Lumajang(lumajangsatu.com)- Ribuan ummat hindu suku tengger baik dari Kabupaten Lumajang maupun Probolinggo melaksanakan upacara melasti di Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian Lumajang, Minggu (15/03/2015). Upacara melasti yang merupakan kegiatan rutin yang wajib dilakukan oleh ummat hindu sebelum melakukan upacara tapa brata penyepian. Pasalnya kegiatan melasti yang dilakukan di laut ini sebagai simbol peleburan dosa para ummat hindu. "Jadi melasti ini merupakan rangkaian dari perinagatan hari raya nyepi tahun baru saka 19-37, yang mana sebagai bentuk penyucian ummat hindu dari dosa," papar Edy Sumianto, Ketua PHDI Lumajang. Beberapa rangkaian upacara melastipun dilakukan oleh ribuan ummat hindu yang dipimpin oleh pemangku agama, mulai dari pengambilan air laut hingga melarung sajian dan ternaknya ke laut. Meski upacara melasti sempat terganggu dengan jatuh pingsannya salah satu pemangku agama di tengah-tengah upacara, namun akhirnya upacara melasti kembali dilanjutkan hingga usai. Kegiatan peleburan dosa ini disambut antusias ribuan ummat hindu. Eka Wiadiatiti, misalnya mengaku sangat senang karena bisa melebur dosa-dosanya sebelum melaksanakan tapa brata penyepian. "Laut itu akan menetralisir dosa-dosa kita sebelum melaksanakan tapabrata penyepian mas," ujarnya, sembari tersenyum senang. Dari kegiatan ini, diharapkan ummat hindu dapat kembali menjalani kehidupan dengan bersih dan berjalan di jalan darma. (Mad/red)
Lumajang
Masyarakat Minta Kebijakan Truk Pasir Lumajang-Tempeh Tak Beroperasi Jam Sibuk 06.00-07.30 WIB
Lumajang (lumajangsatu.com) - Sejak awal tahun 2015, banyak perbincangan masyarakat yang mengeluhkan armada Truk pasiryang melintas di Jalur Lumajang-Tempeh menghambat pelajar, PNS, Pejabat dan Legislator yang berangkat kerja tergangggu di jam 06.00 WIB-07.30 WIB. Warga meminta kebijakan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang seperti Dishub bersama Satlantas mengeluarkan kebijakan pelarangan pada Truk Pasir melintas di Jam tersebut. "Kalau Truk pasir melintas dipagi hari, jalur Lumajang-Tempeh pada merayap, ini sering terjadi," ujar Huda, pelajar SMA Negerid i Lumajang. "Kalau ada kebijakan Truk pasir dilarang beroperasi dijam segitu, isnyallah Pelajar, PNS, Pejabat dan Legislator tak terganggu," ungkap Sri seorang PNS di Pemkab Lumajang. "Memang jam segitu jangan ada truk melintas, biar jalur lancar, karena jam 6 hingga jam 8 pagi, sibuk-sibuknya lalu lintas Pelajar dan PNS," ujar Sugiantoko, Legislator Gerindra. "DARURAT : Saat Jalur Padat antara jam 06.00 - 07.30 WIB . . . Armada Besar Truk Angkutan Pasir dan Truk Gandeng juga Tronton seharusnya diparkir dulu, Sopir istirahat sarapanlah, krana berasa sangat membahayakan dan menghambat Perjalanan kendaraan Pelajar, Pekerja dan Pegawai yang berangkat serempak pada jam tsb, bagaimana pendapat Anda ? ." terang pemilik Akun Facebook, Aji Al Jufri di Grup Lumajangsatu.com. Masyarakat sangat berharap ada kebijakan dari pemerintah daerah, Dishub Selaku pemegang kebijakan.(ls/red)
Gara-gara Saling Adu Pandang Mata, Amar Warga Perum Sukodono Permai Tewas Ditusuk
Lumajang(lumajangsatu.com) - Gara-gara saling adu pandang mata di jalan, Muhammad Amar (18) warga Perum Sukodono Permai Kecamatan Sukodono harus meregang nyawa. Korban ditusuk oleh seorang pemuda di area petokoan plaza Lumajang. "Persoalannya sepele saja, biasa namanya anak muda saling bertatap mata dan akhirnya korban ditusuk oleh pelaku," ujar Heri Sugiono Kasat Reskrim Polres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Minggu, (15/03/2015). Korban mengalami luka tusuk sangat parah dibagian perutnya dan akhirnya meninggal minggu dini hari, setelah mendapatkan perawatan sekitar 5 jam di RSUD Hariyoto Lumajang. Kejadian penusukan terjadi sabtu malam sekitar jam 23.00 wib di Plaza Lumajang. "Korban meninggal sekitar jam 3 dini hari, setelah mendapatkan perawatan di RSUD Hariyoto karena lukanya sangat parah," jelas Heri. Mendapat laporan tersebut, Polisi langsung melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi-saksi. Dari hasil pemeriksaan saksi, polisi telah mengantongi nama dari pelaku penusukan. "Kita telah periksa saksi-saksi, kita telah kantongi identitas pelaku dan petugas kami saat ini sedang melakukan pengejaran kepada pelaku, yang saat ini melarikan diri," pungkasnya.(Yd/red)
Ke Cuban Sewu Semeru, Wisatawan Seperti Berada di Dunia Film Avatar
Pronojiwo (lumajangsatu.com) - Eksotika Air Terjun Cuban Sewu Semeru di Desa Sido Mulyo Kecamatan Pronojiwo ternyata banyak meninggalkan kenangan dan kesan bagi pengunjung. Wisatawan yang sudah berkunjung, bahkan menyatakan alam di sepanjang Cuban Sewu serasa masuk dunia Avatar. "Kaya di alam Avatar mas," ujar Dondy, salah satu wisatwan domistik. menurut Dondy, dirinya terasa berada didunia film avatar, karena alam di Goa Tetes menuju Cuban Sewe terasa di film fiksi "Avatar". "Kita kalau kesana berasa dikeliling alam nan indah dengan tebing vulkanis luar biasa," ujar lulusan Universitas Paramadina Jakarta itu. Wisatawan menuju ke Goa Tetes dan Cuban Sewu terasa berwisata air dengan berbagai keindahan alam kaki Gunung Semeru. "Amazing, baru kali ini saya berwisata petualangan seperti difilm Avatar," terang Sandi, wisatawan asal Jakarta.(ls/red)
Dikira Batu Akik, Stalagtik dan Stalagmit Goa Tetes Banyak Yang Rusak dan Cuil
Lumajang(lumajangsatu.com) - Gara-gara boomingnya pemburu dan pencari akik, ternyata membuat satu destinasi wisata di Lumajang mulai mengalami kerusakan. Informasi dari warga dan wisatawan, staglakmit dan stalagtit di Obyek Wisatana Goa Tetes banyak yang rusak dengan di potong dan dicuil. Waduh, banyak stalaqtik dan stalakmit Goa Tetes Cuil dan batunya berserakan di cekungan aliran air, ujar Samsul, salah satu warga di Desa Sido Mulyo Kecamatan Pronojiwo. Mungkin batu di Goa tetes dikira akik,jelas Huda warga lainya. Waduh mas, banyak bebatuan yang cuil dan batu bekas dicuil berserakan di kubangan air di Goa tetes, jelas Irman, wisatwan asal malang. Aksi perusakan di Goa tetes diduga tidak ada pengawasan dari pengelola. Sehingga, boomingnya batuk akik, bukan wisatwan yang berkunjung tetapi penambang batu akik.(ls/red)
Wow...! Ada Penampakan Foto Kuno Air Terjun Cuban Sewu Semeru Masa Kolonial
Lumajang(lumajangsatu.com) - Sebuah penampakan foto Kuno yang diambil oleh fotografer dimasa kolonial yang menampilkan sebuah destinasi wisata, Air terjun di sebuah kebun kopi di Lumajang. Air terjun itu diduga diambil tahun 1899 dan belum diketahui siapa fotografernya, jenis camera dan lokasi pengambilan, hanya menjelaskan kebun kopi. Penampakan foto Air Terjun dikebun kopi diunggah oleh website www.lumajang.org dan didalam foto ada tulisan downloade by kangmartho.com. Website www.lumajang.org adalah sebuah yang menampilkan sejumlah foto kuno Lumajang dimasa kolonial dan masa kini. Di situs itu, kita bisa merasakan bagaimana kondisi Lumajang masa lampau, karena menampilkan foto  Lumajang diberbagai sisi kehidupan manusianya. website lumajang.org ini bisa dijadikan tempat untuk mencari pengetahuan dan pendidikan sejarah. Pengunjung situs akan terkagum dengan sejumlah foto kuno disana. (ls/red)
Awas, Jika Manusia Menjadikan Uang Berhala
Lumajang (lumajangsatu.com) - Di jaman dulu sekali Syekh Hasan Basri dengan lantang berkata begini: "Bagi tiap ummat ada berhala yang disembah, adapun berhalanya ummat saat ini adalah dinar dan dirham (uang)." Kutipan di atas bisa dibaca dalam kitab Al-Aadab al-Syarii'ah karya al-Maqdisi dilansir inilah.com, Minggu(15/03). Ini jaman dulu lho ketika kompetisi kehidupan tidak separah saat ini, ketika para ulama masih banyak yang rajin menulis kitab dan tidak masuk dalam kancah politik praktis, ketika uang hanya dibagi menjadi uang halal dan uang haram belum ada pembagian uang menjadi uang asli dan uang palsu, dan ketika alam dibiarkan merdeka dengan keperawannya yang terbebas dari ketamakan manusia. Nah, bagaimana dengan masa kini? Masihkah uang menjadi berhala? Ataukan sudah menjadi tuhan sejati manusia? Lihatlah kerakusan manusia akan uang. Bukan miliknya diklaim sendiri sebagai miliknya, milik orang lain ditahan-tahan demi kepuasan nafsu diri, punya utang banyak tapi tidak dibayar-bayar seakan menjadi orang termiskin di dunia. Untuk apa ini semua dilakukan, padahal tahu bahwa Allah tidak pernah tidur dan lupa serta semua perbuatan akan dibalas sesuai dengan nilai perbuatannya. (inilah.com/red)
Duh..! Dua Mahasiswi Cantik Dibacok dan Motor Dirampas Begal di Ranuyoso
Ranuyoso (lumajangsatu.com) - Dua mahasiswa asal Lumajang, ST (21) warga KOta Lumajang dan PT (22) Warga Pasirian dibacok dan motornya dirampas Begal di Jalan Lumajang-Probolinggo, Desa Wates Wetan Kecamatan Ranuyoso. Korban disergap begal saat hendak pulang dari Malang ke Lumajang. Informasi dihimpun dari warga dan petugas, Jum'at(13/03) malam, dua mahasiswi diduga dibuntuti begal dan motor dirampas saat menuju ke Lumajang. DIkarenakan enggan menyerahkan motor, pelaku menyabetkan clurit ke salah satu korban. "Kasih mas, dua mahasiswi dibegal tadi malam," ujar Siti, warga Wates Wetan. Sekedar diketahui, Jalur Lumajang-Probolinggo sangat rawan aksi begal. Kawanan begal tidak segan melukai korban dan membunuh.(ls/red)
Fraksi Demokrat Usulkan GTT dan PPT Digaji Rp. 1.288.000 dari APBD Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com) - Tidak Puas dengan jawaban Pemerintah terkait dengan kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT), sangatlah normatif dan belum menjawab dengan solusi yang diharapkan atas fakta riil yang ada. Fraksi Demokrat telah mendalami esensi dari Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2013, yang didalamnya telah mengatur tentang kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). "Namun sekali lagi kami menekankan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang agar honor/gaji tenaga pendidik yang berstatus GGT dan PTT dapat disesuaikan, setidaknya mengacu pada Upah Minimum Kabupaten Lumajang sebesar Rp. 1.288.000,- (Saju Juta Dua Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Rupiah)," ujar Ketua Fraksi Demokrat, Indri Marzuki. Menurut dia, untuk meyikapi hal ini,pihak Eksekutif dan Legislatif bisa ”duduk bersama” mengkaji kembali/ menghitung ulang kemampuan APBD Kabupaten Lumajang, yang output-nya untuk honor Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dapat di cover atau dibiayai oleh APBD, bukan dipasrahkan kepada masing-masing sekolah sesuai kemampuan. Sebab jika honor/gaji Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) tersebut dipasrahkan kepada masing-masing sekolah sesuai kemampuan, maka yang terjadi adalah: sebagian besar anggaran untuk honor/gaji tenaga pendidik yang berstatus GGT dan PTT diambil dari dana BOS dan BOSDA yang dalam prakteknya justru mengurangi hak-hak siswa. "BOS dan BOSDA Kok dipakai untu ngaji GTT, khan lucu," ungkapnya.(ls/red)
Batu Sebesar Sapi Longsor Tutup Jalur Piket Nol Lumajang-Malang
Candipuro (lumajangsatu.com) - Hujan deras menyebabkan, tbing setinggi enam meter di jalan provinsi lintas selatan Lumajang- Malang, Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro longsor, Sabtu(14/03) siang. Lngsoran yang berupa batu berukuran besar menutup separuh badan jalan provinsi dan mengakibatkan jalur lumajang-malang menjadi tersendat. Longsoran dari tebing setinggi enam meter, yang berada di kilo meter lima puluh sembilan, jalur perbukitan lintas selatan menutupi separuh badan jalan tersebut. Beruntung batu longsoran tidak mengenai pengguna jalan, karena saat terjadi longsor jalan tersebut kondisi sepi. Menurut warga sekitar, longsoran batu berukuran dua meter persegi ditemukan warga sudah menutup separuh badan jalan propensi lumajang-malang. Sebelum di temukan longsoran, terjadi hujan lebat. "Longsor terjadi karena di kawasan jalur perbukitan piket nol sering terjadi hujan. Selain itu, struktur tanah yang labil juga menjadi penyebab longsoran tersebut," kata Yoga Pratomo, camat candipuro pada wartawan. Dengan menggunakan alat tradisional, petugas badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) dan relawan langsung berupaya membuang batu tersebut ke dalam jurang/ dengan cara memecah batu besar menjadi memebara bagian. untuk mengurai kemacetan, petugas b-p-b-d berlakukan buka tutup jalur.(mad/ls/red)