Lumajang

Sosok KH. Hasyim Asyari, Ulama Pendiri NU Jauh Dari Fanatisme Sempit Islam

Lumajang(lumajangsatu.com) - Gawe besar itu bakal dihelat pada 1-5 Agustus 2015 mendatang. Lokasinya di empat (4) pondok pesantren (Ponpes) besar di Kabupaten Jombang, Jatim. Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 namanya. Keempat pondok yang memiliki jalinan kesejarahan dan kultural sangat kuat dengan kelahiran ormas Islam NU: Pondok Tebuireng, Pondok Darul Ulum Rejoso, Pondok Denanyar, dan Pondok Tambakberas. 

Semangat Muktamar NU 2015, Untuk Indonesia di Bumi Pendiri NU Jombang

Lumajang(Lumajangsatu.com)- Pada akhir bulan Juli sampai awal Agustus 2015 mendatang, direncanakan bakal digelar muktamar Nadhlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang, Jatim. Ormas Islam terbesar ini lahir di Kota Surabaya, yang dibidani sejumlah kiai besar dan ternama asal Jombang. Dari Jombang, NU kembali ke Jombang.  Kalau membicarakan NU, tak mungkin melepaskan diri 3 kiai besar yang membidani kelahirannya: KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Ketiganya pernah menduduki posisi tertinggi di organisasi NU: rais am.  KH Hasyim Asy'ari memperoleh gelar rais akbar. Hanya pendiri Pondok Tebuireng ini yang mendapat gelar itu. Banyak kiai NU lainnya hanya memegang kapasitas rais am ketika jabatan tertinggi di organisasi kaum Islam Tradisional itu dipangkunya, tanbpa embel-embel rais akbar.  Kiai Hasyim, Kiai Wahab, dan Kiai Bisri adalah tokoh-tokoh penting dan sangat dihormati di kalangan tokoh, kiai, dan warga NU sepanjang massa. Kiai Hasyim yang memiliki ide dan pemikiran brilian untuk mendirikan organisasi yang memayungi kepentingan kaum Islam Tradisional di Indonesia.  Kiai Wahab dikenal sebagai administrator dan organisatoris yang tangguh. Pendiri dan pemangku Pondok Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini yang menghubungi dan mempersuasi kiai-kiai Islam Tradisional lainnya di Pulau Jawa dan daerah lainnya di Indonesia, akan arti pentingnya organisasi untuk menjaga dan memelihara kelangsungan pemahaman keagamaannya.  Kiai Bisri dikenal sebagai ahli fiqih yang konsisten. Kakek Gus Dur dari garis ibu yang mendirikan dan memangku Pondok Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang. Kiai Bisri juga dikenal sebagai penjaga spirit moral dan keagamaan PPP sejak parpol ini lahir dan berkembang.  Konsisten Kiai Bisri yang kukuh dalam memegang fiqih ini bisa dilihat dari resistensi argumentatif yang dia bangun bersama kiai lainnya ketika pembahasan RUU Perkawinan pada awal 1970-an. Tak sepakat dengan draft RUU Perkawinan yang diajukan rezim Orde Baru Soeharto, Kiai Bisri bernama kiai NU lainnya mengajukan draft alternatif RUU Perkawinan.  Setelah melalui perdebatan sengit dan lobi-lobi politik intensif, akhirnya lahir UU Perkawinan yang senafas dan linier yang bertentangan dengan syariah Islam. Legacy politik-hukum yang ditinggalkan Kiai Bisri dan banyak kiai lainnya itu bertahan hingga sekarang dan jadi catatan penting kiprah tokoh Islam dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. (beritajatim.com/air)

Disbupar : Air Terjun Coban Sewu Belum Resmi Dibuka

Lumajang(Lumajangsatu.com) - Obyek wisata Air Terjun Coban Sewu di Desa Sido Mulyo Kecamatan Pronojiwo belum dibuka resmi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pasalnya, Air terjun yang terus populer dan mendunia, belum memenuhi syarat untuk dikunjungi. "Maaf, kami belum bisa membuka kalau air terjun itu, sebagai obyek wisata resmi," kata Gawat Sudarmanto, Kadibupar pada wartawan diruang kerjanya. Menurut dia, kejelasan ada dikawasan mana air terjun belum diketahui, Karena berada di sungai glidik adalah perbatasan Lumajang-Malang. Sedangkan tidak ada jalur resmi ke air terjun, itupun harus melalui dari obyek wisata goa tetes. "Karena belum resmi, kami tidak mau tanggung jawab kalau terjadi yang tidak-tidak, pengunjung yang nekat melalui goa tetes, dikenai tarif kawasan goa tetes saja," terangnya. Untuk air terjun coban sewu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan melakukan koordinasi dengan Dinas Terkait dan Serta desa yang ketempatan. (ls/red)

Musrenbang 2015, Pemkab Lumajang Kebanjiran Usulan Bidang Infrastruktur

Lumajang(lumajangsatu.com) - Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Lumajang 2016 yang digelar di Gedung Sudjono, Kamis(19/03) siang, ternyata masukan dari masyarakat bawah mulai Musrenbang tingkat RT, RW, Dusun, Desa dan Kecamatan, banyak yang meminta dibidang infrastruktur jalan. "Memang banyak minta infrastruktur, seperti jalan, jembatan dan irigasi, masih berkutat disitu, padahal bukan untuk itu saja dalam memajukan Lumajang," ujar Indah Amperawati Masdar, Kepala Bappeda Lumajang. Data di Bappeda usulan dari bawah RT hingga ke Kecamatan didapatka untuk Bidang Fisik mencapai Rp. 334.575.919.767, Bidang Ekonomi Rp. 44.364.150.500 dan Bidang Sosial Budaya Rp. 142.505.077.450. Jadi total usulan dari bawah akan memakan anggaran sebesar Rp. 521.445.147.717. Sedangkan melalui Forum SKPD dilakukan penyelarasan dengan usulan dari Kecamatan diperoleh 459 Program dengan 2.111 kegiatan. Usulan Fisik Rp. 440.203.555.925, Bidang Ekonomi Rp. 66.868.905.425 dan Bidang Sosial Budaya, Rp. 481.046.443.5961,- Sehingga jumlah usulan keseluruhan mencapai Rp. 988.118.904.946. Semua usulan akan dibahas melalui Musrenbang dan mengacu pada RPJMD Kabupaten Lumajang 2015-2019. (ls/red)

Laju Pertumbuhan Ekonomi Lumajang Meningkat, Sektor Pariwisata Mengeliat

Lumajang(lumajangsatu.com) - Laju pertumbuhan ekonomi di Lumajang terus meningkat, seiring berkembangan bidang pariwisata. Sehingga, daya beli masyarakat dan kunjungan wisatawan ke Lumajang masih banyak. "Sektor pariwisata bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, kini mulai mengeliat. meski sektor perdagangan masih mendominasi," ungkap, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lumajang, Indah Amperawati, di Gedung Sudjono saat membuka Musrenbang. Laju pertumbuhan ekonomi di Lumajang dalam 5 tahun terakhir sudah mencapai 6,63 persen ditagetkan bisa mencapai 6,69 persen. Apalagi Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) sudah mencapai 71,1 persen target ditingkatkan 71,9 persen. Untuk Angka kemiskinan dari 12,9 persen harus bisa turun 11 persen dari jumlah penduduk Lumajang Dari Produk Domestrik Bruto (DPRD), sektor pertanian masih tertinggi dengan 32 persen. Sektor perdagangan di usaha perhotelan dan restoran 28 persen dan Industri pengolahan mencapai 14 persen. "Sektor pengembangan pariwisata di kawasan B-29 dan sekitarnya, dikucurkan anggaran 35 Milyar, ini untuk bisa menyedot wisatawan datang," jelasnya. (Ls/red)

Dua Guru Sukwan Cantik Ditodong Pistol dan Diacam Celurit, Begal Gondol Beat

Lumajang(lumajangsatu.com) - Dua guru sukwan cantik yakni, Dwi Siksawati (21) dan Endang (35) saat berboncengan mengendarai motor Beat Putih di begal di Jalan Desa Meninjo Kecamatan Ranuy0so, Kamis(19/03) pagi. Keduanya, hendak mengajar di SD Jenggrong tiba-tiba ditendang  2 pelaku begal. Pelaku bukan hanya menendang kedua guru Sukwan, bahkan ditodong sejenis pistol dan diancam dengan celurit. Saya kaget jadi korban begal, padahal biasa lewat disini, terangnya salah satu korban. Dua guru sukwan sangat shock dengan jadi korban begal yang sangat nekat dan kasar. Saat kejadian, kondisi jalan sangat sepi dan membuat 2 pelaku begal dengan mudah mengondol motor Beat korban. Kapolsek Ranuyoso, AKP Sueb mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan ke korban untuk menjelaskan ciri-ciri pelaku.Mengenai pelaku memakai pistol, pihaknya belum bisa memastikan apakah asli atau mainan. Kita selidiki dulu, karena lokasi kejadian memang sepi rumah penduduk, jelasnya.(Mad/Ls/red)

Subbahanallah, Nabi Muhammad SAW Disebut-sebut di Kitab Veda

Lumajang(lumajangsatu.com) - Seorang professor bahasa dari Alahabad University, India, dalam salah satu buku berjudul Kalky Autar (Petunjuk Yang Maha Agung), memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu. Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual. Prof. Waid Barkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri Kalky Autar sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw. Dalam ajaran Hindu disebutkan mengenai ciri KALKY AUTAR diantaranya, bahwa dia akan dilahirkan di jazirah, bapaknya bernama VISHNUBHAGAT dan ibunya bernama SUMANEB. Dalam bahasa sansekerta kata VISHNUBHAGAT adalah paduan dua kata yaitu VISHNU artinya ALLAH sedangkan BHAGAT artinya hamba yang dalam bahasa Arab disebut ABDUN. Dengan demikian kata VISHNUBHAGAT artinya "ABDULLAH". Demikian juga kata SUMANEB yang dalam bahasa sansekerta artinya AMANA atau AMAAN yang terjemahan bahasa Arabnya "AMINAH". Sementara semua orang tahu bahwa nama bapak Rasulullah Saw adalah ABDULLAH dan nama ibunya AMINAH. Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa Tuhan akan mengirim utusan-Nya kedalam sebuah goa untuk mengajarkan KALKY AUTAR (Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita yang disebut dalam kitab Wedha ini mengingatkan akan kejadian di Gua Hira saat Rasulullah didatangi malaikat Jibril untuk mengajarkan kepadanya wahyu tentang Islam. Bukti lain yang dikemukakan oleh Prof Barkash bahwa kitab Wedha juga menceritakan bahwa Tuhan akan memberikan Kalky Autar seekor kuda yang larinya sangat cepat yang membawa kalky Autar mengelilingi tujuh lapis langit. Ini merupakan isyarat langsung kejadian Isra Miraj, dimana Rasullah mengendarai Buroq. (inilah.com)

Naryo, Maling Spesialis Pinggir Sawah Ditangkap Polsek Pasirian

Pasirian (Lumajangsatu.com) - Jajaran Polsek Pasirian berhasil ungkap pencurian motor spesialis memutus kabel kunci kontak, Imam Sunaryo (30) warga Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian. Pelaku ditangkap usai mencuri motor milik, Sudir (30) warga Desa Bades Kecamatan Pasirian saat diparkir dekat sawanya. Kasubag Humas Polres Lumajang, AKP Sugianto mengatakan, modus  pelaku mengambil sepeda motor yang diparkir dipinggir sawah dengan cara pelaku memutus kabel kontak. Berdasarkan penyelidikan dan informasi yang di dapat dari hasil pemeriksaan dan interogasi saki-saki dan saksi korban petugas memperoleh informasi sebagai pelakunya. "Pelaku bisa diamankan oleh petugas di rumahnya.karena banyak saksi yang mengetahui aksinya," terangnya.  Barang bukti yang berhasil disita dari tangan pelaku adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha warna Merah. Pelaku dijerat dengan pasal 363 (1) KUHP dengan ancaman hukuman Pidana paling lama tujuh tahun.(ls/red)

Air Terjun Pronojiwo Enaknya Dinamakan, Pancoran, Coban, Tancak, Antrukan, Tumpak, Grojogan, Trap?

Lumajang(lumajangsatu.com) - Nama dari air terjun di Desa Sido Mulyo Kecamatan Pronojiwo yang kini populer dan mendunia, hingga menarik wisatawan untuk berkunjung. Ternyata, menjadi perdebatan dikalangan pemerhati wisata di Lumajang. Kalau kami menamakan Tumpak Sewu, kata Gawat Sudarmanto, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang. Menurut dia, terserah masyarakat atau media massa menambakan itu Cuban, Tanjak, Antrukan atau Trap Sewu. Dirinya bersama pejabat Pemkab, khususnya Dinas Pariwisata akan menamakan Tumpak Sewu. Kami konsisten di nama Tumapk Sewu, jelasnya. Nama coban/ cuban memang populer dikalangan masyarakat Malang dan perbatasan Malang untuk sebutan air terjun. Sedangkan di Lumajang, masyarakat menamakan air terjun dengan sebutan Atrukan. Sedangkan masyarakat Jember menyebut air terjun dengan Tancak. Namun, air terjun yang berada di aliran sungai Semeru yang kerap terjadi lahar dingin, masyarakat Pronojiwo menamakan Trap Sewu. Kalau kami menamakan kawasan itu, Trap Sewu, ungkap Mustaqim, warga Pronojiwo. Dengan perbedaan nama dan penyebutan air terjun yang dikini populer, masyarakat Lumajang khususnya setuju dengan sebutan nama apakah, Atrukan Sewu, Trap Sewu, Coban Sewu, Pancoran Sewu, Tancak Sewu atau Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu ?. (ls/red)

Inilah Ilmu Kehidupan

Lumajang (lumajangsatu.com) - BELAJAR tentang kehidupan tidak akan pernah menemukan titik, selalu saja ada sesuatu yang baru dan belum diketahui sebelumnya. Mungkin karena itulah mencari ilmu diperintahkan tanpa batasan lama dan usia. Walau pendidikan formal memiliki tingkatan akhir, pendidikan kehidupan tidak mengenal akhir. Meskipun demikian di setiap kurun ada saja orang yang menginginkan ringkasan atau kesimpulan dari semua ilmu. Di zaman nabi Isa, beberapa muridnya ada yang memohon kepada Nabi Isa: "Ajarkan kepada kami ilmu yang paling agung." Di zaman Nabi Muhammad,: "Apakah sesungguhnya esensi Islam itu." Di masa sahabat dan tabiin ada juga yang bertanya dengan kalimat yang hampir serupa. Barangkali pada zaman ini ada di antara kita yang memiliki pertanyaan yang sama, yakni untuk mendapatkan kesimpulan ilmu kehidupan dengan cepat, akan sangat perlu membaca dan merenungkan hikmah perjalanan pencarian ilmu seorang alim dan shaleh yang bernama Hatim al-Asham (Hatim Si Tuli). Kisah ini sangat populer di dalam kitab-kitab yang berbicara tentang akhlak dan tashawuf, salah satunya dalam kitab Risalah Ayyuha al-Walad yang ditulis oleh Imam al-Ghazali. Hatim adalah seorang ulama yang pernah berguru kepada Syekh Syaqiq al-Balkhi selama 30 tahun. Di penghujung akhir masa berburu kepada Syekh Syaqiq, sang guru bertanya kepadanya: "Wahai Hatim, engkau telah bersamaku selama 30 tahun. Apa yang kau dapatkan selama ini?" Hatim menjawab: "Wahai Guru, ada delapan (8) faidah ilmu yang saya dapatkan dan saya menganggapnya itu sudah cukup bagiku untuk menghantarkan aku kepada keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat nanti." Syekh Syaqiq kaget mendengarnya karena masa studi selama 30 tahun itu hanya menghasilkan delapan hal. Padahal adalah lumrah pada masa itu untuk memiliki bertumpuk-tumpuk kitab yang pernah dikaji selama 30 tahun itu. Sang guru dengan penuh penasaran bertanya: "Apa saja delapan hal itu, tolong sebutkan." Hatim menjawab dan memerinci satu persatu kedelapan hal itu. Pertama, kata Hatim, "Saya melihat dan mengetahui bahwa setiap orang pasti memiliki sesuatu yang dicintai dan yang dirindukan. Sebagian yang dicintainya hanya akan bersamanya sampai dia mati atau menghantarkannya sampai di lobang kubur. Semuanya akhirnya kembali dan meninggalkannya sendirian di dalam kubur dan tidak ada satupun yang mengikutinya masuk ke kubur. Maka aku berfikir bahwa sesuatu yang paling baik untuk dicintai adalah sesuatu yang akan mengikutinya masuk ke alam kubur dan menghiburnya serta menyenangkannya. Sesuatu itu adalah amal shaleh. Karena itulah maka aku memilihnya agar ia menjadi cahaya bagiku di alam kubur yang gelap dan menjadi teman yang menyenangkan bagiku." Kedua: "Saya melihat banyak manusia mengikuti hawa nafsunya dan begitu menggebu untuk mendapatkan keinginan-keinginan dirinya. Maka saya renungkan firman Allah: "Barang siapa yang takut kepada Tuhannya, dan mencegah dirinya dari mengikuti hawa nafsunya, maka surga adalah tumpat kembalinya. (an-Naziat ayat 40) Al-Quran pasti benar, maka aku ikuti." Ketiga: "Saya melihat setiap orang berusaha keras mencari harta dunia dan kemudian menggenggamnya erat-erat. Maka aku renungkan firman Allah: "Apa yang ada pada dirimu pasti akan musnah, sementara semua yang ada di sisi Allah pasti akan kekal. (An-Nahl ayat 96). Maka aku kemudian berusaha untuk mendapat ridla Allah, dan kemudian aku distribusikan kepada fakir miskin agar menjadi investasi dan deposito saya di sisi Allah." Keempat: "Saya melihat, sebagian manusia menyangka bahwa keagungan dan kemuliaan itu adalah terletak pada banyaknya pengikut dan pendukung, akhirnya mereka tertipu karenanya; sebagian yang lain menganggapnya ada pada banyaknya harta dan banyaknya anak sehingga mereka menyombongkan diri karenanya; sebagian yang lain menganggap keagungan itu adalah apabila mereka melakukan korupsi dan manipulasi, pembunuhan dan penganiayaan pada manusia yang lain; sebagian yang lain menganggap bahwa keagungan dan kemuliaan itu adalah apabila ia bisa menghambur-hamburkan uang dan harta bendanya. Maka saya merenungkan firman Allah: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian menurut Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kalian. (Al-Hujurat ayat 13)" Maka saya pilih taqwa, dan beranggapan bahwa prasangka mereka semua adalah salah." Kelima: "Saya melihat, sebagian manusia saling menghina satu dengan lainnya dan berghibah satu dengan yang lainnya. Dan saya melihat bahwa semua itu sumbernya adalah iri dengki karena harta, pangkat dan ilmu. Maka saya renungkan firman Allah: "Kamilah yang membagi kehidupan mereka di dunia ini. (Az-Zakhraf ayat 32). Maka saya terima pembagian Allah pada saya, dan saya tidak iri kepada orang lain." Keenam: "Saya melihat manusia bermusuhan satu dengan yang lainnya karena suatu tujuan dan sebab. Maka saya merenungkan firman Allah: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuh. (Al-Fathir ayat 6) Maka saya tidak akan bermusuhan kecuali dengan syaitan." Ketujuh: "Saya lihat banyak manusia begitu ngoyo, berusa keras untuk mendapatkan makanan dan penghidupan, sampai tidak peduli lagi dengan haram dan syubhat, tidak peduli lagi dengan harga dirinya. Maka saya renungkan firman Allah: "Tidak satupun binatang melata di muka bumi ini kecuali rizkinya sudah dijamin oleh Allah. (Hud ayat 6) Maka saya tinggalkan ketamakan dan saya beribadah kepada Allah dengan tenang." Kedelapan:" Saya melihat setiap orang berpegang kepada makhluk, seperti uang, harta, jabatan, kekuasaan, berhala dan makhluk yang lain. Maka saya merenungkan firman Allah: "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya, Allahlah yang menyelesaian permasalahannya, setiap sesuatu telah dibuatkan ketentuannya olehNya. (At-Talaq ayat 3). Maka saya bertawakkal kepada Allah." Mendengar penjelasan sang murid, Syekh Syaqiq berkata: "Ya Hatim, Allah telah memberikan taufiq kepadamu. Menurutku, Taurat, Injil, Zabur dan Quran semuanya adalah berputar kepada delapan faidah yang kau sebutkan. Barang siapa yang melakukannya maka ia berarti telah melaksanakan kitab suci yang empat itu." Indahnya untaian delapan kesimpulan berdalil kuat al-Quran itu. Manusia yang mampu melaksanakannya adalah manusia berhati bening yang layak menjadi guru bangsa, rujukan etika dan "kitab kehidupan" bagi yang lainnya. Kegelisahan hidup dan penderitaan batin serta kegalauan pikiran dan kesumpekan rasa adalah karena kita menghapus Allah dari kehidupan kita. (inilah.com/red)