Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi perampokan di wilayah Lumajang selatan masih tetap marak. Poniman (40) seorang tabib pengobatan alternatif di desa Karang Lo, Kecamatan Kunir harus rela rumahnya diobok-obok oleh kawanan perampok bercadar. Mendengar kejadian itu, tetangga korban keesokan harinya berdatangan untuk melihat rumah korban. Menurut Kastim Anak Korban, kejadian berawal saat seluruh anggota keluarga tidur pulas. Secara tiba-tiba kawanan perampopk bercadar langsung masuk kedalam rumah dan menyekap seisi rumah. Melihat para korbannya tidak berdaya, kawanan perampok dengan leluasa menguras seluruh harta benda milik korban. Setelah pelaku puas menggeledah seisi rumah, pelaku langsung kabur dengan membawa uang 3 juta, 4 HP dan belasan gram perhiasan emas. "Kami sekeluarga disekap didalam kamar, bahkan salah satu pelaku mengancam kami dengan menggunakan celurit, kami pun pasrah melihat para pelaku leluasa membawa barang berharga kami," Ujar Kastim salah satu anak korban, Jum'at (31/01/2014) Melihat dari masuknya para pelaku, kawanan perampok bercadar diperkirakan masuk dari pagar belakang dengan cara memanjat menggunakan tangga. Saat ini kasus permapokan itu sedang ditangani satuan reskrim polres Lumajang.(Yd/red)
Author : Redaksi
Tak Ada Aturan Yang Jelas Tentang Keberadaan Stockfield di Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dampak penutupan jalan Tempeh-Lumajang dari aktifitas truck tronton pengangkut pasir ternyata berimbas kemana-mana. Terungkap fakta bahwa keberdaan stokfield yang selama ini sudah ada hingga kini ternyata belum memiliki aturan yang jelas. "Ini memang hal yang perlu diatur lebih jelas, meskipun barangkali sudah ada aturannya, karena adanya stockfield di JLT, Sukodono dan Kedungjajang merupakan rangkaian dari penambangan pasir," ujar Nugroho Dwi Atmoko Kepala Dinas PU Lumajang kepada sejumlah wartawan di kantornya, Rabu (29/01/2014). Menurutanya, jika tidak ada aturan yang jelas tentang tata cara perijinan, tempat yang boleh dibangun stockfield maka akan terjadi kucing-kucingan anatara pengusaha dan aparat. Oleh sebab itu, rencana hari Kamis (30/01) akan dilakukan rapat koordinasi terpadu anatara isntansi yang terkait. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada kejelasan bagi semua pihak," paparnya. Disinggung tentang keberadaan stockfiel dipinggir jalan akan merusak jalan, Nugroho menyebutkan jika materialnya tidak akan merusak jalan. Namun, lalulintas angkutannya yang bisa disebut mengganggu. "Kalau material pasirnya enggak ya, tapi lalulintas angkutannya akan menggangu, karena sesuai UU 22 Tahun 2009 tentang lalaulintas dan UU 34 Tahun 2004 tentang jalan sudah diatur dengan jelas," terangnya. Oleh sebab itu, maka perlu analisa secara komprehensif secara mendalam yang tidak cukup melibatkan dinas PU saja. Pada prinsipnya, pemerintah akan mengakaji lebih lanjut, sehingga keberadaan stockfield yang sudah menjamur bisa diatur. "Fungsi Pemerintah Daerah sebagai pengatur dan regulasi," tambahnya. Jika tidak ada aturan yang jelas tentang stockfield maka siapapun yang punya lahan, punya uang maka bisa mendirikan stockfield dimana saja. "Saya tidak tahu secara mendalam tentang aturan stockfield selama ini ya, namuan dengan rencana besok pagi mudah-mudahan akan ada kejelasan," pungkasnya.(Yd/red)
Anggap Polisi Tak Bisa Ungkap, Warga Enggan Lapor Pencurian Sapi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Maraknya aksi pencurian hewan (curwan) ternyata tidak masuk atau tidak dilaporkan kepada polisi. Selama kurun waktu 2013 data yang masuk ke polsek jajaran hanya ada 15 laporan terkait dengan curwan. "Dari data selama tahun 2013 hanya ada 15 laporan curwan," ujar AKBP Singgamata SIK kapolres lumajang kepada sejumlah wartawan, Rabu (29/01/2014). Dari data yang masuk itu, polisi berhasil mengungkap 8 kasus curwan. Yang menjadi persoalan kata Kapolres, banyaknya curwan di masyarakat namun warga malah enggan untuk melaporkannya. "Ini kan sulit, kalau warga tidak melaporkan mana mungkin kita bisa melakukan olah TKP, melakukan pengejaran kepada tersangka dan tindakan lainnya," jelasnya. Banyaknya data curwan di lapangan yang tidak dilaporkan kepada polisi akan menjadi motifasi bagi polisi untuk bisa membekuk para pelaku curwan. Dengan demikian, jika ada curwan maka warga akan lebih suka melapor karena yakin polisi bisa mengungkapnnya. "Ya mungkin warga malas melapor, karena melaporpun anggapan warga tidak akan mungkin ketemu juga," terangnya. Pihaknya tidak ingin menyalahkan factor ekternal namun lebih pada memperbaiki internal pelayanan polisi untuk masyarakat. Ia selalu mengingatkan kepada seluruh anggotanya guna selalu melakukan respon cepaa jika ada laporan. "Saya selalu ingatkan kepada jajaran saya, harus respon cepat, ada laporan langsung turun, jangan malah diam tidak turun kelapangan," pungkasnya.(Yd/red)
TNBTS dan Kodim 0821 Lumajang Hijaukan Lereng Gunung Semeru
Lumajang(lumajangsatu.com)- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melakukan penanman pohon untuk membantu memulihkan kerapatan hutan. Ayu Dwi Utari kepala TNBTS menyatakan kegiatan penanaman melibatkan unsure TNI dan beberapa istansi yang lainnya. "Iya, tadi kita melakukan penananam pohon bersama kodim 0821 Lumajang untum membantu memulihkan fungsi hutan," ujar Ayu saat dihubungi sejumlah wartawan, Selasa (28/01/2014). Penanaman pohon masih dalam merupakan rangkaian penanaman dari agenda tahun 2013, dimana pada tahun 2013 sudah ada 100 hektar lebih lahan yang telah berhasil ditanam. Sedangkan pada awal tahun 2014 ada sekitar 2 hektar lahan yang kembali ditanami. "Ini juga merupakan rankaian dari agenda tahun 2013, dimana kita telah berhasil menanam 100 hektar lahan, tadi pagi ada sekitar 2 hektare yang ditanam," paparnya. Diakui oleh Ayu lahan yang ditanam merupakan lahan yang sempat dirambah secara liar. Dengan kegiatan itu, diharapkan kerapatan hutan lindung bisa kembali pada asalnya. "Lahan yang ditanama merupakan lahan yang sempat di tebang secara liar, namun ada juga lahan yang pohonnya rusak karena tumbang sendiri," tambahnya. TNBTS menanam sejumlah pohon seperti Cemara hutan, dan sejumlah pohon hutan yang ada di hutan lindung. "Banyak jenis pohon yang ditanam mas, seperti Cemara hutan dan jenis tanaman hutan lainnya," pungkasnya.(Yd/red)
Truck Tronton Nekat Melintas Tempeh-Lumajang, Warga Ancam Blokir Jalan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Warga Pasirian, Tempeh dan Sumbersuko tetap berpegng tegus dengan hasil kesepakatan tanggal 20 Janurai 2014 yang menolak adanya truck tronton bermuatan pasir melitas dijalur Tempeh-Lumajang. Arsyad Subekti koordinator warga menyatakan, warga akan tetap berpedoman dengan hasil kesepakatan bersama bahwa truck tronton tidak boleh melitas hingga jalan Tempeh-Lumajang diperbaiki permanen. "Kita tetap berpedoman dengan kesepakatan tanggal 20 Januari, bahwa truck tronton tidak boleh melintas Tempeh-Lumajang sampai adanya perbaikan jalan secara permanen," ujar Arsyad saat dihubungi lumajangsatu.com (28/01/2014). Ia menambahkan, pemilik armada angkutan pasir seperti milik Terus Jaya dan Purnomo berusaha tetepa nekat untuk memasukkan armadanya kejalur Tempeh-Lumajang. Bahkan, hasil swiping yang dilakukan oleh warga tanggal 26 Januari berhasil menagkap truck tronton yang nekat lewat dan akhirnya warga menghalau untuk kembali ke parkirnya. "Kemaren kita swiping dan ada satu truck yang nekat melintas, akhirnya kita halau untuk kembali ke selatan," tambahnya. Jika para pengusaha ankutan besar seperti Terus Jaya dan Purnomo memaksakan diri maka warga akan melakukan blokir jalan. "Jika masih tetap memaksakan maka warga akan blokir jalan dengan menebang pohon dan dirobohkan ketengah jalan," terangnya. Dari informasi terbaru yang diperoleh warga ada truck tronton milik dua pengusaha tersebut nekat melintas dijalur Tempeh-Lumajang dengan kawalan sejumlah orang. Bahkan, para koordinator dari warga sebgaian telah didatangi orang yang tidak dikenal yang meminta agar warga memperbolehkan truck milik Purnomo dan Terus Jaya bisa melitas. "Info terbaru sudah ada preman yang mengawal truck milik Purnomo dan Terus Jaya, dan sejumlah koordintor warga didatangi orang yang meminta agar warga tidak melarang truck tronton melintas," paparnya. Warga juga menuding ada sejumlah oknum dari aparat kepolisian dan oknum pejabat Pemkab juga ikut bermaian dalam bisnis pasir Lumajang. Hal itu bisa terlihat dari diamnya para petugas di pertigaan jembatan merah dengan membiarkan truck tronton pasir tetap melitas. Padahal sudah ada larangan yang jelas bahkan dipasang ditengah jalan. "Kita menduga oknum aparat dan pejbat pemkab yang ikut bermain, sebab petugas yang berjaga membiarkan truck tronton melintas, padahal sudah ada rambu larangnnya," pungkasnya.(Yd/red)
Kapolres Lumajang Kantongi Nama Anggotanya Yang Berbisnis Pasir
Lumajang(lumajangsatu.com)- menjamurnya stockfile di pinggir jalan sepanjang jalan sukodono hingga kedungjajang dan jalan linntas timu (JLT) merupakan dampak dari penutupan jalan Tempeh-Lumajang. Menurut AKBP Singgamata SIK pihak kepolisian tetap akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah sebagai pemilik kewenangan mengeluarkan ijin stockfile. "Itu dampak dari penutupan jalan Tempeh-Lumajang, dan pasti tidak akan lama, kalau sudah selesai perbaikan jlan kembali keselatan lagi," ujar Kapolres kepada sejumlah wartawan, Selasa (28/01/2014). Jika ada stockfile yang mengganggu pengguna jalan lain maka polisi akan mengarahkan para pengusaha untuk memasukkan angkutannya kedalan stockfile. Meski melakukan usaha dan sudah legal namun tetap tidak boleh mengganggu pengguna jalan yang lainnya. "Kalau ada yang menggangu pengguna jalan lain maka kita arahkan agar armadanya parkir didalam dan bila memang mengarah pada pelanggaran maka polisi akan mengambil tindakan tegas," ujar Kapolres. Disinggung tentang anggota polisi yang ikut menjadi pengusaha stockfile pasir, selama itu dibenarkan maka tidak menjadi persoalan. Kapolres juga tidak melarang anggotanya berbisnis pasir, selama menggunkan prosedur yang benar. "Bisnis stockfile pasir itu kan legal, ya tidak masalah selama itu tidak dilarang, meskipun ada yang berlebihan maka kita akan tetap ingatkan," je;asnya. Kapolres juga telah mengantongi nama-nama anggotanya yang ikut berbisnis pasir baik sebagai peilik armada ataupun sebagai bidang usaha pasir lainnya. "Ia kita sudah tahu anggota kita yang ikut berbisnis pasir," pungkasnya.(Yd/red)
Aksi Demo Pengusaha Angkutan Truck Pasir Batal Dilakukan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Rencana aksi demo yang akan dilakukan oleh warga Pasirian, pengusaha tambang pasir galian C dan pengusaha angkutan pasir akihirnya gagal. Pasalnya, hingga sore masa belum datang ke Pemkab, padahal rencana pemberitahuan yang dimasukkan ke Polres Lumajang disebutkan jam 10.00 pagi. Dari kabar yang beredar, para pengusaha angkutan pasir akan berunjuk rasa meminta Pemerintah kembali membuka jalur truk tronton bisa melintas dijalan Tempeh-Lumajang. Aksi itu dilakukan karena para pengusaha merasa rugi akibat ditutupnya jalur Tempeh-Lumajang dari armada besar pengangkut pasir. Tidak hanya itu saja alasannya, dari kabar yang berhembus meski jalan Tempeh-Lumajang ditutup dari armada besar pengangkut pasir, namun setoran para pengusaha kepada oknum pejabat di Pemkab tetep mengalir. Akhirnya atas dasar itu, para pengusaha akan melakukan aksi meminta agar jalan yang Tempeh-Lumajang bisa dibuka kembali. Namun, sejumlah media yang sejak pagi telah menunggu demo, tidak bisa menghubungi koordinator aksi untuk meminta keterangan alasan gagalnya demo tersebut. Semnetar itu, AKP Sugianto Humas Polres Lumajang membenarkan adanya rencana aksi yang akan dilakukan warga, pengusaha tambang dan angkutan pasir. Tiga hari sebelumnya, surat pemberitahuan telah dilayangkan dan petugas kepolisian telah siaga untuk melakukan pengamana aksi tersebut. "Iya ada surat masuk pemebritahuan aksi demo, tapi hingga kini belum ada masa yang datang," ujar Sugianto kepada sejumlah wartawan, Senin (27/01/2014). Sementara itu, Arsyad Subekti Koordinator warga yang meminta agar jalur Tempeh-Lumajang steril dari truk besar menyatakan, pihaknya terus siaga untuk menjaga jalan agar tidak dimasuki oleh truck besar pengankut pasir hingga adanya perbaikan. Warga juga mengancam jika pengusaha nekat, maka warga akan melakukan pemblokiran total jalur Tempeh-Lumajang. "Kita sudah dengar rencana aksi itu, kami dan warga tetap siaga untuk menjaga agar jalur Tempeh-Lumajang tetap tidak dilewati oleh truck tronton," jelasnya.(Yd/red)
Aksi Blusukan Kapolres Lumajang, Ditunggu Warga Desa Ranu Bedali
Lumajang(lumajangsatu.com)- Agenda blusukan Kapolres AKBP Singgamata SIK dan Dandim 0821 Letkol Inv. Akhyari mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Dengan agenda blusukan yang dilakukan, maka kapolres dan Dandim bisa langsung mengetahui kondisi peta wilayah dibawah, bukan hanya menerima laporan dibalik meja. "Kami senang jika kapolres bisa blusukan dan kami tunggu kedatangan Kapolres didesa kami," ujar Yuyun Farida warga desa Ranu Bedali Kecamatan Ranuyoso kepada lumajangsatu.com, Senin (25/01/2014). Menurutnya, di wilayah Ranuyoso banyak seklai kasus kriminalitas khususnya pencurian hewan dan sepeda motor. Warga sangat resah dengan aksi kriminalitas yang semakin meningkat, namun para pelaku minim yang tertangkap. "Disini banyak pencurian hewan ternak dan sepeda motor, namun banyak yang tidak terungkap, ini menjadi PR bagi Kapolsek Ranuyoso untuk bisa segera menangkapnya," papar perempuan yang juga menjadi anggota PPK itu. Ia berjanji jika kapolres blusukan ke desanya, akan menyampaikan unek-unek terkait banyak persoalan kasus-kasus yang ada di Ranuyoso. Yuyun juga akan menyampaikan ulah oknum polisi yang menjadi beking tindak kriminalitas. "Nanti kita akan sampaikan kepada Kapolres kalau blusukan ke desa Ranu bedali," terangnya. Hal senada juga disampaikan Moch, Hamedi, warga desa Meninjo kecamtan Ranuyoso. Ia menyambut baik kegiatan blusukan yang dialkukan oleh Kapolres dan Dandim. Banyak persoalan di bawah yang tidak sampai infonya kepada kapolres, padahal hal itu sangat penting untuk diketahui oleh pucuk pimpinan Polri di Lumajang. "Kami sangat setuju dengan program blusukan Kapolres dan Dandim," terang Hamedi.(Yd/red)
Diduga Tak Beres, Warga Segel Pembangunan Masjid Darussalam Selok Besuki
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan warga desa Selok Besuki Kecamatan Sukodono yang tergabung dalam Forum Kemandirrian Desa (FKKD) menyegel pembangunan masjid Jami’ Darussalam yang saat ini masih dalam proses pembangunan pondasi masjid. Penyegelan dan penghentian semenetara pembangunan, karena warga prihatin dengan kondisi masjid yang juga disinyalir banyak penyimpangan yang dilakukan panitia mulai dari perencanaan hingga proses pembangunan. “Kami prihatin dengan pembangunan masjid kebanggaan warga Selok Besuki, karena adanya indikasi penyelwengan,” ujar Baihaki David Ilhamsyah, SE saat melakukan orasi, Jum’at (24/01/2014) Warga juga mencium adanya penyelewengan pengumpulan dana dari para donatur masjid, dimana penyalurannya tidak melalalui prosedur yang jelas dan tidak terbukla. Warga juga melihat sejak dibongkar dan dibangun kembali, sudah menghabiskan dana ratusan juta namun tidak ada bukti pelaporan yang jelas. “Kami juga melihat adanya penyelewengan, karena sejak perencanaan hingga pembangunan pondasi sudah ratusan juta dana yang dikelurkan namun tidak ada pelaporan yang jelas,” terang pria yang juga sebagai ketua ranting GP Ansor itu. Oleh sebab itu, warga menuntut penghetian sementara pembangunan masjid jami’ hingga terbentuknya panitia yang baru. Warga menuntut panitia memberikan laporan secara terbuka kondisi keuangan dari awal perencanaan pembangunan masjid hingga pembangunan dilakukan. Warga meminta kepala desa mengeluarkan surat teguran dan penghentian kepada panitia yang dianggap telah meyalahgunakan tanggung jawab dan wewenang. Panitia harus mementa ma’af secara terbuka kepada seluruh warga dan seluruh donatur pembangunan masjid. “ jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan menempuh jalur hukum sesuai dengan aturan yang berlaku,” pungkasnya. Jalannya aksi yang dilakukan oleh warga desa Selok Besuki berlangsung dengan tertib dan damai sehingga tidak menyebabkan kemacetan dijalan Sukarno-Hatta. Beberpa personel polisi dari Polsek Sukodono juga ikut mengamankan jalannya aksi serta mengatur lalulitas.(Yd/red)