Author : Redaksi

Foto Keindahan Watu Godek Tempursari Dari Atas Populer di Dunia Maya

Lumajang(lumajangsatu.com) - Foto keindahan alam pantai Watuk Godek di Kecamatan Tempusari yang masuk di Hastag Komunitas Fotogragi Lumajang InstaLumajang kini populer di dunia maya. Bahkan, kepopuleran foto tersebut mendapat apresiasi yang luar bias dengan komentar beragam. Koordinator Insta Lumajang, Eko Nur Prasetyo Andi mengatakan, foto yang disebar melalui media sosial, didapat dari akun komunitas Instalumajang. Si pengirim foto Royal Enfield Indonesia, kelompok tranveler bermotor melintas di LUmajang selatan. Jadi bila masuk ke kami melalui Hastag, Instalumajang berhak menyebar luaskan, ujar pria yang aktif dalam fotografi itu. Menurut dia, pengambilan foto menggunakan drone, sebuah alat cangkih didunia fotogragi menggunakan alat sejenis helicopter mini. Sehingga, foto keindaan lumajang di pantai selatan yang dikenal dengan pantai Godek dan gedek luar biasa. Ini angle foto yang belum ada di Lumajang, jadi mudah menjadi perhatian masyarakat di media sosial dan dunia maya, terangnya.(ls/red)

Tim PORPROV Sebenarnya Kerangka PSIL di Liga Nusantara

Lumajang(lumajangsatu.com) - Tim sepak bola PORPROV Lumajang yang kini ditangani oleh Misnadi dan Sutrisno Herlambang yang sedang dalam keadaan angin-anginan saat bertanding. Ternyata, pengurus PSSI Tim PORPROV bagian dari kerangka tim PSIL yang akan berlaga di Liga Nusantara. "Sebenarnya, tim PORPROV Lumajang kerangka dari tim PSIL," ujar, wakil ketua I PSSI Lumajang, Mikko Agus Pribadi. Menurut dia, dengan dilatih Misnadi dan Sutrisno diharapkan PSIL Lumajang bisa diisi pemain yang ada di PORPROV. Hal ini dalam rangka pembinaan pemain bola di Lumajang. "Ini kita sampaikan ke pemain, agar mereka dalam bertanding bisa membawa Lumajang ke PORPROV di Banyuwangi," ungkapnya. PSSI juga agar memperhatikan mental pemain, lantaran pemain PORPROV masa peralihan dari jiwa anak muda ke dewasa. "Ini sudah disampaikan oleh ketua PSSI kemarin," ungkapnya. (ls/red)

Ini Kata Psikolog, Ketika Anak Bau Kencur Pacaran

Lumajang(lumajangsatu.com) - "Kemarin aku 'ditembak' anak cowok di kelas aku," ujar seorang siswa kelas 5 SD. Jika tembakan diterima, maka mereka pun resmi pacaran. Soal pacar-pacaran di kalangan anak bau kencur yang masih berseragam putih merah atau putih biru, mungkin sudah lama didengar.  Apakah anak dewasa terlalu cepat? Fenomena cinta-cintaan di kalangan anak-anak juga terlihat di tayangan sinetron televisi. Tayangan itu seolah menegaskan bahwa fenomena anak-anak pacaran memang nyata.  Apakah sinetron mendorong anak-anak kecil untuk berani berkata cinta pada lawan jenisnya? "Ya, ini seperti telur dulu atau ayam dulu ya. Sinetron bisa jadi iya. Tapi bisa jadi juga begini dilihat bahwa ada fenomena di masyarakat yang menampilkan perilaku anak-anak sekolah berpacaran, lalu dibuatlah film atau sinetron dari fenomena itu. Atau bisa juga karena memang sinetron dulu yang sudah ada, jadi sinetron yang memulainya, lalu dicontoh oleh anak-anak," tutur psikolog Roslina Verauli saat dilansir oleh detikHealth dan ditulis pada Kamis (29/1/2015). Sebelum Lulus Sekolah, Perempuan yang akrab disapa Vera itu menyampaikan anak-anak yang belum memasuki masa pubertas memang tahu istilah pacaran. Akan tetapi sebetulnya kemampuan berpikir anak tentang berpacaran itu belum memadai.   Dikatakan juga oleh Vera bahwa kemampuan berpikir anak soal berpacaran belum sampai pada tipe cinta ala romantis. "Mereka tahu dan mendengar istilah itu, tapi masalahnya anak paham nggak? Ngerti betul nggak dia?" kata Vera. Baca juga: Saat Anak Bertanya 'Apa Itu Pacaran', Begini Sebaiknya Jawaban Orang Tua Pemahaman anak soal berpacaran itu bisa saja keliru. "Anak bisa saja berpikir bahwa yang namanya pacar itu teman duduk aku. Pacar itu yang suka kasih aku hadiah. Pacar itu teman dekat aku, dan lain-lain," jelas Vera. Ketika beranjak remaja dan mengalami pubertas, akan muncul hasrat seksual, pikiran romantis, mulai tertarik pada lawan jenis, dan lain-lain. Hal ini muncul karena pengaruh hormon. Remaja pun tertarik dengan perubahan fisik. Ini yang kemudian menjadikan pacaran dibumbui hal-hal yang dirasa romantis. Tapi hati-hati agar pacaran tidak membuat anak terjebak dalam pergaulan bebas. Bahwa perlu ditanamkan pacaran bukan memiliki seutuhnya sehingga mereka bisa bertindak layaknya suami istri.(detikhealt/red)

Pakde Karwo Belum Punya Nama Wabup Lumajang

Surabaya (lumajangsatu.com) - Pasca meninggalnya Bupati Lumajang yang juga Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Lumajang Sjahrazad Masdar, Gubernur Jatim sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jatim Soekarwo belum menyiapkan nama-nama yang akan menduduki jabatan wakil Bupati Lumajang. Sebagai partai pemenang pilkada Kabupaten Lumajang, Pakde Karwo akan berkoordinasi dengan As'at Malik, Wabub Lumajang yang otomatis akan jadi bupati. "Kita memang belum memikirkan hal itu, wong makam dari Pak Masdar saja masih belum kering, tapi prinsipnya tetap akan kita koordinasikan dengan berbagai pihak," katanya kepada wartawan di gedung negara Grahadi Surabaya dilansir beritajatim.com, Rabu (4/2/2015). Pakde mengaku akan tetap memprioritaskan orang yang betul-betul tahu kondisi di Kabupaten Lumajang. Meskipun ini adalah hak dari Partai Demokrat, namun dia merasa perlu untuk berkoordinasi dengan As'at Malik karena harus bisa bekerjasama. "Kita masih dalam suasana berkabung dengan meninggalnya Pak Masdar, tapi nanti kita akan berkoordinasi di DPD soal jatah wabup Lumajang," jelasnya. (beritajatim.com/red)

Ini 2 Nama Wabup Yang Masuk ke DPD Demokrat Jatim

Surabaya(lumajangsatu.com) - Pak De Karwo selaku ketua DPD Demokrat Jatim belum mengantongi nama. Namun, ada dua nama yang masuk ke DPD Demokrat Jatim. Sekretaris DPD Partai Demokrat (PD) Jatim Bonnie Laksmana dalam kesempatan sama mengungkapkan masih akan mempelajari mekanisme yang akan dipakai dalam penentuan wabub Lumajang nanti. "Kita belum tahu apakah prosesnya akan sama dengan di DKI Jakarta, dimana Ahok bisa langsung memilih dari PDIP atau menggunakan pemilihan di DPRD lagi," imbuhnya saat ditanya wartawan dilansi beritajatim.com, Rabu(04/02/2015). Namun Bonnie juga meyakinkan bahwa nama yang muncul nanti harus dari Demokrat. Perkara nanti menggunakan mekanisme apa saja, nama yang akan muncul harus disetor ke As'at Malik sebagai Bupati definitif nanti. "Tapi menurut saya, memang sebaiknya wakil Bupati Lumajang nanti adalah orang asli Lumajang, untuk lebih mudah mengkoordinasikam kinerja dengan Bupatinya," pungkasnya. Saat ini beredar dua nama yang santer akan menduduki jabatan wakil Bupati Lumajang yakni Wakil Ketua DPC Demokrat  Lumajang Sjamsoel Huda dan Sekretaris DPC Demokrat Lumajang Mohammad Sofi. Sementara di Lumajang yang santer jadi perbincangan dari kalangan Demokrat yang akan mengisi Wabu, Samsul Huda dan  Herry Prasetyo.. (beritajatim.com/red)

DPRD Lumajang Usulkan Asat Malik Jadi Bupati Definitif

Lumajang(lumajangsatu.com)- Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang menggelar rapat paripurna untuk pemberhentian Bupatai Sjahrazad Masdar MA, karena meninggal dunia. DPRD kemudian mengusulkan Wakil Bupati As'at Malik menjadi Bupati menggantikan Bupati yang sudah meninggal. "Selanjutnya dari hasil rapat tadi, kita akan berkirim surat kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jatim untuk pengesahan dan pengangkatan beliyau menjadi Bupati Lumajang," ujar Agus Wicaksono S.Sos Ketua DPRD Lumajang usai rapat paripurna, Rabu (04/02/2015). Paling lambat kata Agus, satu bulan sejak rapat paripurna, sudah ada pelantikan Bupati Lumajang. Namun, untuk pelantikannya jika mengacu Perpu maka akan dilakukan di Jawa Timur. Namun karena As'at merupakan Hasil Pilkada sesuai Undang-Undang 32 Tahun 2004, maka DPRD berharap pelantikan akan dilakukan di Lumajang dengan mekanisme rapat paripurna istimewa. "Karena beliyau hasil pilkada sesuai Undang-undang 32 Tahun 2004, maka kita berharap pelantikannya akan dilakukan di Lumajang melalui mekanisme rapat paripurna istimewa," terangnya. Disinggung tentang wakil Bupati, Agus menyebutkan maksimal 15 hari Bupati sudah harus mengusulakn nama kepada DPRD. "Maksimla 15 hari setelah Bupati dilantik, kemudian Bupati mengusulkan nama kepada DPRD Lumajang," pungkasnya.(Yd/red)

Terancam Hilang, Komisi C DPRD Langsung Lihat Kondisi Ranu Pane

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kondisi Ranu Pane di Kecamatan Senduro semakin hari semakin memprihatinkan. Bahkan, Ranu Pane terancam menghilang jika tidak ada penanganan serius dari semua pihak. Komisi C DPRD Lumajang bersama sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Dinas Kehutanan langsung turun melihat kondisi Ranu Pane secara dekat. Kedatangan Komisi C dan rombongannya disambut oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). "Kita ingin melihat secara langsung kondisi Ranu Pane dari dekat, sehingga kedepannya kita memberikan perhatian agar ranu tersebut tidak menghilang," ujar Suigsan Ketua Komisi C DPRD Lumajang, Selasa (03/01/2015). Komisi C, SKPD dan TNBTS melakukan perbincangan untuk mencari solusi agar ranu yang menjadi identitas desa Ranu Pane tersebut bisa diselamatkan. Komisi C menginginkan agar ranu yang berada di kaki gunung Seemru itu bisa kembali seperti sediakala, sehingga tidak hanya menjadi cerita saja. "Kami sangat senang dengan kunjungan ini, kita berharap akan ada solusi tentang persoalan ini karena meski berada diwilayah TNBTS, namun ada warga Lumajang yang ada disekitar Ranu Pane," ujar Ayu Dwi Utarai Kepala TNBTS.(Yd/red)

Gawat...!! Akibat Sedimentsi 50 Persen Ranu Pane Sudah Hilang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Ranu Pane yang menjadi identitas desa Ranu Pane terancam menghilang jika tidak ada penanganan serius dari semua pihak. Pasalnya, akibat pertanian disekitar Ranu Pane mengakibatkan sedimentasi pada ranu yang berada di kaki gunung semeru itu. "Penyebab besar dari penyempitan Ranu Pane itu adalah pertanian disekitar ranu, sehingga mengakibatkan sidemintasi atau proses pengendapan material didasar ranu," ujar Ayu Dwi Utari Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kepada lumajangsatu.com, Selasa (03/02/2015). Saat ini kata Ayu, luas Ranu Pane tinggal 1,5 hektar dari sebelumnya luas Ranu Pane mencapai 3 hektare. Dalam sepuluh tahun terakhir penyempitan ranu semakin cepat karena longsoran tanah yang berasal dari lahan pertanian yang dibawa oleh air hujan. "Dulu Ranu Pane luasnya mencapai 3 hektar, saat ini akibat sidemintasi luasnya tinggal 1,5 hektar atau hilang 50 persen," papar perempuan yang memiliki senyum manis itu. Tak hanya luasan Ranu Pane saja yang mengalami penyempitan, ranu dikaki gunung Semeru itu juga mengalamai pendangkalan. Jika dulu kedalaman Ranu Pane mencapai 10 meter, saat ini hanya tinggal enam meter saja, itupun hanya sekitar setengah hektar saja. "Dulu dalamnya 10 meter, sekarang dalamnya hanya tinggal enam meter namun lebih banyak kedalamannya hanya satu meter saja," paparnya. Dengan kunjungan dari Komisi C DPRD  dan sejumlah Satuan Kerja perangkat Daerah (SKPD) di Lumajang diharapkan bisa memberikan solusi untuk persoalan Ranu Pane. TNBTS dan Pemerintah sedang memikirkan cara, apakah akan melakukan pengerukan Ranu Pane dengan bersama-sama atau ada langkah yang lainnya. "Kita sambut baik dengan kujungan ini, semoga Ranu Pane bisa segera diselamatkan sehingga bisa pulih seperti sediakala," jelasanya.(Yd/red)

Agar Semakin Bersih, DLH Janjikan Alat Pengolahan Sampah di Ranu Pane

Lumajang(lumajangsatu.com)- Disamping persoalan penyempitan dan pendangkalan Ranu Pane akibat Sedimentasi, persoalan sampah juga menjadi masalah bagi wisata Semeru. Pasalnya, dengan semakin banyaknya kujungan wisatawan, maka potensi sampah yang ditinggalkan juga semakin banyak. "Kita juga amat kesulitan dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan ke Ranu Pane dan yang melakukan pendakian, karena sampah yang ditinggalkan juga semakin banyak," ujar Toni Artaka staf Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat ada kunjugan Komisi C DPRD Lumajang, Selasa (03/02/2015). Selama tahun 2014, pihak TNBTS bersama dengan warga Ranu Pane melakukan evakuasi sampah sekitar 18 truck. Karena minimnya alat pengelahan, maka hanya sekitar 10 persen saja yang bisa diolah, dan sisanya kemudian di dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di Malang. "Selama tahun 2014 kemaren, kita evakuasi sampah sebanyak 18 truck dan lebih besar tidak bisa diolah," paparnya. Dengan Kujungan Komisi C DPRD Lumajang dan para SKPD, TNBTS mengusulkan agar ada pembinaan bagi warga Ranu Pane untuk pengelohan sampah. Sehingga sampah yang ditinggalkan oleh pendaki bisa menambah penghasilan bagi warga sekitar. "Kita minta kepada pemerintah agar ada pembinaan bagi warga, sehingga bisa melakukan pengolahan sampah menjadi barang yang bisa dijual kembali," jelasnya. Sementara itu, Nurul Huda kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang ikut dalam kunjungan tersebut berjanji untuk memberikan pelatihan bagi warga sekitar untuk pembentukan bank sampah. bahkan, Nurul berjanji memberikan bantuan alat pencacah sampah plastik. "Karena tahun 2015 sudah didok anggarannya, maka kita akan usulkan pada tahun anggaran 2016 untuk bantuan alat pencacah sampah plastik," terangnya.(Yd/red)