Lumajang (lumajangsatu.com) - Akibat rem blong, truck bermuatan kertas dari arah Jember terguling di jalan raya Ranuyoso. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian yang membuat arus lalulintas agak sedikit tersendat itu.
Lumajang
Peduli Tragedi Rohingya, Puluhan Pelajar Wahid Hasyim Kunir Gelar Aksi Teatrikal
Lumajang (lumajangsatu.com) - Tragedi kemanusiaan di Rakhine Myanmar yang menewaskan puluhan umat muslim Rohingya membuat pelajat berempati. Puluhan pelajar Madrasah menggelar aksi teatrikal tragedi kemanusiaan Rohingnya sembari melakukan penggalangan dana, untuk disumbangkan melalui lembaga penyelenggara zakat Nahdlotul Ulama, atau LazizNU, senin (04,09,2017). Secara berkelompok puluhan pelajar Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Kunir melakukan penggalangan dana di pertigaan jalan raya. Penggalangan dana dengan memawa sejumlah poster tragedi kemanusiaan Rohingya di Rakhine Myanmar ini sebagai bentuk kepedulian para pelajar atas tragedi tersebut. Satu persatu warga yang melintas pun antusias, masyarakat langsung memberikan uang untuk disumbangkan melalui lembaga penyalur zakat Nahdlatul Ulama (LazizNU). Selain melakukan penggalangan dana, para pelajar ini juga menggelar aksi teatrikal tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim Rohingya.
Maling Sapi Tebar Teror di Ranuyoso, Seakan Ngece-ngece Polisi
Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi kawanan bandit maling sapi seakan tidak pernah henti menebar teror bagi warga Ranuyoso. 2 ekor sapi milik Mistem, warga Dusun Tengah Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso Minggu malam (03/09) digondol sang maling.Meskipun, nasib mujur masih berpihak pada korban, saat dilakukan pengejaran secara swadaya akhirnya ditemukan di timur pasar Wates Wetan. Aksi para bandit seakan memberikan pesan meski dalam pengamanan ketat polisi, tetap saja bisa mencuri sapi alias ngece.Khusnul Khuluq, anggota DPRD Lumajang mengaku bahwa aksi maling sapi sudah menjadi teror yang menakutkan. Warga sangat resah, karena saat siang harus mencari rumput dan malam hari harus begadang untuk menjaga sapinya agar tidak raib."Disinilah negara harus hadir memberikan kepastian rasa aman bagi warganya. Kasian warga mas, jika siang mencari rumput malam hari harus begadang untuk menjaga sapi-sapinya," ujar politisi PKS itu, Senin (04/09/2017).Masyarakat juga kehilangan rasa percaya pada penegak hukum dan memilih mencari sendiri sapinya dibading lapor pada polisi. Warga juga membandingkan dengan polisi Probolinggo, dimana maling sapi atau penadah takut menerima sapi curian asal Probolinggo."Probolinggo bisa kenapa Lumajang tidak bisa. Kami minta polisi tegas kepada maling sapi itu. Kemarin ada maling sapi ditembak oleh polisi Probolinggo, itu yang membuat mereka takut," jelas dewan asal Klakah itu.Ipda Basuki Rachmad, Kabag Humas Polres Lumajang menyatakan polisi sudah membuat tim Pasopati untuk patroli diwilayah utara. Tim Pasopati bersama Resmob dan Polsek akan melakukan patroli guna melakukan pengamanan dan memburu maling sapi."Pak Kapolres sudah memerintahkan kepada jajarannya untuk melakukan patroli rutin. Polres juga membentuk tim Pasopati untuk melakukan pengamanan wilayah utara," pungkasnya.(Yd/red)
Tak Hanya Maling Sapi, Krisis Air Bersih Jadi Musibah Warga Ranuyoso
Lumajang (lumajangsatu.com) - Tak hanya maling sapi, kekeirngan yang berimbas pada krisis air bersih saat ini melanda warga di Kecamtan Ranuyoso. Hampir setiap sore, warga di Dusun Krajan Desa Penawungan mendatangi sungai mati yakni sungai Kedawung dan Berdebung untuk mencari air.Untuk mencapi lokasi, warga harus berjalan sekitar 30 menit demi air bersih. Air yang berwarna biru kemudian digali disekitarnya agar air menjadi jernih kemduian dimasukkan kedalam wadah (dirigen).Sebenarnya, air yang diambil sangat tidak layak untuk dikonsumsi, tapi apa boleh buat tidak ada pilihan lain. Air yang ada di sungai yang mati marupakan sisa air hujan yang menggenang."Kalau saya setelah pulang sekola ambil air kesini ini sisa air hujan dari musim hujan itu, kali yang sudah mati," ujar Misto, Sabtu (02/09/2017).Rudi Hartono, salah seorang warga Wates Wetan mengaku jika kondisi kekeringan sangat parah. Bagi warga yang memiliki uang, biasanya membeli air dari mobil tangki dengan harga 150-250 ribu tergantung dari jauh dekat jarak yang ditempuh."Bagi yang punya uang beli air dari mobil tangki mas, kadang beli menggunkan dirigen dengan harga 500 rupiah. Jika ditotal sebulan ya habis 225 ribu untuk beli air saja," pungkasnya.Sementara itu, Badan Penanggulngan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang sudah melakukan droping air bersih. Namun, dengan luasnya area kris air bersih, sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga."Untuk se-Kabupaten Lumajang ada 6 Kecamatan, 17 desa dan 38 Dusun daerah kekeringan. Itu kita droping 2 hari sekali dengan 3 unit mobil tangki yang per tangki berkapasitas 5000 liter," jelas Wawan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lumajang.(Yd/red)
Dinilai Amburadul, Penerima Program Bedah Rumah di Citrodiwangsan Kecewa
Lumajang (lumajangsatu.com) - Penerima program bedah rumah untuk rumah tidak layak huni (RTLH) di Kelurahan Citrodiwangsan merasa kecewa. Paslanya, usai dibedah bukan malah baik, namun malah amburadul. Bahkan, sudah beberapa hari pembangunan dihentikan karena alasan sudah selesai.Maningun, warga RT/05 RW/08 Kelurahan Citrodiwangsan amat kecewa dengan pembangunan bedah rumah. Saat sosialisai, kayunya menggunakan Meranti, tapi pada faktanya menggunkan kayu lokal dengan kualitas tidak bagus."Sangat tidak puas mas, usuknya terlalu jarang. Katanya dulu kayu Meranti, tapi saat datang bukan Meranti tapi kayu lokal," ujar Maningun sambil menunjuk ke atas, Sabtu (02/09/2017).Saat mendapatkan bedah rumah yang paling parah saat disurvai adalah atapnya. Untuk batu bata akan diberi 3 ribu, namun yang dipasang hanya 1.500 batu bata. "Garapannya semberono mas, masak bolong-bolong kayak gitu. Untung saya tukang, jadi saya perbaiki sendiri dengan menggunakan dana seadanya," jelasnya.Muhammad Zaini, cucu dari Ibu Sulastri di RT dan RW yang sama juga sangat kecewa. Pasalnya, dirinya hanya dapat lantai keramik dan beberapa material lainnya yang ditaksir hanya 4 juta rupiah saja."Katanya untuk dapur tidak boleh mas, jadi saya hanya dapat keramik, atap sama bengkura saja. Kalau dinilai dengan uang sekitar 4 juta saja," paparnya.Yang lebih memprihatinkan lagi kondisi rumah Samsuri penerima program bedah rumah di Citrodiwangsan. Pasalnya, tanggal 8 September dirinya akan menikahkan putrinya, namun kondisi rumahnya belum selesai dan amburadul."Ini moro-moro ditinggalkan mas, kondisinya seperti ini wes, kalau hujan pasti kebanjiran wes," paparnya.Dari tiga penerima tersebut semunya mengaku tidak tahu dari mana bahan material bangunan didatangkan. Penerima juga tidak pernah menerima nota atau bukti pembelian barang, sehingga penerima tidak tahu berapa habisnya."Semuanya tidak pegang mas, rekening tidak pegang, kwitansi atau nota pembelian barang tidak ada. Kita juga tidak tahu toko mana yang disepakati untuk memasok bahan material," pungkasnya.Sementara itu, Khobir fasilitator program mengaku di Kalurahan Citrodiwangsan ada 15 penerima dengan 3 pendamping program. Khobir mengaku memang ada yang komplain dari penerima. Fasilitator beralasan memang saat ini dalam tahap evaluasi dan nantinya semua penerima akan mendapatkan nota pembelian barang.Bahasa bahwa pembangunan sudah selesai muncul dari pekerja atau tukang. Padahal, saat ini program bedah rumah belum tuntas dan pendamping juga belum menyatakan selesai. Soal banyak daun pintu tidak terpasang, memang pesanannya banyak sehingga harus antri."Kalau untuk pintu memang atri mas karena pesanannya banyak. Di Citrodiwangsan menunjuk toko Sahera sebagai pemasok bahan material," pungkasnya.(Yd/red)
Teatrikal "Tak Sae Darurat Maling Sapi", Ramaikan Karnaval Ranuyoso
Lumajang (lumajangsatu.com) - Jika karnaval Agustusan biasanya menampilkan tari-tarian, lain halnya di Ranuyoso. Peserta karnaval malah menampilkan teatrikal darurat maling sapi, sebagai bentuk protes atas kondisi keamanan diwilayah Lumajang utara.Team Remas Asshofy Dusun Berbaur Desa Ranuyoso menampilkan tatrikal dengan tema "Tak Sae Darurat Maling Sapi" Rabu (30/08). Peserta itu mengarak replika sapi besar, yang diarak oleh pemaian yang berpenampilan sebagi polisi, kasun, kepala desa hingga pelaku maling sapi."Ini bentuk protes dari masyarakat Ranuyoso mas, soalnya yang namanya rasa aman bagi pemilik sapi sangat mahal," ujar Hamedi salah seorang penonton, Kamis (31/08/2017).Wilayah utara memang sangat rawan dengan aksi pencurian sapi. Bahkan, ribuan sapi yang sudah hilang dan para pelaku masih bebas berkeliaran.Fahrur Rozi, Ketua GP Ansor Lumajang meminta pemeirntah segera melakukan kosolidasi agar mengumpulkan semua elemen masyarakat. bahkan, Ansor siap jika diminta membentuk Pasukan Keaman Rakyat (Kamra) jika dibutuhkan oleh pemeirntah atau desa."Kita minta agar pemerintah hadir memberikan rasa aman kepada warganya. Kami dari Ansor siap jika dibutuhkan untuk bentuk Kamra dan bekerja bersama dengan elemen masyarakt untuk melakukan pengamanan," pungkasnya.(Yd/red)
Ketua KONI H. Ngateman Pantau Langsung Kerjurkab PERPANI
Lumajang (lumajangsatu.com) - H. Ngateman SH, Ketua Komite Olahraga Nasional Indoensia (KONI) Kabupaten Lumajang memantau langsung Kejurkab Panahan. Kerjurkab panahan digelar pertama kali oleh Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) Pengcab Lumajang, di lapangan Gor Wirabhakti."Kami berharap panahan ini menjadi salah satu cabang olehraga yang akan menyumbangkan medali emas bagi Lumajang di Porprov 2019 mendatang," ujar Ngatamen, Ketua KONI Lumajang, Rabu (30/08/2017).Edi Sujarwo, Wakil Ketua II Bidang Prestasi menyatakan, Kerjurkab 2017 serentak digelar selama bulan Agutus oleh Cabor anggota KONI. Saat ini, dari data yang masuk sudah 16 cabor anggota KONI yang menggelar Kerjurkab dan masih ada 8 cabor yang segera menggelar Kerjurkab."Saat ini sudah ada 16 cabor yang sudah menggelar Kejurkab dan ada 8 yang akan segera menggelar. Terakhir Kejurkab PERPANI," jelas Edi.PERPANI merupakan cabor baru di Lumajang namun antusias dari peserta sangat besar. Panitia Kerjurkab mencatat ada 150 peserta, yang dibagi mejadi bererapa kelas, mulai tingkat SD/MI, SMP, usia 18 dan peserta umum."PERPANI ini adalah cabor baru di Lumajang, namun pesertanya sangat banyak sekali dan kita berharap nanti di Porprov bisa menyumbangkan medali emas," pungkasnya.(Yd/red)
Polsek Sumbersuko Amankan Pelaku Pencabulan Siswi SMK Negeri
Lumajang (lumajangsatu.com) - Polsek Sumbersuko akhirny menetapkan 2 tersangka kasus pencabulan. Inisial BU (17) siswi SMK Negeri di Lumajang diduga menjadi korban pemerkosaan atau pencabulan.
Dijual Dipinggir Jalan, Banyak Kambing Qurban Sakit Mata
Lumajang (lumajangsatu.com) - Jelang Hari Raya Qurban (Idul Adha) Dinas Pertanian melakukan pemantauan kondisi kesehatan hewan qurban yang dijual dipinggir jalan. Saat melakukan pemantauan, banyak ditemukan kondisi kambing yang sakit mata, karena berada di luar, namun tidak berpengaruh pada kualitas hewan qurban.Nurul Pratiwi, Kasi Kesehatan Hewan (keswan) Dinas Pertanian menyatakann bahwa penyakit mata lumrah bagi hewan yang berada diluar dan pinggir jalan. Setelah diobati dengan tetes mata biasanya langsung sembuh dan tidak berpengaruh pada kualitas hewan qurban."Banyak hewan yang sakit mata karena berada di luar dan pinggir jalan ya. Secara umum tidak ada temuan, semua hewan qurban sehat dan sudah poel," jelasnya, Selasa (29/08/2017).Sementara itu, salah satu pedagang mengaku dalam penjualan tahun 2017 sedikit mengalami penurunan dan harga kambing juga menurun. harga kambing paling murah dipatok antara 1,5 sampai 3,5 juta rupiah. Kambing-kambing yang dijual berasal dari Lumajang baik yang dibeli langsung dari peternak atau dari pedagang."Agak menurun mas, mungkin karena ekonomi lagi lesu ya. Untuk kambing yang saya jual ini paling mahal 3,5 juta dan paling murah 1,5 juta rupiah dan sudah poel," terang salah seorang penjual kambing qurban.(Yd/red)
RSUD Pasirian Diharapkan Bisa Layani Prima Warga Lumajang Selatan
Lumajang (lumajangsatu.com) - Pemerintah Kabupaten Lumajang terus fokus untuk menyiapkan sarana dan prasarana dibidang kesehtan. Disamping menyiapkan Puskesmas yang bisa rawat inap, sejak 15 Agustus 2017, Kabupaten Lumajang memiliki dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).As'at Malik, Bupati Lumajang langsung mersmikan beroperasinya RSUD Pasirian yang diharapkan bisa melayani warga Lumajang bagian selatan. 295 tenaga kesehatan akan memebrikan pelayanan prima bagi warga Lumajang sehingga tidak akan menumpuk di RSUD dr. Haryoto."Pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas Tempursari, Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian saat ini sudah cukup di RSUD Pasirian tidak perlu lagi ke Lumajang," ujar As'at Malik, Senin (28/08/2017).Dengan bertambahnya fasilitas kesehatan diharapkan pelayanan kesehatan bagi warga Lumajang akan semkain makasimal. Meski demikian, As'at Malik tetap meminta agar masyarakat bisa menjaga kesehatan sehingga tidak akan pernah sakit."Meski Lumajang sudah memiliki dua RSUD, namun saya berharap tidak semakin banyak orang yang sakit. Makanya mencegah lebih baik dari pada mengobati," jelasnya.Bupati mengajak warga rajin berolah raga dan memeriksakan kesehtan secara rutin meski tidak sakit. Hal itu sangat penting agar agar jika ada penyakit bisa terdeteksi sejak dini. "Olahraga yang rutin, dan periksa kesehatan secara rutin agar bisa dikethui sejak dini jika ada penyakit ditubuh kita," pungkasnya.(Yd/red)