lumajang hari ini

PMII Lumajang, Siap Demo Perhutani Bersama Laskar Hijau Klakah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Mendengar informasi penebangan dan pengrusakan tanaman konservasi dilereng Gunung Lemongan , Kecamatan klakah yang dilakukan Perhutani, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Lumajang ikut geram. Pasalnya, meski tidak begitu inten mengikuti acara penanaman pohon, namun PMII Lumajang pernah ikut menanam bibit pohon dilereng Lemongan yang sudah kritis. "Kami geram juga mendegar informasi itu, yang dikabarkan oleh Laskar Hijau," Ujar Imron Gozali, Ketua II PC PMII Bidang Eksternal, kepada lumajangsatu.com, Jum'at (04/10/2013). PC PMII juga sangat menyayangkan tindakan Perhutani yang menebang Pohon diwilayah konservasi dan daerah penyanggah kelestarian Gunung Lemongan dan sumber-sumber mata air disekitar Gunung Lemongan. Seharunsya, Perhutani tidak hanya bisa menabang saja, namun juga harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan dampak yang akan ditimbulkan. Mengingat, wilayah utara merupakan daerah yang rawan kekeringan dan krisis air besih, jangan sampai banyak sumber mata air yang mati, akibat ulah Perhutani. "Seharusnya dilihat lah, pohon yang ditebang itu tidak boleh menggaggu ketersediaan cadangan air, apalagi sampai merusak lahan konservasi," Teragnya. Setelah melakukan rapat koordinasi, akhinya PC PMII Lumajang memutuskan untuk akut melakukan aksi bersama Laskar Hijau dan eleman lainnya, pada Hari Senin, Tanggal 7 Oktober besok. Hal itu sebagai bentuk dukungan pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Lumajang, untuk kawasan Gunung lemongan. "Kita akan turun bersama ratusan kader PMII Lumajang," Jelasnya. Lanjut Imron, penebangan pohon yang dilakukan oleh Perhutani di kawasan lahan Konservasi di lereng Gunung Lemongan merupakan sebuah pelecehan pada upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh elemen masyarakat Lumajang, termasuk yang dilakukan mantan Kapolres Lumajang AKBP Susanto SIK, yang sempat menanam pohon dilereng Lemongan. "Kami menilai ini sebagai pelecehan bagi pelestarian lingkungan yang dilakukan elemen masyarakat Lumajang, oleh sebab itu kami akan demo Perhutani, agar ikut menjaga lingkungan tidak hanya berfikir tebang, tebang dan tebang," Pungkasnya.(Yd/red)

Parkir Liar Jadi Kendala Utama WTN, Sanksi Cabut Pentil Belum Perlu di Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Untuk kali ke-9, Kabupaten Lumajang kembali memperoleh Piala Bergengsi dibidang lalulintas, yaitu Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) Utama dari Kementrian Perhbungan RI. Namun, yang menjadi kendala utama setiap kali penilaian WTN adalah Parkir liar yang masih marak di jalan PB Sudirman. "Yang jadi kendala utama saat penilaian WTN adalah persoalan parkir liar di ruas PB Sudirman sebelah timur," Ujar BEP Winarno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Jum'at (04/10/2013). Sebenarnya, Dishub Lumajang pernah menerapkan sanksi pengambilan helm bagi pengendara yang memarkir kendaraan dizona larangan parkir. Namun, hal itu tidak bertahan lama, karena banyak reaksi penolakan dari masyarakat. "Jadi dulu kita ambil helemnya, dan pemilik diminta datang ke kantor dishub untuk kemudian ditilang oleh Polisi, namun tidak lama karena mendapat penolakan dari masyarakat," Tambahnya. Ditanya tentang apakah Lumajang perlu adanya sanski cabut pentil, seperti yang diterapkan DKI Jakarta, Win menilai masih belum perlu. Disamping itu, Lumajang juga belum memiliki perda yang mengatur tentang sanski langsung bagi pengendara yang melarang zona parkir, seperti cabut pentil, gembok sepeda dan lainnya. "Kalau DKI sudah ada payung hukumnya, sehingga masyarakat tidak bisa protes," Jelasnya. Lanjut Win, parkir dilumajang sebenarnya tidak sebegitu parah seperti kota-kota besar seprti Jakarta dan Surabaya. Untuk mengatasi carut marutnya parkir itu, hanya ada dua rumus, yakni kepatuhan masyarakat dalam mentaati rambu, dan tindakan tegas berupa tilang oleh pihak kepolisian. "Rumasnya hanya dua, kesadaran masyarakat dan tindakan tegas dari aparat kepolisian," Pungkasnya.(Yd/red)

Calon Haji Lumajang Meninggal Di Mekkah

Lumajang(lumajangsatu.com)-Seorang calon haji kelompok terbang (Kloter) 39 asal Lumajang, Jawa Timur, Mistadji bin Sarjo (64), meninggal dunia di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja Mekkah, akibat pendarahan di lambung. "Jadi, sampai sekarang sudah ada dua calon haji asal Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci yakni Mistadji dari Kloter 39 dan sebelumnya Musiyannah asal Lamongan dari Kloter 1 yang wafat pada Senin (30/9)," kata Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya H Asyhuri di Surabaya, Kamis. Didampingi staf Humas PPIH Embarkasi Surabaya Bagus Budiman, ia menjelaskan Mistadji yang meninggal dunia pada Rabu (2/10) pukul 12.20 WIB akibat gangguan saluran pencernaan itu sudah dimakamkan di Syarayi Mekkah. "Kalau calon haji Kloter 1 asal Lamongan, Jawa Timur, Musiyannah binti Alwi, meninggal dunia akibat serebro vaskuler (stroke) atau disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak," katanya. Selain itu, ada seorang calon haji yang dirawat Rumah Sakit Haji Surabaya yang dipulangkan ke rumah sakit daerah yakni Sumilah binti Senen (50) dari Kloter 22/Mojokerto. Sumilah dirawat di rumah sakit haji karena menderita Hipertensi Emergensi (stroke). Hingga Kloter 49 (2/10), calon haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya sebanyak empat orang, yakni Supatmi binti Tumijan (60) dari Kloter 29/Blitar karena sakit DM (gula), dan Suni Sahat Tajab binti Ma'rup (60) dari Kloter 44/Malang karena sakit Anemia pro tranfusi. Selain itu, Suwadi Poniman Gino bin Ponimin (57) asal Malang dari Kloter 45/Malang karena sakit Anemia pro transfusi, dan Didik Sumarsono bin Suparman (41) dari Kloter 45/Malang karena sakit Kidney Failure. "Ada dua pendamping dari Malang yang akhirnya tertunda bersama mereka yakni Lasmari Ma'ruf Marban bin Ma'ruf, serta Dwi Krisdiana binti Parijo Marsam. Keduanya merupakan pendamping bagi calon haji dari Malang," katanya. Hingga Kloter 49 itu pula, Siskohat PPIH Embarkasi Surabaya mencatat calon haji yang sudah diberangkatkan sebanyak 21.587 orang dengan 245 petugas, sehingga tersisa 6.000-an calon haji yang tergabung dalam 9-10 kloter. "Dari jumlah tersebut tercatat 208 open seat (kursi kosong) atau calon haji gagal berangkat dengan berbagai penyebab, di antaranya wafat, sakit, hamil, mutasi kloter, mutasi daerah, dan sebagainya," katanya.(red) sumber : republika.co.id

Hati-hati Kejahatan Cybercrime Dengan Modus Belanja Online, di Facebook

Lumajang(lumajangstau.com)- Jangan mudah percaya dengan model pembelian Online melelui media sosial seperti Facebook atau Twitter, jika tidak ingin kecewa. Pasalnya, banyak orang yang tertipu, karena sudah mentransfer sejumlah uang, namun barang yang dipesan tidak kunjung datang. Hal itu yang pernah dirasakan Rafid Rhomadoni, Warga Desa/kecamatan Gadingrejo Kecamatan Kota Pasuruan, Jawa Timur yang harus merelakan uangnya Rp 3,5 juta raib, karena menjadi korban kejahatan dunia maya atau Cybercrime. Kronogisnya bermula saat Ia memesan laptop satellite Thoshiba L645, Tanggal 24 September 2013, melelui media sosial Fecebook dengan nama akun makmur celluer. Namun, hingga saat ini barang yang dipesan belum kunjung datang dan akhirnya dirinya sadar bahwa telah menjadi korban Cybercrime. "Akun Facebooknya bernama makmur celluler," Terang Rafid, kepada lumajangsatu.com memelui pesan BBM-nya, Kamis (03/10/2013). Merasa ditipu, ia kemudian menelfon mabes Polri, melalui call Center 110 dengen menyampaikan nomor rekening, nomor telefon dan alamat Facebook. Namun hingga kini belum ada kabar, apakah alamat FB, rekening dan nomor telefon telah ditelusuri atau tidak. Tak hanya itu, Ia juga melaporkan kepada Polres Kota pasuruan, namun hanya akan ditampung saja. Sehingga, ia tidak menindak lanjuti laporannya itu. "Kami sudah lapor kepolisi, agar tidak ada korban yang lainnya," jelasnya. Hingga kini, nomor telefon yang ia hubungi masih aktif ketika dihubungi. Ia juga menyebarkan alamat Facebook yang melakukan penipuan, agar yang orang lain tidak tertipu juga. "Pokoknya jangan percaya dengan belanja-belanja Online wes, jika tidak jelas atau tidak kenal dengan orangnya," Pungkasnya.(Yd/red)

Habiskan Ratusan Juta Uang Rakyat, Air Macur Wonorejo Tak Berfungsi

Lumajang(lumajangsatu.com)- Proyek ait mancur dipertigaan Wonorejo, banyak disorot dan disesalkan oleh warga. Pasalnya, proyek yang menghabiskan ratusan juta uang rakayt tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, tidak menambah indah taman kota, malah menambah kesan tidak ada perawatan dari dinas pengelola. "Itu eman, airnya tidak mancur, seharusnya sangat bagus jika airnya keluar mas," Ujar Rahman, salah seorang warga yang melintas di pertigaan Wonorejo kepada lumajangsatu.com, Kamis (03/10/2013). Lanjut dia, keberadaan air mancur sangat bagus, guna mempercantik wajah Kabupaten Lumajang. Dengan catatan, dirawat dan dipelihara dengan baik, bukan malah digeletakan tanpa ada perawatan. "Tidak hanya bisa membuat saja, tapi harus bisa merawat jangan sampai kelihatan jelek, kumuh dan seakan hanya menghabiskan anggaran," Terangnya. Pertiggaan Wonorejo memang pintu gerbang masuk Kota Lumajang dari arah Probolinggo. Jika pintu masuknya sudah carut marut, maka kesan Lumajang bagi masyarakat yang berkunjung atau sekedar melintas, pasti akan negatif. Jika tidak dirawat dengan benar, mending dibongkar dan dinas yang merencanakan harus ganti rugi, karena merencanakan hal yang tidak ada manfaatnya. "Bongkar saja kalau tidak ada manfaatnya dan yang merencanakan harus ganti rugi," Imbuhnya. Warga menilai, dari pada tidak berguna untuk keindahan Lumajang, seharusnya tidak dibangun dan anggarannya bisa dialihkan kepada hal-hal yang lebih penting. Seperti perbaikan infrastruktur jalan, yang saat ini masih banyak kerusakan. "Jangan hanya bisa menghabiskan anggaran sedangkan hasilnya tidak maksimal," Pungkasnya.(Yd/red)

Perhutani Juga Rusak Pohon Yang Ditanam Kapolres dan Yonif 527 Lumajang, di Lemongan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Aktivis Laskar Hijau mengutuk keras pengrusakan dan pembakaran tanaman konservasi yang berada di kawasan lereng Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang. Pasalnya, menurut Koordinator Laskar Hijau A'ak Abdullah AL-Kudus, Perhutani II Probolinggo, telah membuat kesepakatan tidak akan menebang pohon yang berada di lereng Guneung Lemongan. Namun, pada kenyataanya hampir selama sebulan terkahir, perhutani melakukan penebangan dengan membabi buta yang mengakibatkan rusak dan matinya ribuan pohon konservasi yang ditanam oleh berbagai elemen di Lumajang. Tak hanya itu, perhutani juga membakar lahan yang rawan terjadi kebakaran, akibatnya berdampak pada matinya pohon konservasi. "Perhutani telah menginggkari kesepakatan yang kita buat, untuk bersama-sama melakukan pelestarian lingkungan di lereng Gunueng Lemongan," Ujar A'ak, Koordinato Laskar Hijau, Kamis (03/10/2013). Siang tadi, dari pihak perhutani telah meminta ma'af, namun hal itu tidaklah cukup. Pehutani harus berhenti menebang phon dan berjanji ikut menjaga lahan konservasi. Pohon-pohon yang ditanam Kapolres Lumajang, Yonif 527 Lumajang juga hangus terbakar. "Tidak cukup hanya mina ma'af saja, karena perhutani telah melecehkan upaya pelestarian lingkungan yang digagas oleh berbagai elemen di Lumajang," Terangnya. Jika nantinya perhutani tidak bersedia untuk menghentikan penebangan pohon di lereng Gunung Lemongan, maka lebih baik perhutani dibubarkan, Karena hanya menyumbang keruskan alam saja. Pihaknya kata A'ak pada hari Senin 07 Oktober mengundang seluruh elemen yang peduli dengan lingkungan, untuk ikut berdemo di Kantor Perhutani Lumajang, diselatan Rumah Sakit Dr Hariyoto Lumajang.(Yd/red)

Lumajang Raih Piala WTN ke 9, Persoalan Parkir Masih Jadi Kendala

Lumajang(lumajangsatu.com)- Prestasi membanggakan kembali diraih Kabupaten Lumajang. Pasalnya, untuk kali ke 9, Lumajang kembali mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). "Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat Lumajang, rekan-rena pers, para petugas yang telah ikut mensukseskan Kabupaten Lumajang mendapatkan piala WTN," Ujar BEP Winarno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Kamis (03/10/2013). Menurutnya, piala WTN kali ini adalah piala yang kesembilan kalinya. Sedangkan piala WTN yang berurutan sebanyak 8 kali. Pada piala WTN yang ke lima, Lumajang telah mendapatkan Piala WTN utama higga ke delapan kalinya, karena Lumajang bisa mempertahankan Piala WTN. "Sejak penghargaan WTN yang ke 5, Lumajang telah mendapatkan WTN Utama," Jelasnya. Dalam penilaian Piala WTN dilakukan beberapa tahap. Mulai dari tim pusat yang turun ke Lumajang, daerah lain yang melakukan penilaian di Lumajang dan beberpa penilaian yang lainya. "Ada penilaian silang dengan kabupaten yang lain yang menjadi wakil Jatim ikut dalam piala WTN," Tambahnya. Yang menjadi persoalan kata Winarno, hanya persoalan parkir yang ada di jalan PB Sudirman. Sebab, masyarakat masih kurang begitu mematuhi rambu larangan parkir diruas jalan sebelah timur. Ia juga meminta kepada masyarakat, agar bisa memarkir kendaraannya diruas jalan sebelah barat, meski toko yang dituju ada disebelah timur. "Kita minta kesadaran masyarakat untuk memarkir diruas sebelah barat," Harapnya. Disamping itu, bagi para pemilik toko dan dunia usaha, jika akan membuat pertokoan agar menyiapkan lahan parkir, minimal untuk kendaraan roda dua. Bagi para karyawan pertokoan, diharapakan memarkir kendaraannya ditempat yang telah ditentukan dan tidak memarkir di tempat yang dilarang. "KIta ingin menyajikan Piala WTN yang sesuai realita sebenarnya, bukan karena ada rekayasa karena ada penilaian WTN," Imbuh pria berambut putih ini. Saat penilaian WTN, petugas mencoba untuk menertibkan parkir di jalan PB Sudirman. Hasilnya cukup bagus, kendaraan bisa tertata dengan rapi, namun hanya bertahan empat hari saja. "Kita minta masyarakat patuh saja mas," Pungkanya. Wakil Bupati As'at Malik dan kepala Dinas Perhubungan Lumajang menerima langsung piala WTN yang diberikan langsung Menteri Perhubungan di Hotel Shangrila, Surabaya.(Yd/red)

Laskar Hijau Kutuk Perhutani Tebang dan Bakar Lahan Koservasi Gunung Lemongan

Lumajag(lumajangsatu.com)- Pada hari ini rabu tanggal 2 oktober 2013 telah terjadi perusakan tanaman konservasi yang selama ini ditanam oleh Laskar Hijau serta aktivis lingkungan hidup dan para pecinta alam di Gunung Lemongan. Perusakan terjadi karena Perhutani dengan membabi buta menebangi tanaman akasia yang ada di lereng Gunung Lemongan tanpa mempedulikan tanaman konservasi yang ada di sekitarnya. Bahkan dengan sengaja ada yang ditebas, atau kerobohan pohon akasia yang ditebang. Tak cukup dengan itu, perhutani masih membakar kawasan tersebut yang jelas-jelas sangat rawan terjadi kebakaran hutan seperti tahun 2011 yang menghanguskan sekitar 300 hektar tanaman konservasi di Gunung Lemongan. Adapun jenis tanaman yang banyak menjadi korban dari penebangan pohon yang biadab ini antara lain bambu, jambu biji, mangga, alpukat, kayu manis, kopi, nangka, sukun, dan lain-lain. Lasakar Hijau yang dikoordinatori A'ak Abdullah Al-Kudus, dalam rilisnya meyebutkan, sejatinya antara Perhutani dengan Laskar Hijau sudah terbangun kesepahaman untuk bersama-sama melestarikan kawasan lindung Gunung Lemongan mengingat kondisinya memang sangat kritis. Kesepahaman tersebut terjadi pada saat diselenggarakan Diskusi dengan Tema: “Membangun Kerjasama Strategis Dalam Pengelolaan Hutan Lindung di Kawasan Gunung Lemongan, Klakah-Lumajang” pada hari Kamis, tanggal 28 April 2011 di Posko Laskar Hijau di Gunung Lemongan. Para pihak yang hadir dan turut dalam membangun kesepahaman ini adalah Perum Perhutani II – Jawa Timur Bpk. Mardjojono, Administratur KPH Perhutani Probolinggo Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, dan Asper BKPH Klakah, Rifa’i. Diskusi ini difasilitasi oleh Lembaga Bantuan Hukum Surabaya (LBH Surabaya) yang diwakili oleh M. Faiq Asshiddiqi, SH. Sekedar untuk diketahui bersama, bahwa sejak terjadi penebangan liar pada kisaran tahun 1998 – 2002, kawasan hutan lindung di Gunung Lemongan luluh lantak. Akibat dari perusakan hutan ini 13 ranu (danau) yang ada di sekitar Gunung Lemongan mengalami penurunan debit air yang sangat signifikan. Bahkan Ranu Kembar yang ada di Desa Salak, Kecamatan Randuagung kering total. Kondisi ini selanjutnya menjadi penyebab utama terjadinya krisis air bersih di kawasan Lumajang utara khususnya saat musim kemarau seperti saat ini. Perhutani yang seharusnya bertanggung jawab untuk menghijaukan kawasan hutan lindung yang ada di petak 12 dengan luas lahan 1.958.30 Hektar tersebut sama sekali tidak melakukan apapun. Atas dasar kekosongan peran itulah, maka pada tahun 2008 sekumpulan orang yang menamakan dirinya Laskar Hijau berinisiatif untuk melakukan penghijauan di Gunung Lemongan secara intens dan terfokus. Upaya tersebut sudah membuahkan hasil yang baik. Kawasan yang dulunya hanya ditumbuhi ilalang kini mulai tumbuh aneka ragam tanaman buah dan bambu. Bahkan beberapa jenis tanaman sudah berbuah dan mulai bisa dinikmati oleh masyarakat seperti jambu biji, apel, jambu air, sirsak, dan masih banyak yang lainnya. Upaya menghijaukan kembali Gunung Lemongan murni dibiayai secara swadaya oleh Laskar Hijau dan elemen masyarakat lain yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan ini. Perhutani tak pernah sedikitpun membantu upaya pelestarian ini meskipun sebenarnya ini merupakan tanggung jawab sosialnya. Bukannya membantu ikut menjaga dan melestarikan,  Perhutani malah menjadi perusak terdepan kelestarian hutan di Gunung Lemongan. Atas peristiwa ini kami mengutuk dan mengecam kebiadaban yang telah dilakukan Perhutani ini.  Dan oleh karena itu kami menuntut: Segera menghentikan penebangan dan pengerusakan serta pembakaran di Gunung Lamongan Kembali menghargai, menjalankan dan tidak melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Mengganti dengan menanam kembali tanaman konservasi yang rusak dalam proses penebangan tersebut. Pernyataan permohonan maaf kepada masyarakat terutama mereka yang secara sukarela berkontribusi dalam upaya konservasi selama ini. Selama ini, berbagai upaya koordinasi dan komunikasi untuk upaya konservasi Gunung Lemongan sudah dilakukan oleh Laskar Hijau ke berbagai pihak yang terkait. Tidak ada maksud lain, selain upaya konservasi itu sendiri. Namun berdasarkan apa yang sudah terjadi selama ini, terutama pengrusakan yang saat ini sedang terjadi. Kami merasa perlu untuk menyuarakan keprihatinan dan aspirasi kami dalam bentuk: 1. Penggalangan masa untuk berdemonstrasi kepada pihak perhutani. Kami mengundang para relawan Laskar Hijau, jejaring, masyarakat dan rekan-rekan pers untuk hadir dan melayangkan 4 tuntutan diatas kepada pihak perhutani di Lumajang pada hari senin, 7 Oktober 2013 sekitar jam 10.00 WIB. 2. Penyebarluasan berita “Perhutani ingkar janji dan rusak tanaman konservasi". Kami akan memberitakan kejadian ini melalui jaringan sosial media dan media cetak serta berbagai media. Hal ini dirasa perlu untuk mensosialisasikan peristiwa ini, serta memberikan informasi yang memadai bagi semua pihak agar menjadi paham 3. Membuat Petisi. Akan membuat petisi yang akan dikirimkan kepada pihak perhutani dengan melibatkan masyarakat luas pada umumnya dan Bpk. Dahlan Iskan (mentri BUMN) khususnya.   4. Mengupayakan segala hal demi terjaganya Gunung Lemongan dari para pelaku pengrusakan. Besar karapan kami, segala pihak yang terkait bersedia bekerjasama untuk mendukung upaya konservasi ini. Kami sadar betul bahwa segala kesepakatan dan janji pelestarian Gunung Lemongan terletak pada niat baik dan kesepakatan tidak tertulis, namun bagi kami itu sudah cukup, karena kami percaya bahwa pihak pihak terkait, menjadikan kebaikan bersama sebagai tujun akhir. Rilis tersebut disampikan oleh Laskar Hijau.(Yd/red)

Macam Kumbang Turun Gunung, TNBTS Akan Cari Penyebabnya

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah tidak bisa dilumpuhkan denga bius, akhirnya macan Kumbang Semeru yang turun gunung dan masuk ke rumah, Mulyadi (50), Warga Dusun Sumber Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dan menerkam 3 korban, akhirnya di tembak mati oleh aparat kepolsian. Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) akan melakukan kajian dan penelitian terhadap hewan konservasinya masuk ke pemukiman warga. Ayu Dewi Utari Kepala TNBTS mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan, hewan kumbang yang menghuni Hutan TNBTS harus keluar dari wilayah konservasi disebabkan karena mencari mangsa atau ada hal yang lainnya. Sebab, macan kumbang keluar dari kawasan hutan melewati 4 desa hingga masuk ke rumah warga. "Cari mangsa kok keluar sampek jauh, kemungkinan saja karena kesasar" ungkapnya. Ia menjelasakan, cara hidup hewan kumbang tidak berkelompok, tetapi hidup sendiri dalam mencari makan. Dengan melewati 4 desa, diluar dugaan. Biasanya, macan kumbang hanya mecari buruan didesa pinggir hutan TNBTS. "Ini yang masih tanda tanya bagi kami," jelas Ayu. TNBTS juga tidak mengetahui populasi macan kumbang di hutan Semeru. Pasalnya, hewan kumbang pola hidupnya berpindah-pindah, sehingga sulit untuk bisa terdeteksi "Jenis macan di Semeru didata kami, ada Kumbang dan Tutul, ini hewan konservasi," pungkasnya.(Yd/red)

Akhirnya Sang Macan Kumbang Semeru, Tumbang Diterjang Timah Panas

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah tidak bisa dilumpuhakn dengan tembak bius, akhirnya sang macan Kumbang Semeru yang masuk ke rumah warga Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dilumpuhkan dengan cara ditembak oleh aparat kepolisian dengan senjata api jenis SN. Tak hanya itu, saat hendak dilumpuhkan oleh dua petugas Taman Safari Indonesia (TSI) dan personil polisi malah menjadi korban. AKBP Singgamata SIK, kapolres Lumajang yang memimpin langsung pelumpuhan macan kumbang Semeru dengan menggunakan senpi, dikarenakan sebelumnya menerkam 3 orang. Situasi dan kondisi rumah dimasuki macan kumbang juga sudah tidak memungkinkan, karena ribuan orang tumpah ruah untuk melihat prosesi penangkap. "Karena sudah ada 3 korban, maka kami harus melumpuhkannya. Selain itu, massa yang ingin melihat juga sulit dkendalikan," ungkapnya. Dari pantauan, proses penembakan macan oleh aparat polisi didampingi Kapolres AKBP Singgamata, Dandim 0821, Letkol Inf Akhyari, Kepala TNBTS, Ayu Dewi Utari dan Asper Perhutani Senduro, Munir. Petugas juga, menyiapkan kotak peti untuk evakuasi macan kumbang. Usai ditembak mati, macan kumbang dimasukan ke dalam kota peti. "Jadi macan kumbang ditembak mati, karena ada korban dan sesuai protap," ungkap Ayu Dewi Utari. TNBTS akan membawa macan kumbang yang mati ke Taman Safari Indonesia Pasuruan untuk dilakukan otopsi dan perawatan.(Yd/red)