Pemerintah (Bupati As’at Malik). Seperti diketahui As’at Malik adalah kader NU, ketua MWC NU Sukodono dan juga intens melakukan komunikasi dengan para kader dan calon yang hari ini maju sebagai ketua Ansor. As’at Malik juga akan maju dalam Pilkada 2018 mendatang.2. Kepentingan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam hal ini Thoriqul Haq yang akan mencalonkan diri sebagai Bupati Lumajang 2018. PKB akan memiliki andil besar, karena tecatat sekitar 5 PAC yang banyak dihuni oleh kader dan simpatisan PKB yakni Kedungjajang, Padang, Senduro, Pasrujambe dan Pronojiwo dan nampaknya sudah mengarahkan suara pada satu calon dari 3 nama tersebut.3. Kepentingan Partai NasDem (Subhan). Mengapa demikin, ketua NasDem Lumajang juga mantan ketua GP Ansor Lumajang dan banyak memiliki kedekatan dengan sejumlah pejabat penting Ansor di pusat dan Jawa Timur. Hampir seluruh calon yang maju juga sowan dan berpamitan kepada Subhan untuk meminta restu.4. Kepentingan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) dalam hal ini H. Rofiq “Tretan Dhibik”. H. Rofiq merupakan mantan ketrua PC NU dan memiliki banyak kedekatan dengan kader Ansor yang saat ini menjabat sebagai ketua ranting dan ketua PAC. H. Rofiq juga akan mencalonkan diri sebagai Bupati Lumajang 2018 melawan incumbent As’at Malik. Pastinya, dengan memegang ketua Ansor Lumajang secara dukungan politik akan kuat pula.Disamping empat kepentingan dengan kekuatan besar itu, ada juga dua kepentingan lain dari Partai Golkar dan Partai Demokrat. Mengapa demikian, ada sejumlah kader bintang mercy dan kader beringin itu yang jadi pengurus Ansor dan juga berkepentingan pada pileg 2019. Namun, dua kepentingan itu lebih samar karena Pileg masih 2019 mendatang.Besarnya kepentingan yang akan masuk dalam proses demokrasi Ansor, tidak menutup kemungkinan untuk memenangkan calon yang didukung menggunakan segala cara. Termasuk menggunakan cara yang paling simple yakni money politic, dengan cara membeli suara untuk mendukung salah satu calon.Jika itu sampai terjadi, maka sudah bisa dipastikan hasilnya tidak akan baik dan tidak baik pula bagi kaderisasi Ansor di Lumajang. Sudah selayaknya, Ansor sebagai organisasi kader menolak bahkan harus melawan jika ada calon yang menggunakan uang untuk menang dengan membeli suara rantig dan PAC. Jika tidak dilawan, maka taruhannya adalah masa depan ansor 5 tahun bahkan 10 tahun kedepan.Melihat warna-warni baju anggota Ansor Lumajang, maka sudah selayaknya ketua yang terpilih bisa mengakomodir semua kepentingan untuk kemajuan Ansor. Jangan sampai, ketua terpilih malah condong pada satu kepentingan (Partai Politik) dan lebih buruk lagi bisa disetir oleh salah satu partai politik saja. Jika itu terjadi, maka perpecahan ditubuh Ansor akan terjadi karena kader Ansor tidak satu warna dalam pilihan politik.Sudah semestinya, dalam Konfercab Ansor ke-XIV semua kader menolak politik uang dan berkomitmen mendukung calon yang terpilih untuk memajukan organisasi. Hasil dari Konfercab bukan kemenangan satu calon dan pendukungnya saja, namun kemenangan Ansor Lumajang secara keseluruahan.Ketua terpilih juga wajib hukumnya merangkul pendukung calon lain, dan harus mengajak dua calon lain untuk bersama membangun Ansor Lumajang. Jangan sampai, setelah konfrensi Ansor Lumajang menjadi terkotak-kotak, terbelah dan saling bermusuhan antara sesama kader Ansor. Yang lebih penting lagi, semarak kegiatan Ansor jangan hanya saat Konfercab saja, namun konsilidasi Ansor harus dilakukan rutin setiap saat.Selamat atas terselenggaranya Konfercab Ansor Lumajang ke-XIV.“Tidak Kembali Pulang, Sebelum Kita Yang Menang”.Babun Wahyudi, Pimred www.lumajangsatu.com
5 Plus PAC Metro Dukung Gus Fahrur Maju Sebagai Calon Ketua Ansor Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - Jelang konferensi cabang (konfercab) Ansor Lumajang ke 14, sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) mulai menyatakan dukungan. Enam PAC Kota Lumajang, Tekung, Klakah, Rowokangkung, Tempursari dan Ranuyoso mendukung Fahrur Rozi (Gus Eros).
3 Kader Terbaik Siap Maju Konfercab Ansor Lumajang, Ini Programnya
Lumajang (lumajangsatu.com) - Tanggal 22-23 Juli 2017 Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Lumajang menggelar konferensi cabang (konfercab) ke 14 di Ponpes Hidayatul Hasan Blukon. 3 kader terbaik Ansor Lumajang siap berkompetisi merebut suara Ranting dan PAC untuk jadi nahkoda selama 5 tahun.
Esai : Islamisme di Pilkada Lumajang Dikala Redupnya Nasionalisme
Konstelasi politik di Lumajang makin hari makin menghangat dan membuat para konstituen yakni masyarakat bisa menentukan pilihan. Hingga kini yang muncul dan terus mendapat simpati masyarakat yakni, Petahana, As'at Malik, Thoriqul Haq, Rofik Abidini, Indah Amperawati dan Ngateman.Secara ideologis, 3 nama didepan itu mewakili kalangan Islamisme dan dua belakang dengan pembangunanisme, trus kemana kandidat dari kalangan Nasionalisme dalam petarungan Pilkada 2018. Kita sudah tahu jika politik di Lumajang seperti buah Semangka, Hijau bila dibelah merah isinya.Ini terbukti di Pileg 2014, PDIP meraih 10 kursi, PKB 9 Kursi, Demokrat 6 Kursi, Gerindra 5 Kursi, Golkar 5 Kursi, Nasdem 5 kursi, PAN 3 kursi, PKS 3 Kursi, PPP 2 kursi dan Hanura 2 Kursi. Mau kemanakah, kursi legislatif di Pilkada 2018. Di Pemilu 1955 kalangan Islamisme dari kalangan partai NU, Masyumi dan saat ini diwakili oleh PKB, PKS, PPP dan PAN. Untuk Ideologi Nasionalisme masih kental dengan PDIP saat ini, jika dulu diwakili PNI. Sedangkan, Pembangunanisme diidentikan dengan Golkar masa Orde baru, kini mereka terpecah kadernya ke Nasdem, Hanura dan Gerindra.Banyak kalangan, Pilkada 2018 pertarungan para Tokoh yang berideologi Islamisme untuk bisa menguasai singsana pendopo 5 tahun kedepan. Karena, ada semacam pertarungan masa lampau saat pemilihan Ketua PCNU antara Incumbent dengan Rofik. Sehingga, Thoriqul haq masuk dalam pusaran pertarungan dua seniornya di politik lokal kalangan Nahdliyin.Ketiga calon ini saling berebut hati para Nahdliyin yang ada di Lumajang dengan kekuatan mayoritas suara 70 persen, dibandingan kelompokan abangan. Sehingga, ada anggapan PDIP LUmajang dengan tidak majunya Agus Wicaksono sang Nahkoda Banteng karena begitu beratnya merangkul kalangan Ijo.Tidak majunya Agus Wicaksono, Tokoh Nasionalisme seakan makin redup dan tenggelam. Meski kasak kusuk dikalangan abangan, Agus diprediksi akan berpasangan dengan As'at di Pilkada untuk melegakan hati kalangan Nasionalis.Sementara Indah dan Ngateman yang merupakan kalangan Pembangunanisme dari teknokrat terus menerobos kuatnya politik Bangjo di Bumi Wiraraja. Peran Indah disaat kakahnya Almarhumah Sjahrazad Masdar dinilai berperan besar saat berkuasa dan memiliki tabungan politik kendal dikalangan birokrat. Ngateman sosok polisi dengan pengusaha tangguh juga dikenal pekerja keras dan mampu memikat masyarakat. Apalagi saat terpilih sebagai Ketua KONI Lumajang, Ngateman semakin menunjukan tokoh yang mampu membuat perubahan Lumajang.Dalam kurun dua bulan kita dipertotonkan komunikasi politik dari PDIP yang akan mengusung As'at sebagai Cabup tunggal dan suratnya diantar ke Megawati. Apalagi, saat As'at menjadi imam Sholat saat peringatan Hari Lahirnya Pancasila di Blitar menunjukan As'at memang diusung Banteng Moncong Putih.Kemudian, Thoriqul Haq juga dinyatakan oleh Ketua Umum PKB Pusat, Muhaimin Iskadar, bila kadernya ini akan maju sebagai Cabup Lumajang dari partai Nahdliyin. Seakan menjawab dari desas-desus, otak atik ngatuk para pemain politik soal si Politisi Muda dengan slogan Cagcegnya. Kini untuk bisa memenuhi mendaftar, tinggal berkoalisi dengan satu partai saja.Kemudian, 3 calon lainya, Rofik juga dikabarkan diusung PPP, Ngateman diisukan akan didorong PAN, Indah Amperawati oleh Gerindra. Ketiganya harus mencari lagi partai untuk berkoalisi untuk leading. Namun, nantinya akan ada satu yang tersungkur dari ketiganya ini untuk bisa leading di Pilkada 2018. Sejarah pilkada Lumajang hanya ada 4 pasangan yang akan maju di pesta Demokrasi.Belajar dalam sejarah, Ideologi Politik Islamisme belum pernah berkuasa di Pemerintah Lumajang. As'at Malik saja, ketiban sampur setelah Sjahraazad meninggal dunia dan membuat koalisasi partai yang mengusungnya amburadul. Akibat kedekatan As'at dengan PDIP sebagai penguasa di Legislatif. Hal yang sama menimpa pada Tokoh Nasionalis yang hanya mampu menjadi wakilnya itupun usai Orde Baru runtuh.Secara teoritik, politik di Lumajang sulit diprediksi atau dianalisis melalui hitung-hitungan kuantitatif. Apalagi dengan visi misi untuk bisa memimpin Lumajang. Banyak teori yang sulit diterjemahkan dalam keterpilihan politik praktis dalam era Reformasi ini.Bahkan, cara kotor dengan melakukan money politik juga gagal untuk melenggang pesta Demokrasi Lumajang 2013 lalu. Kitapun sudah menonton atraksi para pragmatisme politik yang dilakukan para Demagog politik.Para kandidat serta politisi pendukungnya seakan terus mencari formula untuk bisa menarik hati masyarakat. Politik bukan soal obyektifitas dan subyektifitas. karena mapping politik di bekas Kerajaan Wirabhumi ini selalu penuh misteri untuk dikuak menjadi keterpilihan. Bahkan, sulitnya mengkalkuslasi politik, mulai ada yang memasang-masangkan para 5 kandidat untuk menjadi 2 dan 3 pasangan leading di Pilkada 2018. Politik memang sebuah seni dalam menuju kekuasaan 5 tahunan, ikhtiar senatiasa dipanjatkan para pelakunya. (red)