Lumajang(lumajangsatu.com) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk bekerja maksimal demi melayani masyarakat. Dalam peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-19 tahun 2015, Mendagri Tjahjo juga mengimbau Pemda untuk menyegerakan kesejahteraan masyarakat. “Karena Otda, kan, mendorong kearifan lokal, makanya dengan Otda bisa mengembangkan kearifan lokal,” ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, di halaman Kantor Kemendagri, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin 27 April 2015 dilansir dari viva.co.id. Tjahjo juga mengajak Pemda untuk membangun masyarakat mandiri, mampu mengelola Daerah Otonomi Baru (DOB) baik di Provinsi, Kabupaten dan Kota. “Dengan Otda, Saya menekankan jika membuat perencanaan pembangunan harus untuk jangka panjang, setiap pembangunan daerah juga harus dikomunikasikan dengan berbagai elemen baik daerah dan pusat sehingga hasilnya bisa dirasakan masyarakat,” katanya. Bertepatan dengan peringatan Hari Otda, Kementerian Dalam Negeri juga memberikan penghargaan kepada 3 Provinsi, 10 Kabupaten, serta 10 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Puluhan daerah itu antara lain Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DIY Jogjakarta. Di tingkat Kabupaten, penghargaan diberikan kepada Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pasangan, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tuban, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan di tingkat Kota penghargaan diterima oleh Kota Blitar, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Mojokerto, Kota Samarinda, Kota Semarang, Kota Surabaya, serta Kota Jogjakarta. “Hasil ini harus diperhatikan, untuk memacu daerah Otda lain agar bisa berprestasi,” tuturnya. Saat ini total ada 539 Otonomi Daerah, dengan rincian 34 Provinsi, 412 kabupaten dan 93 kota di seluruh Indonesia. Peringatan hari Otda sejatinya diperingati pada 25 April 2015 kemarin. Namun karena bertepatan dengan hari Sabtu dan libur, maka peringatan baru dilaksanakan hari ini. Selain mendapat penghargaan dari Kemendagri, rencananya Selasa besok tiga Kepala Daerah dan sepuluh provinsi serta sepuluh Kota berprestasi kinerja terbaik akan menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha. Sementara dua Kabupaten yaitu Tuban dan Purbalingga, serta Kota Madiun dan Mojokerto juga akan menerima tanda kehormatan Parasamya Purnakarya Nugraha dari Presiden.(viva/red)
Author : Redaksi
Pengurus Muslimat NU Randuagung Dilantik Istri Bupati Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - Hj. Tutuk Fajriyah SH melantik pengurus Muslimat NU Kecamatan Randuagung masa khidmad 2015-2020 di gedung NU Randuagung. Ratusan kader Muslimat, Fatayat dan warga NU datang dalam pelantikan tersebut. "Kita berharap pengurus ini akan menjadi pelopor dalam menjaga generasi penerus bangsa dan juga menjadi penggerak ekonomi keluarga," ujar Istri Bupati Lumajang itu kepala lumajangsatu.com, Minggu (26/04/2015). Sementara itu, Samsul Huda ketua PC NU Lumajang yang juga hadir menyampaikan program NU dalam bidang ekonomi dan juga kesehatan. NU berharap semua warga NU baik itu Muslimat, Fatayat, Ansor dan semuanya mendukung program NU menuju jam'iyah yang mandiri. "Saat ini NU sedang merintis terbentuk ruamh sakit NU dengan pembentukan klinik kesehatan NU," papar Samsul. Jika Klinik Kesehatan NU dan rumah sakit NU sudah berjalan maka NU akan menargetkan akan membuka Klinik Kesehatan di masing-masing kecamatan. "Cita-cita kedepan kita akan kembagkan klinik kesehatan NU hingga ditingkat Majlis Wakil Cabang (MWC)," jelasnya. Dalam periode kepengurusan 2015-2020 ketua Muslimat NU Kecamatan Randuagung dipegang oleh HJ. Zubaidah.(Yd/red)
Peringati Harlah ke-92, MWC NU Randuagung Gelar Dzikir Akbar dan Pelantikan Muslimat
Lumajang (lumajangsatu.com) - Dalam rangka memperingati Isra' dan Mi'raj serta Harlah NU ke-92, Majlis Wakil Cbang (MWC) NU Kecamatan Randuagung menggelar Pengajian Umum dan Dzikir Akbar. Ratusan pengurus dan kader NU se-Kabupaten Lumajang hadir dalam kesempatan tersebut yang juga dihadiri Istri Bupati Lumajang Tutuk Fajriyah As'at SH. Ketua PC NU Lumajang Samsul Huda serta perwakilan dari Pengurus Wilayah (PW) NU Jatim juga hadir. Sebelum acara dimulai, Hj. Tutuk Fajriyah yang juga ketua Muslimat NU Lumajang melantik pengurus Muslimat NU Kecamatan Randuagung masa khidmat 2015-2020. " Ini adalah wadah bersilaturrahim dan juga saling menguatkan ukhuwah islamiyah antara semua warga NU di Randuagung pada khususnya dan Lumajang pada umumnya," ujar Mujiono, S.Pd.I ketua MWC NU Randuagung, Minggu (26/04/2015). Samsul Huda ketua PC NU Lumajang dalam sambutannya menyampaikan program NU dalam bidang ekonomi dan juga kesehatan. NU berharap semua warga NU baik itu Muslimat, Fatayat, Ansor dan semuanya mendukung program NU menuju jam'iyah yang mandiri. "Saat ini NU sedang merintis terbentuknya rumah sakit NU dengan pembentukan klinik kesehatan NU sebagai cikal bakalnya," papar Samsul. Jika Klinik Kesehatan NU dan rumah sakit NU sudah berjalan maka NU akan menargetkan akan membuka Klinik Kesehatan di masing-masing kecamatan. "Cita-cita kedepan kita akan kembangkan klinik kesehatan NU hingga ditingkat Majlis Wakil Cabang (MWC)," pungkasnya.(Yd/red)
Wow Meriah,,,! Ratusan Ekor Kelinci Adu Cepat
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jika Kelinci Atau Terwilu biasanya dijadikan sebagai hewan hias dirumah, berbeda dengan kebiasaan warga Lumajang, Kelinci hewan dengan kuping panjang ini justru dilombakan dalam kerapan kelinci di Lapangan Desa Ranubedali Kecamatan Ranuyoso Lumajang, Minggu (26/04/2015). Kerapan yang diikuti sedikitnya 100 peserta lebih dari berbagai daerah di Lumajang dan Probolinggo ini memperebutkan satu unit sepeda motor sebagai hadiah utamanya. "Hadiahnya sepeda motor mas untuk juara 1A, sedangkan juara 1B mendapatkan Kulkas," papar Mukhlis salah satu panitia Kerapan saat dikonfirmasi lumajangsatu.com Dalam perlombaan kali ini, satu persatu kelinci di adu kecepatan berlarinya di lapangan dengan panjang sekira 120 meter, dan lebar 2,5 meter. Bagi kelinci yang terlebih dahulu sampai garis finis itulah pemenangnya. "Alhamdulillah kelinci saya masuk 3 besar mas," ungkap Tosan salah satu peserta dari Krucil Probolinggo. Tradisi kerapan kelinci ini tidak hanya menjadi ajang silaturrahmi bagi penggemar kelinci, namun warga setempatpun menyambut antusias balap hewan kecil mungil ini. "Unik aja mas, hewan sekecil ini bisa lari kencang," papar Muhammad Hamedi sembari tersenyum. (Mad/red)
Sering Menang Kerapan, Harga Kelinci Tembus Harga Jutaan Rupiah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Harga jual Kelinci atau Terwilu sejatinya tidaklah mahal, untuk jenis biasa hewan kecil dengan telinga panjang ini berkisar Rp.35.000 sampai Rp.50.000 per ekor, untuk kelinci hias berkisar Rp.150.000 sampai Rp.250.000 per ekor. Namun jangan kaget jika harga kelinci balap ini dapat menembus harga fantastis. "Kelinci saya ini pernah ditawar Rp.3.000.000 mas," papar Heri pemilik kelinci Piring Terbang yang memegang piala kabupaten 3 kali berturut-turut saat ditanya sejumlah wartawan diarena Kerapan Kelinci Desa Ranubedali Kecamatan Ranuyoso Lumajang, Minggu (26/04/2015). Hal senada juga diungkapkan oleh Mukhlis salah satu panitia lomba, menurutnya kerapan kelinci ini sengaja digelar oleh ratusan peternak kelinci di Lumajang untuk mendongkrak harga jual kelinci dipasaran. "Selain untuk ajang silaturrahmi, kerapan kelinci ini juga bertujuan untuk mendongkrak harga jual kelinci mas," katanya Mukhlis. (Mad/red)
Budaya Ujung, Tradisi Yang Wajib Ada Pada Acara Sedekah Desa di Gucialit
Lumajang (lumajangsatu.com) - Gucialit tak hanya kaya keindahan alam dengan hamparan kebun teh serta air terjun atau yang disebut antrukan, namun juga kaya beragam kebudayaan. Salah satunya adalah budaya ujung yang biasanya digelar dalam setiap kegiatan sedekah desa atau selamatan desa. Pada acara sedekah desa Gucialit di dusun Sidomulyo, tradisi ujung juga digelar. Bahkan sejumlah pejabat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta sejumlah kuminitas foto Insta Lumajang juga hadir dalam acara tersbut. "Kebudayaan ujung ini pasti ditampilkan dalam setiap acara sedekah desa untuk menjalin silaturrahn dan juag tolak balak," ujar Irawan warga Gucilaiti, Sabtu (25/04/2015). Budaya ujung memerlukan nyali besar bagi yang akan mengikutinya. Sebab, peserta akan beradu kuat dengan saling memukul lawan menggunakan rotan (penjalin). "Harus punya nyali besar, karena peserta saling adu pukul menggunkan rotan secara bergantian," paparnya. Sementara itu, Eko anggota Insta Lumajang menyatakan bahwa budaya ujung tersebut harus tetap dilestarikan. Sebab, merupakan budaya lokal dan termasuk salah satu wadah bersilaturrahim meskipun ekstrim karena saling ada pukul menggunakan rotan. "Bagus sekali mas, budaya yang harus dipertahankan karena tidak ada yang kalah dan yang menang dan tidak ada yang marah meski saling adu pukul walaupun termasuk ekstrim," paparnya.(Yd/red)
Tren Kejayaan Batu Akik Akan Langgeng, Ini Alasannya..!!
Jakarta (lumajangsatu.com) - Banyak yang meramal kejayaan batu akik tidak akan bertahan lama. Namun banyak juga yang menduga tren batu akik dapat terus bertahan lebih lama, bahkan sampai mendunia. "Tren biasanya cepat. Tapi ada fenomena cukup menarik karena yang memasarkan juga lapisan atas dan juga akik dijadikan souvenir itu para pimpinan KAA itu artinya sudah dipromosikan dan mendunia," kata sosiolog, Musni Umar. Ditambahkannya, upaya yang terus menerus dan kompak dalam memasarkan dan mengenalkan batu akik ke dalam dan ke luar negeri diindikasikan akan menimbulkan efek positif. "Ini tren yang bagus, seluruh lapisan masyarakat terpanggil untuk ini, ini unsur bisnis dan transaksi berjalan baik dan akan terus menjadi perbincangan di masyarakat. Itu akan menjadi gengsi tidak lagi batu akik untuk orang kecil tapi untuk orang besar kayak emas seperti berlian mutiara yang akhirnya diperdagangkan," tambahnya lagi. Namun hal sebaliknya bisa terjadi, jika upaya dan dukungan pemerintah mulai surut dan tidak ada pengembangan lagi. "Harus juga sudah mulai dilakukan promosi dan dibuat dalam bentuk yang bagus dari perak. Ke depan tergantung dari kemampuan promosi batu akik propinsi" tandas dia. Kendati demikian, eksploitasi dan sosialisasi perlu diiringi oleh peraturan pemerintah sehingga penggunaannya tidak merusak alam dan sesuai aturan.(Merdeka.com/red)
Tak Punya Biaya, Bocah Empat Tahun Warga Rowokangkung Pengidap Kelainan Jantung Hanya Terkulai Lemas
Lumajang (lumajangsatu.com) - Putri Agustin Ramadhani (4) warga Dusun Krajan Barat Desa Rowokangkung senyumnya tak lagi ceria. Pasalnya, bocah perempuan itu mengidap kelainan jantung bawaan jenis tetralogiof fallot yang mebuatnya saat ini hanya terbaring lemas. "Saya belum minta surat rujukan mas, karena kartu BPJS-nya belum keluar, katanya minggu depan. Uang kami saat ini sudah habis karena dibuat berobat anak saya," ujar Ibu Agustin, Sabtu (25/04/2015). Padahal, saat ini kondisi Putri Agustin Ramadani semikin memburuk dan sejumlah organ tubuhnya mulai berubah membiru. Dirinya hanya berarap ada keajaiban dan ada yang murah hati membantu pengobatan putrinya itu, karena dengan kartu BPJS juga tidak mungkin dibiayai secara penuh. "Ujung jari putri saya sudah membiru mas, makan juga agak sulit karena lidahhnya memutih dan seperti ada bintik-bintik merahnya," paparnya. Sementara itu, Ayah Agustin mengaku dirinya bekerja serabutan dan hanya memiliki usaha penyawaan rental PS. Namun, semua uagnya juga sudah habis untuk berobat anaknya sejak umur 2 tahun. "Kita ketahui bahwa putri kami mengidap kelainan sejak umur dua tahun, dan sekarang tinggal beberapa bulan lagi Agustin sudah berumur 4 tahun," terangnya.(Yd/red)
Ini Akibatnya Jika Anda Menggendong Tas Yang Terlalu Berat dan Besar..!!
Jakarta (lumajangsatu.com) - Baik anak sekolah, mahasiswa, bahkan pekerja kantoran kerap membawa tas dengan muatan yang cukup berat. Nah, beban tas yang cukup membuat bahu pegal ini kerap dianggap bisa membuat seseorang makin pendek. Benarkah? "Beban tas terutama ransel, yang terlalu berat tidak ada hubungannya dengan gangguan pertumbuhan tinggi badan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak," kata dr Andri Primadhi SpOT dari RS Hasan Sadikin Bandung. Meski begitu, dr Andri mengungkapkan akibat bawaan ransel yang cukup berat, mungkin saja postur tubuh dapat berubah. Tetapi, bukan mengganggu pertumbuhan. Akibat beban tas yang cukup berat, bisa timbul beberapa keluhan di antaranya nyeri di sekitar bahu, kesemutan atau kebas pada bahu dan lengan, serta kemerahan pada kulit pundak akibat penekanan tali tas. Lalu, berapakah berat bawaan tas yang dianjurkan? "Maksimal tidak lebih dari 10-15 persen dari berat badan," kata dr Andri saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Sabtu (25/4/2015). Agar bahu tidak nyeri atau kebas, dr Andri membagikan beberapa tips. Ia menyarankan, gunakan kedua strap atau tali tas di kedua pundak. Jika tersedia, gunakan pula strap pada pinggang. Jangan lupa pula untuk mengencangkan strap pada pundak sehingga tas tidak menggantung. Sementara itu, DR. H. Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre menuturkan idealnya baik anak-anak ataupun remaja beban yang dibawa oleh tubuhnya memang maksimal 15 sampai 20 persen dari berat badannya. Nah, untuk anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), pria yang akarab disapa dr Tony ini menuturkan jenis tas yang pas untuk anak-anak usia SD yakni tas ransel. Ia menambahkan bahwa panjang tas juga perlu diperhatikan. "Hindari membelikan anak tas yang ukurannya tak sesuai dengan tinggi badan anak, misalnya terlalu panjang dan hampir setara dengan lututnya. Cukup sampai pantat saja panjangnya, supaya pertumbuhan tulang punggungnya tetap bisa lurus," pesan dr Tony.(Dtk.com/red)