Peristiwa

Dihalangi Liput Demo Ricuh dan Nyaris Dipukul, Jurnalis Lumajang Lapor Propam

Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi koboi aparat kepolisian polres Lumajang tidak hanya menimpa aktvis mahasiswa PMII yang menggelar aksi di depan pemkab. Namun, juga menimpa salah satu insan jurnalis, yang nyaris kamaranya dibanting oleh salah satu oknum polisi. Nur Hadi, Kontributor Trans TV hampir saja kehilangan kameranya karena hendak dirampas oleh salah seorang oknuk polisi, ketika meliput aksi ricuh polisi dan PMII. Beruntung, aksi itu tidak berlanjut karena temen-teman jurnalis yang lain melihat dan merekam aksi yang dialkukan oknum polisi. Belasan Jurnalis langsung mendatangi unit Provost dan Propam Mapolres Lumajang, Senin (06/01/2014), untuk melaporkan Aiptu Imam yang menghalangi jurnalis dengan mencoba merampas dan hendak memukul dengan kayu saat  meliput aksi demo mahasiswa. Nurhadi mengaku, saat meliputi mahasiswa adu pukul dengan aparat, dirinya mengambil gambar. Disaat ada petugas menyeret mahasiwa untuk diamanakn ke Mapolres, oknum polisi mengambil kamera dan hendak memukulnya. "Tadi mas Iwan Tv One mengambil gambar saya hendak di pukul oleh polisi bernama imam," terang Hadi sapaan panggilan akrab jurnalis Trans Media. Nurhadi yang ditemani rekan jurnalis melaporkan ke Unit Propam dan Provost Mapolres mendesak petugas memeriksa dan menindak anggotanya. "Ini harus ditindak lanjuti," terang Cucuk wartawan MNC Group. Wakapolres Lumajang, Kompol Andi Arisandi yang diminta Kapolres menemui wartawan untuk menindak lanjuti laporan wartawan mengenai ada oknum polisi menghalang-halangi peliputan. "Iya kita tindak lanjuti," jelasnya. Sementara Oknum Polisi, Imam meminta maaf ke Nur Hadi di depan kantor unit Provost dan Propam. "Saya minta maaf, gak usah dibesar-besar," ujar Imam yang didampingi Kanit Propam, Ipda Kusnan.(Yd/red)

Aksi Demo Jalan Rusak Ricuh, Polisi Koboi Seret Aktivis PMII Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi puluhan aktivis mahasiswa PMII cabang Lumajang yang mendesak pemerintah segera memperbaiki jalan Tempeh-Lumajang berakhir bentrok dengan aparat di depan kantor Bupati Lumajang. Kericuhan tidak terhindarkan, karena Polisi menghalangi mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasi pada bupati, Senin (06/01/2014). Aksi koboi mulai diperlihatkan oleh aparat kepolisian dengan memukul Mahasiswa. Mendapat perlakuan kasar, mahasiswa langsung melakukan perlawanan dan akhirnya adu jotos tak terelakkan. Bentrok mahasiswa dengan aparat diawali saat mahasiswa menghadang truk dan menurunkan pasir di pintu gerbang kantor bupati. 3 buah ban mobil langsung dibakar oleh mahasiswa di tengah jalan alun-alun Utara. Aksi kejar-kejaran Mahasiswa dan aparat berlansgung hingga polisi menyeret dua aktivis PMII dan langsung dimasukkan ke halaman mapolres Lumajang. "Kita dipukul dulu, polisi bukannya jadi pelayanan, malah jadi preman," teriak Yuli Purwanto salah satu aktivis yang mengalami cidera dilengan kirinya akibat diseret polisi. Polisi yang tersulut emosi mengejar mahasiswa, sehingga adu pukul tak terhindarkan. "Ayo kalu mau ngisruh, ayo silahkan anrkis," teriak anggota Polisi. Melihat dua temannya dibawa polisi, aksi langsung berpindah didepan polres Lumajang. Mahasiswa mengepung Mapolres dan meminta rekannya yang ditangkap dilepaskan.(Yd/red)

Demo Jalan Rusak Tempeh-Lumajang, Aktivis PMII Desak Bupati Masdar Mundur

Lumajang(lumajangsatu.com)- Tidak hanya warga Tempeh yang menggelar demo jalan rusak puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonedia (PMII) Cabang Lumajang juga menggelar aksi serupa. Mahasiswa memblokade jalan dipertigaan jembatan merah dan menyandra satu truck pengangkut pasir, Senin (06/01/2014). Setelah berorasi di pertigaan jembatan merah, mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke Pemkab Lumajang. Mahasiswa meminta bupati MAsdar untuk keluar dan menemui mahasiswa. Bahkan, mahasiswa meminta Bupati Sjahrazad mundur karena dianggap gagal memimpin dan memperjuangkan hak-hak warga Lumajang. "Perbaiki jalan Tempeh-Lumajang, Bupati mudur saja, jika tidak bisa memperjuangkan apsirasi warga Lumajang," teriak Arya sambil berorasi diatas truck pasir. Mahasiswa juga mempertanyakan PAD pasir yang semkin mengecil ditengah kerusakan infrastruktur yang semakin parah. Mahasiswa menduga adanya kebocoran pendapatan yang dinikmati oleh oknum pejabat pemkab Lumajang "Kami minta aparat penegak hukum mengusut dugaan kebocoran PAD pasir Lumajang yang ditengarai dinikmati oleh oknum pejabat pemkab," jelasnya. Mahasiswa juga membakar ban bekas dan menumpahkan pasir didepan pintu Pemkab. Mahasiswa memasang batu nisan diatas pasir yang bertuliskan sjahrazad dan Sukarwo. Hal itu kata mahasiswa menunjukkan matinya hati nurani para pemimpin. "Ayo dengarkan kami para pemimpin, jangan terlena dibalik kursi yang empuk dan ruangan yang ber-AC," pungkasnya.(Yd/red)

Demo Biang Kerok Jalan Rusak, Dishub Tunjuk Polisi, Kapolres Lumajang Geram

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kesal dengan kondisi jalan rusak sepanjang jalur Tempeh hingga Lumajang, ribuan warga Tempeh turun jalan. Warga melakukan blokade jalan dari aktifitas truck pengangkut pasir. Warga sangat prihatin dengan kondisi jalan ditengah turunnya PAD Lumajang dari sektor pasir. "Kami meminta aparat menindak tegas setiap armada angkutan pasir yang melebihi tonase," ujar Dodik salah satu warga Tempeh yang ikut dalam aksi demo, Senin (06/01/2014). Jika tidak ada tindakan tegas dari aparat, maka warga mengancam akan melakukan blokade truck pasir yang melibihi tonase. Warga menilai, truck yang mengangkut pasir melebihi tonase dianggap sebagai biang kerok dari keruskan jalan dan menyengsarakan rakyat Lumajang. Sementara itu, BEP Winarno Kepala Dinas Perhubungan Lumajang menyebutkan bahwa kewenangan penindakan sesuai dengan aturan berada di tangan Polisi. Ia juga meminta agar para sopir dan para pengusaha bisa memperhatikan kepentingan masyarakat. "Kewenangan penindakan ada ditangan polisi," ujar Winarno yang disambut teriakan oleh warga. Ungkapan Dishub Lumajang langsung direaksi oleh AKBP Singgamata SIK, Kapolres Lumajang. Menurutnya, bahwa yang terpenting jalan Tempeh-Lumajang segera diperbaiki. Kapolres meminta tidak saling tuding siap yang salah. "Tidak perlu saling mencari siapa yang salah, tapi jalan rusak ini darurat untuk segera diperbaiki," ujar Kapolres dengan sedikit muka memerah. Dari data yang dimiliki polisi, selama jalan rusak telah ada 13 kecelakaan akibat pengendara terperosok kejalan berlubanag. Dari kecelakaan tersebut ada 3 nyawa melayang sia-sia. "Sudah ada korban jiwa akibat jalan yang rusak," terangnya. Disingung tentang penindakan dari truck yang melebihi tonase, Kapolres mengaku telah melakukan penidakan. "kalau ada rambunya pasti kita tindak, saat ini tidak ada ramnbunya," pungkasnya.(Yd/red)

Jalan Rusak Pemerintah Not Responding, Pemuda Gelar Aksi Tutup Lubang Dengan Pasir

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gregetan dengan kondisi jalan yang rusak parah mulai Kecamatan Tempeh hingga Lumajang, sejumlah pemuda menggelar aksi pengumpulan koin Rp. 1.000 untuk perbaikan jalan. Selama beberapa hari, para pemuda Lumajang menggelar penggalangan dana di sejumlah titik. "Aksi ini berawal dari diskusi di grup facebook Lumajang, sehingga akhirnya kita melakukan aksi penggalanagn koin seribu untuk perbaikan jalan," ujar Nur Hadiyono, salah satu admin grup facebook Lumajang, Rabu (01/01/2014). Setelah beberapa hari melakukan penggalangan dana, tepat awal tahun 2014, sekitar 9 orang pemuda melakukan penutupan jalan yang berlubang dengan material pasir. Penutupan lubang dilakukan di desa Labruk lor, tepatnya di daerah pintu gerbang masuk Lumajang. "Karena relawan kami sedikit, kita hanya lakukan penimbunan jalan tidak terlalu panjang," jelasnya. Aksi pengumpulan koin seribu untuk jalan rusak Tempeh-Lumajang adalah gerakan awal dari gerakan masyarakat. Jika tidak ada respon dari pemerintah yang memiliki anggaran perbaikan jalan, maka masyarakat bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. "Saya harap ada tindak lanjut dari pemerintah, jika tidak maka masyarakat akan melakukan hal yang lebih besar lagi," jelasnya. Disinggung tentang biang kerok kerusakan jalan, Nur Hadiyano menyebutkan sudah bukan rahasia lagi, truck pasir yang melebihi tonase, sehingga jalan tidak mampu menahan berat muatan. "Saya kira semua sudah tahu, truck pasir yang melebihi tonase sehingga jalan menjadi cepat rusak," pungkasnya.(Yd/red)

Warga Tempursari Resah Dengan Ulah Legenda Bandung Bondowoso

Lumajang(lumajangsatu.com)- Mungkin kita masih ingat dengan sebuah legenda Bandung Bondowoso dan putri ayu Rara Jonggrang, dimana Pangeran Bandung Bondowos diminta untuk membuat seribu candi dalam waktu semalam. Kisah itu yang nampaknya terjadi pada warga tempursari yang juga terkejut dan kaget dengan aksi Bandung Bondowo "TrucK Pasir besi". Jika pangeran Bandung Bondowoso ingin membangun candi dalam semalam, beda halnya dengan Banndung Bondowoso "Truck Pasir besi", mereka malah merusak jalan yang menjadi akses satu-satunya bagi warga Tempursari Kecamatan Lumajang pada malam hari. Saat warga Tempursari mulai terlelap dengan mimpi indahnya, aksi Bandung Bodowoso "Truck pasir besi" mulai dimulai. Ratusan truck pasir besi mulai mengangkuti pasir dari wilayah Tempursari pada malam hari, sehingga pada keesokan harinya ketika warga mulai terbangun, mereka kaget melihat jalan sudah rusak, akibat ulah si-Bandung Bondowoso "Truck pasir besi". "Dua akses jalan melalui selatan tembus Pasirian dan jalur barat tembus Pronojiwo saat ini kindisinya rusak pol," terang Imam Muzani warga desa Purorejo Kecamatan Tepursari kepada lumajangsatu.com, Senin (30/12/2013). Menurutnya, rusaknya jalan suah hampir terjadi selama 2 bulan terkahir, dimana truck pengangkut pasir saat malam hari melakukan pengangkutan besar-besaran pasir dari Tempursari. Kondisi jalan yang tidak kuat menahan beban, mambuat jalan yang dibangun pada tahun 2012 silam langsung hancur. 'Sudah hampir terjadi dua bulan terkahir, padahal jalannya masih dibangun sekitar tahun 2012 silam," jelasnya. Warga sangat mengeluh dengan rusaknya dua jalur tersebut, karena jalan tembus Pasirian dan Pronojiwo merupakan akses penting bagi warga Tempursari. Jika ini terus dibiarkan dari para pihak pemilik kebijakan, maka warga Tempursari akan terisolir. "Kita bisa-bisa terisolir, terutama saat turun hujan," keluhnya. Dari pantauan lumajangsatu.com, iring-iringan truck pengangkut pasir mulai bergerak setelah habis magrib dari Tempursari melalui jalur barat tembus Pronojiwo. Meski belum jelas yang diangkut pasir besi atau pasir dari sungai, namun logikanya jika untuk pasir galin C, tidak perlu jauh untuk mengambil di Tempursari dengan kondisi medan yang berat. Sebab, pasir galian C sudah banyak diwilayah Pronojiwo.(Yd/red)

Dilewati Ratusan Truck Pasir, Jembatan Sungai Mujur Terancam Ambrol

Lumajang(lumajangsatu.com)- Tidak hanya jalan yang rusak akibat armada truck pengangkut pasir yang melebihi tonase, sejumlah jembatan yang ada di Lumajang juga terancam akan ambrol. Hal itu bisa terlihat dijembatan desa Lempeni Kecamatan Tempeh atau yang dikenal dengan jembatan sungai Mujur. Dari pantauan, aspal sebelah barat yang selalu dilewati truck pasir dengan muatan penuh, mulai bergelombang dan sebagian sudah bolong. Warga yang tidak ingin ada korban pengendara terperosok memberi tanda dengan memasang kayu dan benda-benda lainnya. "Itu sudah bolong mas, seingat saya sudah diperbaiki beberapa kali namun tidak bertahan lama, paling-paling hanya 6 bulan sudah kembali rusak," ujar wawan salah seorang warga Pasirian yang setiap harinya selalu melintas dijalan tersebut, Sabtu (28/11/2013). Warga kawatir jika tidak ada ketegasan dari pemerintah untuk menindak truck yang mengangkut melebihi kekuatan jalan yanga ada di Lumajang, maka jembatan mujur dan sejumlah jembatan yang lain akan ambruk. Jika itu sampai terjadi, warga Lumajang yang akan dirugikan, karena perekomian terhambat dan jarak tempuh menuju tempat tujuan semakin lama. "Saya tidak tahu kapan akan ambruk, tapi kalau dibiarkan lambat laun jembatan itu akan ambruk dan kitalah yang akan dirugikan," jelasnya.(Yd/red)

Kena Serangan Jantung, Pendaki Asal Jakarta Meninggal di Gunung Semeru

Lumajang(lumajangsatu.com)- Seorang pendaki Gunung Semeru bernama Endang Hidayat (53) sekitar pukul 18.00 WIB, warga Jalan Carita, Sepanjang Jaya, Rawa Lumbu-Bekasi, Jakarta dikabarkan meninggal karena serangan jantung. Ayu Dwi Utari kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TBTS) menyatakan, korban naik hari pada Rabu (25/12). "Kemungkinan karena serangan jantung, kemudian korban meninggal," terang Ayu Dwi, Kamis (26/12/2013). Korban mendaki bersama anaknya yang bernama Danu hari Rabu jam 13.00 Wib. Sesampai di pos Watu Rejeng, korban sudah dilaporkan meninggal oleh anaknya. Danu kemudian turun dan melaporkan kepada petugas TNBTS. Saat itu juga petugas SAR dan TNBTS langsung naik untuk melakukan evakuasi jenazah korban. "Kamis siang jenazah sudah tiba di RSUD Saiful Anwar Malang untuk kemudian akan dibawa oleh keluarga ke Jakarta," ujar ayu. Ayu menyebutkan bahwa korban saat mendaki juga dilengkapi dengan surat sehat sebagai persyaratan melakukan pendakian gunung semeru. Jika melihat kondisi fisik pendaki sudah tidak sehat, pastinya petugas tidak akan memperbolehkan untuk melekukan pendakian. "Korban saat mendaki juga dilengkapi dengan surat sehat, dan petugas pasti melarang pendaki jika terlihat sakit," paparnya. Disinggung penyebab kematian karena cuaca ektrim, menurut ayu cuaca di Gunung Semeru tidak terlalu dingin, meskipun sering terjadi hujan. "Saya kira bukan karena cuaca ekstrim, sebab cuaca Semeru tidak begitu dingin," pungkasnya.(Yd/red)

Listrik PLN Sering Padam, Warga Ranuyoso Ancam Ngadu ke DPR RI

Lumajang(lumajangsatu.com)- Sering terjadi mati lampu di wilayah Kecamatan Ranuyoso Kabupeten Lumajang dikeluhkan warga. Pasalnya, akibat sering mati lampu, barang-barang elektronik menjadi cepat rusak dan mengganggu aktifitas kerja. "Barang-barang elektronik cepat rusak dan saya tidak bisa bekerja, karena lampunya mati," papar Muhammad Hamedy warga desa Meninjo kepada lumajangstau.com, Selasa (24/12/2013). Pemadaman aliran listrik PLN hampir terjadi setiap hari, bahkan pemadaman PLN berlangsung sangat lama. 'BUkan sebentar lagi, bahkan hingga subuh baru hidup," jelas anggota PPK kecamatan Ranuyoso itu. Ia juga sangat kecewa dengan pelayanan dari PLN Lumajang. Kartu pelanggan yang mencantumkan nomor telefon untuk keluhan konsumen, saat dihubungi tidak pernah dingakat. "Untuk apa dicantumkan nomor telefon keluhan, kalau dihubungi tidak pernah diangkat," jelasnya. Pemadaman lampu nampaknya bukan karena faktor cuaca. Sebab, pemadaman juga sering berlangsung saat tidak turun hujan. Warga berharap PLN bisa memperbaiki layananan kepada pelaggan. "Kami minta PLN semakin profesional dalam pelayanan, sebab kami sungguh sangat dirugikan," pungkasnya. Jika keluhan pada buruknya pelayanan PLN diwilayah utara itu tidak ada respon dari pihak PLN, maka warga mengancam akan mengadu kepada anggota DPR RI di Komisi VII. "Kami punya Pak Nur Yasin wakil dari PKB yang berasal dari dapil Lumajang-Jember yang saat ini duduk di Komisi VII DPR RI, kamia akan mengadu kesana," ancamnya.(Yd/red)

TKW Asal Lumajang Dikabarkan Meningggal di Arab Saudi, Keluarga Tak Diketahui

Lumajang(lumajangsatu.com)- seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Lumajang di Arab Saudi bernama Sukmawati dikabarkan meninggal sejak tanggal 18 Desember 2013, karena terjatuh dikamar mandi. Saat ini, jasad korban yang dikabarkan memiliki 3 anak di Indonesia, masih berada di kamar janazah rumah sakit. Informasi meninggalnya seorang TKW asal Lumajang disampaikan oleh Teteh Ella Thea (nama di akun fb), mantan TKW asal Cianjur, Jawa Barat yang mengaku pernah berdekatan tempat kerja dengan korban yang menjadi pembatu rumah tangga (PRT). Teteh Ella Thea ingin mengabarkan dan memastikan bahwa keluarga di Indonesia sudah mengetahui kabar tersebut. Saya tidak tahu nomor hp, dan alamat lengkap korban di Indonesia, dan saya minta untuk di share melalui media facebook Lumajang, ujarnya melalui inbox fb ke lumajangsatu.com, Selasa (24/12/2013). Saat ini, Teteh Ella The sudah tidak berada di Arab saudi, namun Ia mendapatkan kabar dari teman-temannya yang masih berada di Arab Saudi melalui WhatsApp. Ia berharap dengan foto yang akan di Share melelui fb ada yang mengenali korban dan bisa mengabarkan kepada keluarganya. Saya sudah tidak lagi di Arab Saudi, namun saya dikabari teman-teman melalui WhatsApp, jelasnya. Informasi yang diberikan Teteh Ella Thea, korban sudah bekerja selama 17 tahun sebagai PRT dan selama bekerja korban baru pulang 3 kali ke tanah air. Terakhir, korban tinggal di wilayah Dial Hasa Dammam. Kayaknya beliyau TKW yang legal, karena saya dulu sering ketemu, paparnya. Sementara itu, Ismail SH, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lumajang saat dikonfirmasi terpisah belum mendapatkan informasi tentang kabar meningglanya salah seorang TKW Asal Lumajang di Arab Saudi. Sampai tadi malam belum ada informasi dari Kementrian maupun dari BP2TKI, ujar Ismail melalui pesan singkatnya.(Yd/red)