Lumajang(lumajangsatu.com)- Shaleh (37), warga Desa Dawuhan Wetan nekad bacok Royal (49) yang tidak lain adalah ayah kandung tersangka di rumahnya Dusun Krajan 1 Desa Dawuhan Wetan Kecamatan Rowokangkung Lumajang, Selasa (24/06/2014). Pasalnya Shaleh nekat bacok ayahnya sendiri lantaran mengalami gangguan jiwa. Menurut warga setempat, Sumarto, mengatakan, kelakuan becat itu dilakukan tersangka lantaran gangguan jiwa. Tersangka yang datang secara tiba-tiba membawa sajam berupa parang, tanpa banyak tanya shaleh langsung melibas korban dengan parang miliknya. "Setelah shaleh ini sampai, dia langsung kedalam rumahnya, sementara korban yang ketika itu sedang duduk, langsung disabetnya dengan parang," paparnya pada sejumlah wartawan. Sementara korban, yang mengalamin luka parab di bagian kepala, lengan, dan perut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dr. Haryoto Lumajang untuk mendapatkan perawatan medis. Polres Lumajang, TNI dan Perangkat Desa setempat dibantu warga sekitar langsung melakukan pengejaran terhadap tersangka, tersangka baru berhasil diringkus oleh petugas sekitar pukul 14.40 WIB di warung istirahat di area persawahan Desa Sumberanyar. "Dia duduk-duduk di gubuk mas, setelah kami lakukan penangkapan dia menjerit minta ampun," ujar Kepala Dusun Desa Dawuhan Wetan. Tersangka yang berhasil diringkus oleh anggota Polres Lumajang, langsung dibawa ke Kantor Polres Lumajang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.(Mad/red)
Author : Redaksi
Terlibat Asmara Terlarang, Buari Diduga Dibantai Pembunuh Bayaran
Lumajang(lumajangsatu.com) - Buari, buronan polisi dalam kasus perampokan di berbagai wilayah diketahui tewas di bunuh sekelompok tak di kenal di Desa Kunir Lor Kecamatan Kunir, Selasa(14/6). Buari oleh tetangga korban diduga dibunuh oleh pembunuh bayaran. Dari rasan-rasan warga, dua pelaku yang membantai Buari dilihat sangat buas, kejam dan sadis. Pasalnya, saat membacok tubuh korban dengan clurit seperti membunuh binatang buas. "Buari lari keadaan telanjang dikejar dan dibacok berulang kali tanpa ampun, " ujar salah seorang tetangga korban. Buari sempat meminta pertolongan kepada tetangganya, tetapi para tetangga tidak berani keluar rumah. Pasalnya, tidak mau terlibat dengan urusan orang lain. "Banyak warga yang tahu, tetapi takut keluar rumah," jelas warga lainya. Polres Lumajang masih memburu 2 pelaku sebagai jagal Buari serta 2 pelaku yang diketahui berada di dalam mobil. Polisi hanya mendapati sepeda motor yang diduga milik 2 pelaku sebagai eksekutor Buari. "Kita selidiki terus, siapa identitas pelaku," terang Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata pada waratwan.(ray/red)
Gawat! Swing Votters Tidak Tahu Kapan Pilpres Digelar
Lumajang(lumajangsatu.com)-Sejumlah pelajar di Lumajang belum mengetahui kapan pemilihan Presiden di gelar. Pasalnya, belum ada sosialisasi yang masuk sekolah untuk menyampaikan bagaimana memilih dan siapa saja calonya. "Calonya 4 ya mas, ujar Siti Amalia,salah seorang pelajar SMA Negeri di Lumajang. "Milih apa katanya nanti, kalau dapat undangan atau tidak," ujar Susilawati, siswi kelas 2 SMA Swasta di Kota Lumajang. "Saya milih atau tidak gak ngaruh mas, lha wong kapa memilihnya gak tahu, habis lebaran tah mas," ungkap Sukadi, pelajar SMA di Yosowilanggun. Ditanya siapa calon Presiden yang disukai dan dipilih para pelajar di Lumajang mengaku belum punya pilihan. Pasalnya, dua capres dan cawapres sama bagusnya. "Kalau saya ikut yang ramai,nanti tanya sama bapak dan ibu," ungkap Yunita, pelajar SMK di Kawasan toga Lumajang. (ray/red)
Warga Lumajang Lebih Suka Ngomong Bola Dibanding Pilpres
Lumajang(lumajangsatu.com) - Perhelatan Piala Duniao 2014 di Brazil mengalahkan Pemilihan Presiden yang sebentar lagi akan dilakukan pemilihan pada 9 Juli 2014. Warga kaki Gunung Semeru mengaku politik di Pilpres tidak lebih menarik dibanding sepak bola. Mereka menilai, sepak bola jauh lebih penting dibanding Pilpres. Pasalnya, piala dunia menghadirkan banyak tim tangguh yang rontok di fase group. Warga Lumajang sudah bosan melihat tingkah pola politikus yang terpecah menjadi dua kubu besar. "Lihat TV satu, Capres satu ungggul, Lihat TV 2, Capres Dua unggul, bosan," ungkap Samanto, warga Desa Pandan Arum saat berbicang denga lumajangsatu.com. "Politik Capres/Cawapres tidak ada yang konkrit, semua pembohong, lihat bola lebih enak dan pikiran fresh," ungkap Mahdi, warga Yosowilanggun. "Bola aja, Pilpres buat mereka yang ingin korupsi," ungkapnya. "Lihat bola seru, Spanyol tersingkir terhormat," ujar Sumanto, warga asal Jogoyudan sambil tertawa.(ray/red)
Akses Jalan Umum menjadi Kendala Pengelolaan Ranu Klakah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Tempat pariwisata Ranu Klakah semakin sepi pengunjung. Pasalnya sepinya pengunjung ranu disebabkan oleh akses pintu masuk ranu yang merupakan jalan umum, serta tingkat kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya pengelolaan pariwisata Ranu Klakah. Suminah, salah satu petugas pengelola Ranu Klakah mengatakan, pengunjung Ranu Klakah semakin merosot. Kemerosotan pengunjung dipicu oleh dua faktor, yang pertama tingkat kesadaran masyarakat yang kurang, kedua akses pintu masuk Ranu merupakan akses jalan umum. "Banyak Para pengunjung mengaku warga klakah mas, jadi kami kesulitan mau memperketat penjagaannya," ungkap Wanita asal desa tegalrandu itu pada lumajangsatu.com saat dikonfirmasi sekitar pukul 11.00 WIB, senin (23/06/2014). Menurutnya, selain tingkat kesadaran masyarakat yang kurang, sepinya pengunjung ranu itu juga disebabkan oleh pintu masuk ranu yang merupakan akses jalan umum. Sehingga hal tersebut manjadi salah satu kendala bagi pengelola untuk memperketat penjagaan. Menurut daftar pengunjung Ranu Klakah, pengunjung yang datang rata-rata sekitar 30-50 orang /hari. Kecuali hari minggu. "Minggu kemaren yang datang mencapai 200 orang mas," tambahnya. Ia berharap, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang dapat menyingkapi problem tersebut sesegera mungkin, mengingat bulan suci Ramadhan sudah tinggal menghitung hari. "Kalau semua pengunjung baik dalam maupun luar kota tidak menutup kemungkinan warga Klakah sendiri juga bayar uang karcis kan enak mas," harapnya.(Mad/red)
Menjelang Ramadhan; Harga Daging Ayam Potong Terus Melonjak
Lumajang(lumajangsatu.com)- Menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, harga sejumlah kebutuhan pokok mulai melonjak. Pasar Nogosari/Tekung, seperti harga daging ayam potong terus mengalami kenaikan selama dua pekan terakhir. Dedi, salah satu petugas penarikan retribusi pasar, mengatakan, kenaikan harga daging ayam potong selalu terjadi ketika menjelang Ramadhan tiba, terutama ketika malam pertama Ramadhan tiba. "Kenaikan daging ayam sudah mulai terasa selama dua pekan terakhir, namun biasanya yang drastis pada malam pertama bulan puasa," paparnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com, senin (23/06/2014). Menurutnya tahun 2013 lalu, ketika menjelang Ramadhan pada malam pertama kenaikan harga daging ayam potong mencapai Rp. 4000 per kilonya. "Tahun lalu dari Rp.23.000 naik mencapai Rp.27.000 mas, dan pada tahun ini tidak menutup kemungkinan hal serupa akan kembali terjadi," tambahnya. Kenaikan harga daging ayam potong menjelang Ramadhan dipicu oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah faktor kebutuhan daging ayam potong meningkat drastis, sehingga kenaikan harga pun tidak dapat dihindari. "Setiap malam pertama Ramadahan itu, kami biasanya membuat opor ayam sebagai bentuk syukur kedatangan bulan yang penuh berkah," ungkap Sunarti salah satu warga Desa Nogosari Tekung Lumajang.(Mad/red)
Wisatawan Anak Banjiri Water Park KWT Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasca acara pelepasan sekolah para dewan guru, siswa/i dan wali murid berbondongg-bondong membanjiri pemandian kolam renang Water Park, Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT), Senin (23/06/2014). Menurut petugas pengelola kolam pemandian Water Park Lumajang, Buadi, mengatakan, Water Park beberapa pekan terakhir dibanjiri oleh para pengunjung yang didominasi oleh anak-anak tingkat dasar. "Yang banyak anak PAUD," sebutnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com, sekitar pukul 12.00 WIB. Lebih lanjut, ia menceritakan, Water Park adalah kolam pemandian yang khusus dibuat untuk anak-anak sekolah kalangan Menengah ke Bawah, berbeda dengan tempat pariwisata yang lain seperti Selokambang kebanyakan lebih umum para pengunjungnya, "Kalau orang dewasa ke Water Park tidak membawa anak-anak, masak mau mandi lawong kolamnya tidak begitu dalam, namun kalau kayak selokambang pastinya lebih umum, sebab selain kedalaman kolam renang yang mencapai 2 meter, tempatnya juga disetting sebagai kolamnya orang-orang dewasa," papar pria mantan pengelola Selokambang itu. Selain itu, Water Park juga baru selesai dilakukan perbaikan dan pengecatan. "Itu disisi dinding kolam juga baru selesai sekitar sebulan yang lalu di gambari wisata-wisata di Lumajang," tambahnya.(Mad/red)
Lokalisasi Dolly Dirintis Orang Asal Lumajang ?
Lumajang(lumajangsatu.com) - Semua tulisan tentang lokalisasi Dolly menyebut Dolores Anusion Chavid atau yang lebih dikenal dengan panggilan Dolly adalah seorang mucikari.Bahkan, dialah yang disebut-sebut sebagai orang pertama sekaligus pelopor berdirinya pusat bisnis esek-esek di kawasan Kupang Gunung.Berita-berita media massa, jurnal penelitian, dan buku-buku selama ini menulis bahwa Dolly-lah sosok yang paling bertanggungjawab atas perkembangan lokalisasi yang kabarnya terbesar se-Asia Tenggara itu.Sosok Dolly digambarkan sebagai wanita keturunan Belanda. Nama lengkapnya Dolly van der Mart. Ia mucikari yang menyediakan perempuan-perempuan penghibur, utamanya untuk para pelaut asing yang singgah di Surabaya.Surya lalu melacak sosok Dolly melalui keluarga yang masih tersisa di Surabaya.Dolly memiliki dua adik yang lahir dari ayah berbeda. Ayah Dolly meninggal, lalu menikah lagi dan memiliki dua anak. Handoyo satu di antaranya.Dia tinggal di kampung padat penduduk di kawasan Jl Adityawarman, sekitar dua kilometer dari lokalisasi Dolly.Tidak banyak yang tahu jatidiri Handoyo sebagai adik Dolly, tokoh yang terkenal itu.”Warga di kampung ini juga tidak tahu. Mungkin Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) juga tidak tahu saya adiknya Dolly,” ungkap Handoyo dilansir dari tribunnews.com.Nah, dari keluarga Dolly inilah, cerita versi lain tentang sosok Dolly muncul.“Zus (kakak) Dolly bukan mucikari, apalagi PSK. Dia sama sekali bukan,” tutur HandoyoMenurut Handoyo, pelopor pendirian lokalisasi Dolly dan Jarak yang sebenarnya Tan N Beng, perempuan keturunan Tionghoa asal Lumajang.Di dunia prostitusi, perempuan bertubuh ceking itu akrab disapa Mami Beng.Dolly sendiri, menurut Handoyo, hanyalah menyewakan rumah pada Mami BengJejak Dolly menjadi label prostitusi dimulai awal 1960-an. Ketika itu Dolly membeli tanah di kawasan Kupang Gunung. Ini lokasi yang kemudian dikenal dengan Gang Dolly.Handoyo sendiri sempat membeli sebidang tanah tak jauh dari lokasi milik kakaknya.”Tetapi saya pikir kok situasi di sana tidak baik untuk keluarga dan anak-anak. Jadi saya tinggalkan saja. Tetapi, kakak saya tetap membangun rumah yang kemudian disewa Mami Beng. "Nah, kamar-kamar di rumah itulah yang dipakai untuk kencan PSK,” ungkapnya.Sebelum membangun rumah di Kupang Gunung, Dolly dan Mami Beng menjalin kerjasama serupa di kawasan Cemoro Sewu.Lokasinya sekitar Jalan Ronggowarsito atau makam Tionghoa Kembang Kuning. Selain di daerah itu, ada pula lokalisasi di Jalan Banyuurip dekat Masjid Rahmad.Dua lokalisasi itu lantas digusur dan tidak lagi meninggalkan jejak.Begitu dua lokalisasi itu digusur, kawasan Kupang Gunung (Gang Dolly) menjadi ramai.Pengusaha lain kemudian ikut membuka dua wisma. Namun, PSK binaan Mami Beng yang paling dicari.(Tribunnews/red)
Pemkab Lumajang Siap Sambut 38 PSK Alumni Dolly
Lumajang(lumajangsatu.com) - Tim Gabungan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Kantor Sosial dan MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah berkoordinasi untuk pendataan dan pemulangan 30 PSK dari lokalisasi Dolly,"Kita koordinasi dengan Pemkot Surabaya serta Pemprov Jatim"kata As'at Malik Wabup Lumajang.Tidak hanya koordinasi pemulangan saja, namun Wabup Lumajang juga menekankan bahwa sepulang dari lokalisasi prostitusi sebagai dampak penutupan Dolly, para PSK asal Lumajang ini diharapkan tidak kembali lagi ke pekerjaan semula sebagai wanita harapan. Untuk itu, ia mengharapkan seluruh pihak melakukan sinergi guna memberikan bantuan dan pemantauan agar para PSK ini tidak kembali ke pekerjaan lamanya. Pemerintah tentu telah memikirkan pemulangan para PSK ini dengan memberikan modal usaha agar mereka tidak kembali ke pekerjaan lamanya. Saya minta seluruh Kepala Desa untuk membantu melakukan pemantauan menyangkut pemulangan PSK Lumajang dari Dolly ini. Pantau saudara-saudara kita ini karena kemungkinan ada yang menjadi warga sampeyan. Apakah mereka benar-benar pulang atau malah bekerja yang sama di lokasi lain," paparnya. Hal ini ditekankan agar penutupan lokalisasi Dolly tidak malah berdampak memindahkan PSK dengan penyebaran yang tidak terpantau di berbagai daerah di Jatim, termasuk di Kabupaten Lumajang. �Mari kita berupaya keras, untuk mengembalikan para PSK ini agar bisa bekerja halal dan bisa memperbaiki derajat kehidupannya untuk lebih baik lagi,"pungkas dia. (ray/red)