2019 744 Penderita

Penularan HIV/AIDS di Lumajang Didominasi Seks Tidak Aman

lumajangsatu.com
Ilustrasi penularan HIV/AIDS dari hubungan seks tidak sehat

Lumajang - Tahun 2019 sebanyak 774 penderita HIV/AID tercatat di Dinas Kesehatan Lumajang. Faktor penularan HIV/AIDS paling tinggi masih didominasi karena faktor hubungan seks tidak aman.

Dari tahu ke tahun penderita ODHA di kota pisang cenderung terus bertambah, bahkan tahun 2019 menempati urutan ke-2 setelah Surabaya. "Kita aktif mencatat penderita ODHA dan Lumajang urutan ke-2 setelah Surabaya," ujar dr. Bayu Wibowo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Jum'at (10/01/2020).

Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang

BACA JUGA :

Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total

Ada beberapa faktor penularan HIV/AIDS yakni hubungan intim (seks) baik lain jenis atau sesama jenis, penggunaan jarum suntik bekas penderita ODHA dan faktor keturunan. Bayi yang lahir dari rahim ibu penderita ODHA maka sangat tinggi juga mengidap HIV/AIDS.

Bayu menjelaskan, sangat kesulitan melakukan sosialisasi kepada apara PSK yang kemungkinan memiliki ODHA. Sebab di Lumajang tidak ada tempat prostitusi yang legal, namun praktek prostitusi ilegal tetap beroperasi, meski harus kucing-kucingan dengan Satpol PP.

Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember

"Penularan terbanyak dari faktor seks tidak aman. Mungkin berasal dari tempat-tempt prostitusi ya. Kita sulit lakukan sosialisasi ke eks lokaliasi Dolog di Sumbersuko kerena mereka tertutup," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru