Lumajang(lumajangsatu.com) - Lokasi Selfie Mahasiswa Univesitas Negeri Malang (UNM) di Sungai Kali Glidik bukan jalur resmi ke Coban Sewu. Pasalnyam, lokasi yang dipakai adalah bebatuan yang sangat halus, licin dan berbahaya untuk dikunjungi. Informasi yang dihimpun dari warga sekitar, lokasi selfie yang digunakan oleh Yanuru (23) asal Purworejo-pasuruan bersama rekannya, jarang dikunjungi wisatawan. Selain batunya halus dan licin, sangat berbahaya meski view panoramanya sangat bagus dari atas. "Itu bukan lokasi yang baik untuk melihat coban sewu," ungkap Slamet, warga sekitar. Proses evakuasi dilakukan oleh warga sekitar usai mendapat laporan dari teman korban dan wisatawan yang berada didasar air terjun. Proses evakuasi sangat sulit, dikarenakan medan yang sangat ektrem. "Alhamdulillah berkat kerjasama warga, korban bisa dibawa ke atas," ujarnya.(ls/red)
lumajang hari ini
Wisatawan Sangka Mahasiswa Jatuh dan Tewas adalah Bebatuan Cuban Sewu Yang Runtuh
Lumajang(lumajangsatu.com) - Jatuhnya, seorang Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Yanuru (23) Asal Purworejo-Pasuruan sempat mengagetkan pengunjung yang berada di dasar Air Terjun Cuban Sewu. Pasalnya, korban disangka batu yang jatuh dari atas. Awalnya disangka batu jatuh, ungkap Solikin, salah satu pengunjung. Kita tak menyangka kalau ada wisatawan yang jatuh, Jelas Dewi. Para wisatawan baru tahu ada orang jatuh melihat sosok mayat tersangkut ditebing. Wisawatan yang berada di dasar Air Terjun Cuban Sewu langsung heboh. Bahkan, banyak wisatawan perempuan yang berteriak histeris. Karena tak menyangka, Obyek Wisata nan indah sudah menelan korban jiwa.(ls/red)
Kapolres Populerkan Batu Akik Khas Lumajang Bulu Macan Sebagai Cinderamata Bagi Tamu-nya
Lumajang (lumajangsatu.com) - Kapolres Lumajang AKBP Aries Syahbudin SIK ikut mempopulerkan batu akik bulu macan Asli Lumajang. Salah satunya, saat mendapatkan kujungan kehormatan dari anggota Komisi III DPRD RI Taufiqul Hadi Kapolres memberikan cinderamata satu buah akik bulu macan. "Saat ada kunjungan dari anggota Komisi III DPRD RI, saya beri kenang-kenangan batu khas Lumajang bulu macan," ujar Kapolres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Jum'at (01/05/2015). Saat ini, batu akik khas Lumajang bulu macan semakin digemari dan diburu oleh para kolektor. Bahkan, harganya semkin hari semakin mahal dan barangnya semakin langka. "Saat ini batu akik menjadi cinderamata yang mendunia, salah satunya saat acara Konfrensi Asia Afrika (KAA) cinderamatanya juga batu akik," jelasnya. Dalam kunjungannya tersebut, Taufiqul Hadi berharap Polres Lumajang senantiasa berada di tengah masyarakat. Dengan program patroli setiap malam hingga dini hari, akan sangat efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Lumajang. "Kerja Kapolres Lumajang sangat bagus, terbukti Lumajang aman dan nyaman," ungkap politisi Nasdem itu.(Yd/red)
Antara Buntaran, Dokter, Birokrasi, Sehat dan Yakusa!
Lumajang kembali mencatatkan sejarah pernah memiliki Sekretaris Daerah seorang dokter. Dialah Dokter Buntaran Supriyanto yang dikenal sosok pejabat yang memiliki sensitifitas dalam pelayanan ke masyarakat. Bahkan, dia tidak pernah sungkan untuk dikritik pedas soal pekerjaannya sebagai dokter dan menjabat di pemerintahan di Lumajang. Seorang kawan jurnalis mengenal sosok Buntaran adalah dikenal memiliki komitmen dalam Reformasi Birokrasi disaat menjabat sebagai Assisten Sekda Tata Praja. Buntaran sangat memegang teguh Standar Opersional Kerja Bagi PNS dan menjalankan roda pemerintahan yang baik serta bersih. Dokter dalam dunia kesehatan sangat diperlukan dalam menangani masalah tubuh seperti penyakit atau gangguan bakteri, kuman, virus dan sejenisnya. Saat itu, Bupati Achmad Fauzi mempercayakan Buntaran untuk mengobati segala bentuk penyakit Pegawai Negeri Sipil. Buntaran yang sedikit bicara mampu menata birokrasi dengan baik sesuai kemampuan dengan arahan kepala pemerintaan saat itu. Sejumlah program kerja berhasil dikerjakan, agar PNS kompak untuk mendukung kebijakan sang Bupati. Bukti Reformasi Birokrasi yang dilakukan Buntaran sangat luar biasa dengan Keyakinan Usaha Sampainya. Pergantian kekuasaan, Buntaran oleh Bupati Sjharazad Masdar dikembalikan ke Dinas Kesehatan untuk kembali menggunakan ilmunya. Karena ada anggapan, Reformasi birokrasi tidak pantas dilakukan orang yang ngerti penyakit tubuh. Dia tetap melangkah pasti dengan tanpa merasa dimutasi. "Semua ada Hikmahnya, Allah sudah mengatur perjalanan manusia," ungkap Buntaran pada wartawan saat ditemui di Kantor Dinkes medio 2008. Buntaran bekerja dengan penuh keyakinan usaha sampai, apalagi ngurus kesehatan sudah linier dengan kemampuannya sebagai dokter. Buntaran bukannya tenggelam di Dinkes, dia sering diundang oleh pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota di penjuru Indonesia menjadi pemateri soal Gerbang Mas dan Gerakan Jambanisasi di masyarakat. Buntaran bukan sosok Pejabat Komando Dalam Kamar, (Kodamar). Dia pernah mendengarkan siaran radio mengenai laporan masyarakat adanya, Bidan Desa yang menarik biaya dijam dinas. Pada saat itu, Bupati Masdar mengratiskan bagi masyarakat yang berobat di Puskesmas Desa, Kecamatan dan Kabupaten gratis. Laksana disambar petir, Buntaran langsung memanggil si Bidan di Kecamatan Rowokangkung untuk dikasih wejangan. Bukan itu saja, dia langsung mengumpulkan kepala Puskesmas untuk mengawasi Bidan/ Perawat nakal yang menindas masyarakat. Dokter Buntaran tidak suka menyuruh anak buahnya, kalau belum dilakukan. Meski usia tak muda lagi, dia melakukan Gowes Sepeda pancal dari Lumajang-Surabaya hingga Jakarta bersama anak buahnya sebagai kampanye kepedulian pentingnya kesehatan. Buntaran, awalnya ingin menghabiskan masa pensiun di Dinkes. Namun, pepatah ini yang layak direnung, Siapa yang menanam kebaikan, pasti akan mendapat kebaikan. Lagi-lagi, Pak Dokter dipercaya sebagai Sekretaris Daerah mengantikan Abdul Fatah Ismail. "Aku iki wes ate pensiun, tapi diperintah Bupati, ya harus dilakukan. Ini sebuah amanah, fardun ain sebagai birokrat sebagai sumpah PNS," ungkap Buntaran kepada salah satu wartawan media online. Buntaran bukan sebagai Manajer, tetapi Direktur sekaligus Juru Masak. Tapi, Kondisi Pemerintahan saat itu serba sulit, karena beragam masalah menimpa para pejabat yang dimintai keterangan soal Pasir, serta kasus korupsi lainya. Bahkan, Buntaran juga harus menghadapi persoalan politik, disaat Bupati Sjahrazad Masdar sakit keras. Buntaran lagi-lagi memakai pendekatan kultural, agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik. Komunikasi interpersonal dilakukan antaran Eksekutif dan Legislatif soal kelancaran APBD untuk kepentingan rakyat. Akibat intennya komunikasi sebagai jembatan dua lembaga pemerinatah di Lumajang. Buntaran keserimpet soal posisi Wakil Bupati Lumajang disaat ditinggalkan As'at Malik menjadi orang nomor satu. Keserimpet seorang birokrat dalam politik tidak bisa dihindarkan, karena Buntaran dinilai mampu menjalin komunikasi yang baik di level pejabat tinggi di Lumajang. Buntaran tetap tenang menjalankan tugasnya sebagai Sekda untuk melayani masyarakat dan menyelesaikan masalah dimasyarakat. Jelang akhir jabatannya, Buntaran dipercaya sebagai Ketua Panitia Seleksi Calon Sekda, baru melangkah sudah langsung dikritik. Langkah bijaknya dan menerima kritikan yang tidak masuk akal, baik dari dalam dan luar birokasi. "Aku ini mek dadi panitia seleksi, soal siapa Calon Sekda yang dipilih, itu kewenangan penuh pak Bupati, tapi gak apa-apa, sekarang iklimnya demokrasi," jelas Pak Bun, sapaan akrabnya. Menjabat sebagai Sekda, Buntaran mengingatkan pentingnya sehat bukan menggunakan slogan tetapi laku. Salah satunya, dengan kegiatan gowes para pejabat ke kawasan potensi Lumajang. "Sehat sebuah kekayaan, lebih baik menjaga tubuh dari pada mengobati," pesan Buntaran pentingnya kesehatan. Kegiatan Gowes menjadi populer di Lumajang, banyak PNS yang memilih naik sepeda ketimbang naik motor yang bikin boros isi dompet. Sehat itu murah, Sakit itu Mahal. Ayo jaga Kesehatan hingga Tua. Pesan terakhir Sang Dokter dan juga Sekda Lumajang. Terimah kasih pak Bun, anda telah mengajari pentingnya sehat dalam bekerja di Birokrasi. (ls/red)
Buruh Adalah Revolusioner Dunia, Bukan Kaum Borjuis Penindas
Buruh, Pekerja, Jonggos, Pembantu, Kuli, Abdi, Proletar, Kasar adalah kata-kata yang mewakili para pekerja rendahan yang mampu mengubah dunia. Buruh adalah penopang kemajuan sebuah negara, karena tanpa buruh negara Indonesia tidak akan maju dan besar seperti saat ini. Buruh adalah sebutan revolusi kelas bawah menunju kelas paling dihormati didunia. Perjuangan buruh untuk mendapatkan kesejahteraan terus diperjuangan ditengah kemajuan globalisasi nan liberal saat ini yang menyerang Republik ini. Kata buruh mulai dilenyapkan dari kosakata bahasa Indonesia saat ini, karena Buruh identik dengan gerakan Komunis dari hasil klaim orde baru. Padahal, kemajuan orde baru dengan menjadi negara berkembang menjadi negara maju berkat perjuangan buruh-buruh pabrik. Dikutip dari wikipedia, Hari buruh diperingati dari peristiwa Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal. Kongres Sosialis Dunia, Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi: Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis. Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka. Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia. Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis. Buruh adala sebuah peradaban yang harus dihargai dan dihormati seperi revolusi perancis dimulai. Peradaban manusia bukan langsung menjadi mesin, melainkan dari tangan-tangan buruh yang menjadi pencipta. Kelas pekerja menghasil mahakarja seperti penemuan kereta api, lampu, listrik dan lainya. Mereka para penemu kehidupan bukan lahir dari kelas Borjouis (Pemodal), tetapi kelas buruh yang ingin memperjuangan hidupnya dan kreatifitas untuk kehidupan orang banyak. Disepak bola, yang merupakan olah raga terpopuler didunia, banyak pemain dan pelatih internasional dari penjuru dunia lahir dari kelas buruh. Seperti halnya, Sir Alex Ferguson yang merupakan lahir dari orang tua sebagai buruh galangan kapal. Fergusonpun demikian, sebelum menjadi pemain profesional di Skotlandia juga bekerja sebagai buruh. Ditangan seorang buruh, Manchester United menjadi klub disegani seantero dunia. Kelas buruh tetap harus dihargai dan diperjuangkan, bukan dimaki dan dicaci maki. Karena kemajuan jaman hari ini, bukan dari dari kalangan borjouis atau yang mengaku-ngaku pemodal bertopeng penindas kemanusian. Wahai buruh didunia, Indonesia, Jawa Timur dan Lumajang, kami ucapkan selamat merayakan hari Buruh. (ls/red)
Kinerja Kapolres Lumajang dan Jajaranya Diapresiasi Komisi III DPR RI
Lumajang(lumajangsatu.com) - Kinerja Kapolres Lumajang, AKBP Aries Syahbudin berserta jajaaranya diapreasisai oleh Anggota Komisi III DPR RI, Taufiqul Hadi saat berkunjung ke markas besar korps baju coklat di kaki Gunung Semeru, Rabu(29/4) kemarin. Dalam kunjungannya itu, Taufiqul berharap Polres Lumajang senantiasa berada di tengah masyarakat. Dengan program patroli setiap malam hingga dini hari, akan sangat efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Lumajang. "Kerja Kapolres Lumajang sangat bagus, terbukti Lumajang aman dan nyaman," ungkap politisi Nasdem itu. Menurut dia, dalam rekrutmen anggota Polri, berharap banyak putra-putri Lumajang yang diterima dan mengabdi ke kota kelahirannya. Pasalnya, banyak anggota Polri yang memilih pulang kampung dibanding mengabdi didaerah lain. "Ini lebih efektif, karena anggota Polri dari daerah sangat mengerti kondisi wilayah kerjanya," terangnya mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).(ls/red)
Atasi Kondom Berserakan di B-29, Disbudpar Ajak Polisi, TNI, Kades dan Pokdarwis Argosari
Lumajang(lumajangsatu.com) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang langsung bergerak cepat dengan adanya penyalah gunaan obyek wisata unggul puncak B-29 di Desa Argosari Kecamatan Senduro. Pasalnya, B-29 yang populer hingga mancanegara diduga dibuat mesum oleh oknum wisatawan dengan ditemukan kodom berserakan. DInas pariwisata langsung mengajak koordinasi Kapolsek, Danramil Senduro, Kades dan Pokdarwis Argosari. "Ini harus segera ditangani, kalau sampai B-29 dijadikan tempat mesum, yang malu bukan hanya Argosari tetapi Lumajang," ungkap Gawat pada lumajangsatu.com. menurut dia, perlu ada penertiban terhadap pengunjung dengan adanya pengawas di kawasan B-29 yang dilakukan oleh desa. "Desa harus ambil langka dengan dukungan semua pihak, khususnya masyarakat Lumajang," paparnya. Kasus kondom berserakan di kawasan B-29 sudah lama menjadi buah bibir. Namun, seiring banyaknya kondom yang berserakan, membuat resah para komunitas pecinta Lumajang. "Kalau obyek wisata dijadikan tempat mesum, entah wisatawan lumajang atau Luar, dampak bagi Lumajang bisa buruk dimata orang luar kota, asing dan pemerhati lingkungan," ungkap Saman, pecinta alam asal Lumajang.(ls/red)
BPK Temukan Perjalanan Dinas Diduga Fiktif, 14 Anggota DPRD Diminta Mengembalikan Uang
Lumajang(lumajangsatu.com) - Hasil laporan dan temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI), Sekretaris DPRD Lumajang diminta mengembalikan dana perjalanan dinas diduga fiktif. Pasalnya, ada anggaran yang keluar dari APBD 2014 yang tidak sesuai pergunaaan dan laporan administrasinya. Dari temuan BPK, ada 14 Legislator yang diminta mengembalikan dana perjalanan dinas yang diduga fiktir. "Ya itu, temuan BPK, kita akan koordinasikan dengan pimpinan DPRD dulu," ungkap Sekretaris DPRD Lumajang, Yos Sudarso kepada wartawan dilobi Pemkab Lumajang, Rabu(29/4) siang. Menurutnya, ada perjalanan dinas yang diduga menggunakan pesawat terbang. Sehingga perlu dikembalikan, dikarekana tidak ada bukti kwintasi tiket. "Ya dikembalikan, karena itu temuan BPK," jelasnya. 14 Legislator yang dikabarkan untuk mengembalikan dana APBD itu, diduga juga ada wakil rakyat baru. "Saya belum cek mas, nanti saya lihat dulu ya," terangnya. (ls/red)
Aduh...! Kawasan Puncak B-29 Dijadikan Tempat Mesum, Kondom Banyak Ditemukan Berserakan
Senduro(lumajangsatu.com) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang kebakaran jenggot dengan banyaknya ditemukan kondom habis pakai di Kawasan Wisata Puncak B-29 di Desa Argosari Kecamatan Senduro. Bahkan, kondom berserakan di kawasan puncak di negeri diatas awan menjadi perbincangan dikalangan aktivis lingkungan, pendaki, wisatawan lokal dan luar kota. Banyak anggapan dengan berserakan kondom habis pakai itu, ada oknum pengunjung yang menyalahgunakan obyek wisata B-29 untuk mesum. "Benar, kita sudah medapat laporan soal temuan itu, kita sudah berkoordinasi dengan kepala desa Argosari untuk menyiapkan pengawas di B-29," ungkap Gawat, Kadisbudpar Lumajang di lobi Pemkab Lumajang, Rabu(29/4) siang. Menurut dia, pihaknya sudah lama mengkhawatirkan ada oknum pengunjung yang menyalagunakan B-29 untuk tindak asusila. Bahkan, soal sampah juga demikian, karena wisatawan kurang sadar akan kebersihan lingkungan. "Ini juga jadi perhatian kita," jelasnya. (ls/red) foto dari telusuri.org
PSIL Seleksi Pemain U-17 Untuk Piala Soeratin 2015, Ayo Rek Podo melu..!
Lumajang(lumajangsatu.com) - Untuk mengikuti Piala Suratin U-17, PSIL Lumajang segera menggelar seleksi pemain di Stadion Yosowilanngun Jm 14.00 WIB pada Tanggal 2-3 Mei 2015. Seleksi pemain akan dilakukan oleh Pelatih berpengalaman, Agus Soli yang sudah beberapa kali menukangi PSIL Senior. Sekretaris PSSI Lumajang, Rafiudin mengatakan, seleksi digelar sebagai persiapan digelarnya Liga Piala Suratin U-17 oleh Assprov PSSI Jawa Timur. "Piala Suratin adalah kompetisi kelompok umur yang wajib diikuti PSIL," ungkapnya. Sekedar diketahui, PSIL di Liga Suratin sangat disegani oleh lawan-lawannya. Karena selalu lolos ke babak kedua untuk masuk ke level Nasional. 2 kali ikut perhelatan Piala Nusantara selalu menjadi tim kuda hitam. Ayo rek, seng usia dibawah 17 tahun ikutan seleksi ben PSIL maju terus. Mari kita buktikan arek majang punya potensi main bola, bukan sekedar penonton. Bravooo...PSIL...! (ls/red)