Lumajang

Ribuan Jamaah Pengajian Doakan H Thoriq Jadi Wakil Rakyat DPR RI Pusat

Lumajang(lumajangsatu.com)-Jama'ah pengajian umum yang digelar H. Thoriq yang menghadirkan da'i, KH. As'at Malik yang juga wakil Bupati Lumajang dan KH. Aad Ainurssalam sangat antusias. Bahkan, H. Thoriq banyak mendapat do'a dan dukungan dilancarkan menjadi wakil rakyat di DPR RI Pusat. "Abah, semoga dilancarkan menjadi anggota dewan," ujar Siti Kholifah salah satu warga yang menemui H. Thoriq. "Semoga Abah Haji Thoriq tetap amanah, kalau jadi anggota DPR," ujar Solehudin. "Abah Thoriq kalau jadi DPR RI jangan lupa bangun Lumajang dan bantu warga miskin, tak lupa Mushola dan Masjid," ujar Hj. Aswaja asal Ditotrunan. "Bang Thoriq, jenengan sudah pantas menjadi wakil rakyat, jenengan ini amanah dan tanpa pamrih," ungkap Sukirno, warga Pulosari. Mendapati banyak ucapan do'a dan dukungan untuk menjadi wakil rakyat, H. Thoriq mengaku sangat bersyukur dan akan tetap menjaga amanah bila ditakdirkan menjadi wakil rakyat di DPR RI Pusat. "Saya ucapkan terima kasih, saya sebagian kecil ini yang bisa saya lakukan bagi masyarakat, pokoknya jangan sungkan-sungkan kasih kritikan dan masukan itu saja," papar pria yang ingin mengiatkan pengajian umum.(yan/red)

Meski Hujan, Ribuan Warga Hadiri Perngajian Umum H.Thoriq Di Isi Dai KH. Asat dan Gus Aad

Lumajang(Lumajangsatu.com) -  Perngajian umum yang diadakan H. Thoriq  dengan menghadirkan KH. As'at Malik (Wabup Lumajang) dan KH.  Aad Ainurussalam (Ngaji Blususkan JTV) untuk Memperingati tahun baru Islam 1435 Hijjriyah, berlangsung meriah, Kamis(28/11) malam . Pengajian ini untuk meningkatkan imam, taqwa dan membangunan Ukhuwah Islamiyah masyarakat Lumajangt. Pengajian yang awalnya di guyur hujan dan gerimis, tidak menyurutkan warga dan pengunjung untuk datang ke acar pengajian di Jl. Kyai Ilyas dan Kyai Muksin. Bahkan, sejumlah warga dari Kecamatan Sumber Suko, Tempeh, Tekung dan Sukodono hadir. H. Thoriq mengatakan, dengan mengelar pengajian untuk meningkatkan pengetahuan umat islam di Lumajang dalam keagamaan. Selain itu, bisa mempererat kerukunan antar umat beragama di Lumajang. "Tahun baru islam kurang mendapat greget untuk dirayakan seperti tahun baru, saya ingin anak muda dan masyarakat Lumajang , khususnya muslim merayakan tahun baru islam dengan meriah," ungkapnya. "Kalau da'inya KH. As'at dan Gus Aad, materinya bagus untuk menebalkan keimanan masyarakat dan menjalin ukhuwah islamiyah," ujar Farid, salah satu warga.(yan/red)

Aksi Warga Gondoruso Tolak Tambang Pasir Besi Gunakan ALat Berat Berlangsung Ricuh

Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan warga dusun Welang, desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian menolak penggunaan alat berat masuk pada lokasi penambangan pasir besi. Puluha warga berjaga sejak pagi, bahkan sejumlah senjata tajam telah dipersiapkan warga untuk menghadang kedatangan alat berat, Kamis (28/11/2013). Melihat banyaknya warga yang menolak, aLat berat yang sudah datang dengan diangkut mobil tidak berani masuk ke lokasi pertambangan. Namun, kondisi mulai memanas dan ricuh saat salah seorang warga yang medukung kedatangan alat berat tetap memaksakan masuk alat berat yang sudah datang. Benar saja, kericuhan dan bentrok antara warga yang pro dan kontra tidak terhindarkan. Bahkan, salah seorang warga yang pro menjadi bulan-bulanan warga yang lain. Namun, kericuhan tidak berlangsung lama, karena berhasil didamaikan oleh aparat kepolsian yang berjaga dilokasi. Mayoritas warga yang datang adalah warga yang menolak kedatangan alat berat. Sebab, jika ada alat berat maka mata pencaharian warga akan hilang, sehingga warga lebih memilih bertahan menambang dengan cara manual. Kalu menggunakan alat berat, maka mata pencaharian kita akan hilang karena tidak lagi menggunakan tenaga manusia, ujar Sulaiman salah satu warga yang menolak kedatangan alat berat. Tak ingin kericuhan semakin meluas dan mengakibatkan korban jiwa, polisi akhirnya meminta alat berat untuk tidak masuk ketambang milik warga. Akhirnya, alat berat yang sudah tiba dlokasi dan siap untuk beroperasi kembali dan tidak jadi masuk kelokasi tambang warga.(Yd/red)

Tekan Angka Kecelakaan, 14 Hari Polres Lumajang Gelar Operasi Zebra 2013

Lumajang(lumajangsatu.com)- Guna menekan angka pelanggaran para pengendara di jalan dan menekan angka kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, jajaran Polres Lumajang selama 14 hari akan menggelar operasi dengan sandi Zebra 2013. Operasi Zebra 2013 digelar serentak oleh kepolisian di seluruh Republik Indonesia. "Kita akan menggelar operasi Zebra 2013 selama 14 hari untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalulintas," ujar AKBP Singgamata SIK Kapolres Lumajang saat gelar pasukan di halaman Mapolres, Kamis (28/11/2013). Dalam operasi Zebra, polisi akan mengedapankan tindakan perventif dan penindakan tegas bagi para pelanggar lalu lintas. Meski demikian, polisi tetap mengedepankan tata cara yang simpatik dalam melakukan penindakan. "Kita akan tetap menerapkan tata cara yang simpatik dalam melakukan penindakan," terangnya. Kapolres menghimbau kepada masyarakat Lumajang yang berkendara untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak ugal-ugalan dijalan. Para pengendara diminta untuk saling menghormati hak-hak dari para pengendara yang lainya. "Kami berharap masyarakat yang berkendara untuk saling menghargai hak-hak pengendara yang lainya," pungkasnya.(Yd/red)

KH.Asat Malik dan Gus Aad Isi Pengajian Umum Tahun Baru Islam di Jl. Kyai Ilyas

Lumajang(Lumajangsatu.com)-Memperingati tahun baru Islam 1435 Hijjriyah, H. Thoriq mengelar pengajian umum dengan menghadirkan KH. As'at Malik (Wabup Lumajang) dan KH.  Aad Ainurussalam (Ngaji Blususkan JTV). Pengajian ini untuk meningkatkan imam, taqwa dan membangunan Ukhuwah Islamiyah masyarakat Lumajangt. H. Thoriq mengatakan, dengan mengelar pengajian untuk meningkatkan pengetahuan umat islam di Lumajang dalam keagamaan. Selain itu, bisa mempererat kerukunan antar umat beragama di Lumajang. "Tahun baru islam kurang mendapat greget untuk dirayakan seperti tahun baru, saya ingin anak muda dan masyarakat Lumajang , khususnya muslim merayakan tahun baru islam dengan meriah," ungkapnya. Pengajian Umum digelar di Jl. Kyai Ilyas dan Kyai Muksin jam 19.30 WIB, Kamis(28/11/2013) malam, dengan dihadiri ribuan umat muslim dari kelompok pengajian masyarakat di Lumajang.(yan/red)

Festival Jharan Kencak Buka Rangkaian Peringatan Harjalu 758 Tahun

Lumajang(lumajangsatu.com)- Jharan kencak pada peringatan hari jadi Lumajang (Harjalu) 758 tetap menjadi ikon utama. Pad Harjalu kali ini festival jharan kencak akan dilaksanakan pada Minggu, 1 Desember 2013. Rute festival akan dimulai dari alun-alun kabupaten Lumajang menuju stadion semeru. Pawai ini akan menampilkan atraksi dari 200 ekor kuda terbaik di sepanjang jalan utama kota Lumajang. Tentu saja tidak akan ketinggalan pula atraksi dari para pawang kuda dengan tari kopyahnya yang unik dan lucu. A’ak Abdullah Al-Kudus, ketua Paguyuban Jharan Kencak Lumajang mengaku sangat senang karena festival ini bisa diselenggarakan lagi pada tahun ini, dan ini adalah festival yang ke tiga. “saya sangat senang atas respon baik pemerintah daerah terhadap pelestarian kesenian Jharan Kencak ini, dan antusias masyarakat juga sangat tinggi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga keinginan kami untuk menjadikan Jharan Kencak sebagai icon budaya Lumajang bisa terwujud”, ujar A'ak, Rabu (27/11/2013) Festival Jharan Kencak ini pada tahun 2011 dan 2012 yang lalu diselenggarakan pada setiap tanggal 15 Desember, berbarengan dengan acara prosesi Harjalu. Namun sejak tahun ini akan diupayakan untuk diselenggarakan pada setiap tanggal 1 Desember sekaligus sebagai tanda dimulainya peringatan Hari Jadi Lumajang setiap tahunnya. Sementara itu, Gawat Sudarmanto Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang menegaskan Pemerintah Daerah akan mengupayakan agar Festival Jharan Kencak ini bisa dilaksanakan secara rutin tiap tanggal 1 Desember. Hal ini dimaksudkan supaya Festival Jharan Kencak ini masuk menjadi agenda wisata nasional. "Kita upaykan ini digelar secra rutin," paparnya. Untuk diketahui bersama, bahwa Jharan Kencak adalah kesenian tradisional khas Lumajang. Kesenian ini lahir pada masa kerajaan Wirabhumi di bawah kepemimpinan Arya Wiraraja yang wilayahnya meliputi Tapal Kuda dan Madura bahkan hingga ke Bima, dengan pusat kerajaannya yang berada di Lumajang (Kuta Raja Lamajang) tepatnya di Desa Biting saat ini. Pada jamannya, kesenian ini adalah bentuk-bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari sebuah wilayah yang makmur sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Ada juga yang menyebutkan bahwa kesenian ini sebagai bentuk penghormatan kepada kuda kesayangan Ranggalawe putra dari Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara yang terkenal sebagai kuda paling tangguh dan pintar pada jaman itu. Sebagaimana banyak diceritakan, bahwa baik Arya Wiraraja maupun Ranggalawe merupakan raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Diyakini, orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Berkat kesaktiannya Klabisajeh bisa membuat kuda liar tunduk jinak dan pandai menari sehingga jadilah Jharan Kencak, Jharan artinya Kuda, Kencak artinya Menari.(Yd/red)

Peduli Lingkungan, Siti Romlah Gandeng DLH Latih Warga Lumajang Kelola Sampah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Hj. Siti Romlah Anggota DPR RI Fraksi Demokrat yang saat ini duduk di Komisi VII, prihatin dengan pengelolaan sampah yang dirasa masih kurang maksimal. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang untuk mengatasi persoalan tersbut. "Ini bentuk kepedulian kita kepada lingkungan, khususnya tentang pengelolaan sampah yang menjadi salah satu biang terjadinya banjir di sejumlah kota besar," ujar Siti Romlah disela-sela pelatihan pengolahan sampah di Gedung Kartika Batalion 527 Lumajang, Rabu (27/11/2013). Ia mencontohkan, di Jakarta problem sampah menjadi persoalan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat. Sehingga mulai mendapat penanganan serius, karena sampah yang tidak dikelola dengan benar bisa menimbulkan banjir. "Saya saat melintas di Pasuruan terjebak banjir dan dampaknya sangat besar sekali untuk semua sektor," terangnya. Dengan bantuan yang diberikan melalui DLH Lumajang, diharapkan pengelolaan sampah di Lumajang semakin baik. Sehingga, banjir akibat sampah yang terjadi disejumlah kota besar tidak menjadi persoalan di Lumajang. "Kita berharap di Lumajang sampah tidak menjadi biang banjir," paparnya. bantuan yang diberikan oleh Kementrian kepada rakyat Lumajang berupa 100 tempat sampah yang akan dipasang disejumlah lembaga sekolah dan tempat umum, 4 unit mesin pencacah rumput dan 300 skrop pasir untuk warga yang ada di Kecamatan Pasirian. "Ada beberapa bantuan yang diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi rakyat Lumajang," Pungkas Siti Romlah yang kembali maju menjadi caleg Demokrat nomor 3 dapil Lumajang-Jember itu.(Yd/red)

Duh! Wabup Undang Sendiri Masyarakat dan Wartawan Acara Pengajian Pendopo, Humas Kemana?

Lumajang(lumajangsatu.com)-Diduga kinerja humas tidak maksimal dalam mempublikasikan hari jadi lumajang (Harjalu) ke 758 untuk acara pengajian Umum di Pendopo dengan pembicara KH. Sya'roni Fadlan dari Sidoarjo, jam.19.30 WIB Rabu(27/11) malam. Wakil Bupati Lumajang, membuat undangan bagi wartawan dan para sahabtanya melalui pesan singkatnya. Isi dari udangan itu, "Asslamu'alaikum Wr Wb!, dalam rangka menyongsong tahun baru 1435 H, Pemkab  mengadakan pengajian umum  nanti malam, Rabu malam kamis jam 19.30 bertempat di Pendopo Kabupaten dengan Pembicara Kh Sya'roni Fadllan (Kaji Dangdut di JTV) dari Sidoarjo. Jika tidak ada udzur mohon berkenan hadir berserta sahabat, syukron,". Udangan pribadi wabup yang menyemarakan kegiatan pengajian tahun baru islam dan Harjalu itu. Menjadi rasan-rasan masyarakat dan wartawan yang dikirim SMS, pasalnya kegiatan keagamaan tidak di publikasi dengan baik. (yan/red)

Komunitas Pintar Lumajang: JKN Tak Boleh Salah Sasaran

Lumajang(lumajangsatu.com)- Sejumlah masyarakat yang menamakan diri Komunitas Pinter mendatangi gedung dewan, selasa, (26/11/2013) guna melakukan audensi dengan anggota DPRD Lumajang. Komunitas Pintar menyampaikan beberapa tuntutan kepada wakil rakyat terkait dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan diluncurkan mulai januari 2014 tersebut. Dalam tuntutannya, mereka meminta agar ada jaminan seluruh rakyat miskin di Kabupaten Lumajang tercover sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Sehingga, nantinya secara otomatis akan tercover sebagai peserta JKN katagori penerima bantuan iuran (PBI). Mereka juga mendesak agar pemerintah Kabupaten Lumajang untuk melakukan pendataan ulang terhadap warga miskin dan tidak mampu serta warga yang cacat total di Kabupaten Lumajang. Tujuannya adalah untuk memastikan agar mereka nantinya tercover dalam program JKN kategori PBI. Menurut A’ak Abdullah al Kudus, anggota komunitas Pinter, selama ini pendataan untuk masyarakat miskin selalu carut marut. Semisal, untuk program Raskin maupun program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) beberapa waktu lalu. “Masih banyak masyarakat yang mestinya tercover, ternyata tidak dapat bantuan program tersebut, sebaliknya, masyarakat yang tergolong mampu malah mendapatkan program dari pemerintah pusat itu," paparnya Komunitas Pinter juga meminta memastikan dan menjamin bahwa selama proses transisi hingga 2019, sebanyak 40% penduduk Lumajang dicover dalam Jamkesda dan bagi yang belum tercover dalam Jamkesda masih bisa menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa setempat. “Sehingga,  anggaran sebesar Rp 5 milyar dari APBD untuk program tersebut dapat terserap dengan baik dan tepat sasaran,” imbuhnya. Mereka juga meminta agar DPRD Lumajang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan JKN di Kabupaten Lumajang. Juga, ikut mengawal terbentuknya Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) di Kabupaten Lumajang agar program ini bisa berjalan dengan baik dan professional. “Fasilitas pelayanan kesehatan, juga perlu diawasi untuk memastikan keselarasan dengan tujuan utama dari program Jaminan Kesehatan Nasional ini,” jelasnya. Komunitas Pinter ditemui Wakil Ketua DPRD Lumajang, Achmad Jauhari, ketua Komisi D, Bukasan, Wakil Ketua Komisi D, Syaiful Adi, dan Sekretaris Komisi D, Habib Muttaqien. Mereka mengatakan, bahwa kertas tuntutan yang disampaikan kepada dewan sudah selaras dengan DPRD Lumajang. Jauhari mengatakan bahwa, program tersebut memang baru diketahui oleh segelintir orang saja. Meskipun, dia mengakui bahwa program JKN tidak semudah mengembalikkan tangan. “Di awal tahun ini pasti carut marut, karena beberapa regulasi masih belum rampung. Tapi, kita harus mendukung program ini agar berjalan sukses,” terag Jauhrai. Sementara itu Bukasan menambahkan, bahwa pendataan selama ini memang menjadi masalah besar. Sebenarnya pihaknya sudah meminta agar dinas kesehatan melakukan pendataan mandiri terkait dengan progam Jamkesmas. Dinkes pun akhirnya meminta bidan untuk melakukan pendataan. “Tapi, itu juga tidak efektif, karena memang bukan tugasnya bidan,” jelasya. Untuk itu, dia meminta kepada Dinkes untuk sering-sering berkoordinasi dengan BPS agar data penerima Jamkesmas benar-benar tepat sasaran. “Pendataan memang menjadi problem. Mosok Abah saya masuk penerima program BLSM,” pungkasnya.(Yd/red)

Eman...!!! Dana Jamkesmas dan Jamkesda Lumajang Tak Terserap Maksimal

Lumajang(lumajangsatu.com)- Peyerapan dana jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) masih kurang maksimal. Pasalnya, dana yang kembali ke kas daerah dari jamkesmas dan jamkesda hampir 50 persen. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang, H. Bukasan SP.d, MM meminta agar rumah sakit pemerintah dalam hal ini RS. Dr. Haryoto sebenarnya bisa bekerjasama dengan rumah sakit lain (swasta) yang ada di Kabupaten Lumajang.  Dengan begitu, serapan dananya bisa maksimal, yang dibarengi meningkatnya layanan kesehatan ke masyarakat. Berikut tidak lagi terjadi ungkapan 'eman' karena dana harus kembali hampir 50 persen Ketika rumah sakit pemerintah menyatakan sudah penuh untuk pelayanan masyarakat yang berhak atas dana Jamkesmas dan Jamkesda, rumah sakit pemerintah bisa memberi rujukan kepada pasien yang berhak mendapat layanan dana tersebut untuk berobat ke rumah sakit lain (swasta). Dari pengamatan Komisi B DPRD terungkap, banyak sebab mengapa masyarakat yang sesungguhnya tidak mampu namun memilih rumah sakit swasta, walaupun resiko harus mengeluarkan dana sendiri. "Masyarakat sebenarnya ingin memaksimalkan peran rumah sakit untuk mendapatkan layanan, namun jika pihak rumah sakit tidak mampu mengcover semua pasien yang datang, maka harus ada langkah lain," paparnya, Selasa (26/11/2013). Dijelaskan oleh Bukasan, kerjasama ini memang perlu dilakukan. Agar dana Jamkesmas dan Jamkesda bisa terserap. Buktinya, kata Bukasan, daerah lain sudah bisa melakukan kerjasama antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit lain yang ada di daerah itu. Sebenarnya, dana yang tersedia untuk Jamkesmas dan Jamkesda jumlahnya cukup besar, dan seharusnya dana yang besar itu bisa terserap untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012 lalu, dana tersebut masih tersisa dalam jumlah yang cukup besar hampir mencapai 50 persennya, karena banyaknya masyarakat yang menggunakan rumah sakit swasta jika layanan di rumah sakit milik pemerintah dalam kondisi penuh.(Yd/red)